Surat Seorang Tentara Ubah Hidup Banyak Orang

Internasional / 29 May 2009

Kalangan Sendiri

Surat Seorang Tentara Ubah Hidup Banyak Orang

Budhi Marpaung Official Writer
5910

Apakah perang memperkuat atau melemahkan iman mereka yang berperang? Seorang pria yang telah mengumpulkan lebih dari 80.000 surat prajurit memiliki jawabannya.

Untuk Arthur Craig, surat dari anaknya, Brian adalah hal berharga yang tidak dapat diungkapkannya dengan kata-kata. Brian adalah seorang tentara berpangkat sersan yang meninggal dalam tugasnya di Afganistan.

Awal dari surat-menyurat yang dilakukan antara ayah dan anaknya ini ketika Craig menelepon Brian terakhir kalinya pada tahun 2002, beberapa hari sebelum dia dan 3 orang temannya ditemukan meninggal karena terkena ledakan bom.

Ketika itu komunikasi mereka di telepon tersebut terputus karena badai pasir yang ada di Afganistan, tempat anaknya bertugas. Pembicaraan itu terputus pada saat Craig hendak mendengar jawaban dari Brian mengenai bagaimana hubungan anaknya tersebut dengan Tuhan.

Namun, Brian mengambil inisiatif untuk melakukan korespondensi (surat menyurat) kepada ayahnya tersebut. Dalam suratnya tersebut, dia menuliskan jawaban yang ditanyakan oleh ayahnya tersebut.

"Beberapa waktu lalu, Ayah menanyakan kepada saya bagaimana hubungan saya dengan Tuhan. Terjadi sesuatu yang aneh dalam kehidupan saya. ketika berada di sini, di Afganistan, kehidupan rohani saya semakin bertumbuh. Tolong doakan saya agar bisa menjadi contoh orang yang hidup dalam Kristus," demikian bunyi surat Brian yang dibacakan oleh Craig.

Kata-kata yang ada di dalam surat tersebut memperlihatkan secara sekilas mengenai pertumbuhan iman seorang tentara. Mereka akan membuktikan bagaimana menjadi sebuah hadiah yang luar biasa.

Surat dari Brian ini merupakan salah satu bagian dari buku terbaru yang dibuat oleh Andrew Carrol, Grace Under Fire. Carrol merupakan pendiri dari Legacy Project, sebuah gerakan nasional untuk mengumpulkan surat-surat tentara Amerika.

Memperlihatkan Iman Seorang Tentara

Buku Grace Under Fire yang ditulis oleh Carrol berfokus pada surat-surat iman, seperti surat dari seorang tentara remaja yang  terlibat dalam perang saudara yang mati karena ditembak:

"Saya tidak berpikir saya akan hidup untuk melihat pagi hari, tetapi sahabat, saya adalah seorang prajurit Kristus. Saya akan bertemu kalian semua di Surga."

Ada juga surat lainnya yang menceritakan pertumbuhan rohani. Surat ini berasal dari seorang tentara tak diketahui namanya.

"Saya sendiri selalu menganggap diri saya seorang Kristen yang baik sampai saya ditangkap oleh-Nya, dan baru menyadari bahwa selama ini selama ini saya bermain-main. Saya baru tahu apa artinya sesungguhnya memiliki iman."

Walaupun surat-surat dari para tentara tersebut tidak ditulis kurun waktu tahun yang sama, dari perang Revolusioner  sampai ke Irak, Carroll mengatakan perasaan dari surat tersebut tetaplah sama.

"Apakah Anda keluar dengan senapan kuno atau F-16, Anda menghadapi kematian Anda sendiri, dan ini dengan sendirinya menyebabkan pertanyaan dan jawaban yang mendalam," ujar Carrol.

Carroll menyebut surat-surat dari para tentara ini merupakan 'Literatur luar biasa Amerika'.

"Apa yang sebenarnya terjadi adalah ketika Anda berada di zona perang, pikiran Anda berkonsentrasi pada apa yang benar-benar bermakna dan kekal dalam kehidupan, dan apakah itu? Iman dan keluarga," katanya.

Pesan Inspiratif

Dari kejadian pemboman yang menewaskan Brian dan ketiga rekannya tersebut, ada satu orang yang selamat dari peristiwa tersebut, yakni Sersan Jeff Pugmire.

Ketika Pugmire sedang bergumul untuk menerima tragedy tersebut, dia menulis surat ini kepada istrinya:

"Aku dapat memberitahu kepadamu bahwa kami tidak melakukannya untuk uang atau ketenaran atau keberuntungan. Surga tahu saya tidak akan pernah menjadi kaya," tulis Pugmire. "Kami melakukannya untuk satu sama lain. Untuk laki-laki dan perempuan yang di samping kita, namun dari semuanya itu Jennie, aku mellakukan untukmu dan gadis kecil kita yang cantik."

Pugmire percaya Brian dan yang lain tidak mati sia-sia.

"Mereka memberi hidup mereka untuk sesuatu yang mereka percayai. Sesuatu yang penting untuk mereka. Seperti yang tertulis dalam kitab Yohanes, 'Tidak ada kasih yang lebih besar daripada manusia yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Hal tersebut yang ditunjukkan oleh Brian, Justin dan Jamie," kata Pugmire. 

Di tengah-tengah kesedihan mereka, orang tua Brian memutuskan untuk membagikan isi surat dari anaknya tersebut kepada yang lain dan hal tersebut telah memberkati banyak orang. Banyak dari orang-orang yang membaca ataupun mendengar surat ini memberikan hidup mereka kepada Kristus atau berkomitmen kembali kepada Tuhan.

Siapa yang dapat menyangka bahwa satu surat, yang ditulis pada kertas catatan sederhana, dapat menangkap banyak jiwa bagi Kerajaan Surga?

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami