Korea Utara: Kim Melarikan Diri Demi Injil

Internasional / 6 May 2009

Kalangan Sendiri

Korea Utara: Kim Melarikan Diri Demi Injil

Budhi Marpaung Official Writer
5282

Banyak umat Kristiani Korea Utara yang melarikan diri ke negara tetangga mereka, Cina, untuk mencari bantuan dari umat Kristiani yang ada di negara 'tirai bambu' tersebut. Salah satu diantaranya adalah Kim Seung-min. 

Kim lolos dari cengkraman tentara Korea Utara pada pertengahan tahun 90. Ia berbagi cerita mengenai dirinya agar orang-orang yang mendengar kisahnya memberikan perhatian pada keadaan buruk dari orang-orang yang tinggal di ‘Kerajaan Hermit' (sebutan Kim terhadap negaranya, red), termasuk para pemimpin dunia.

Kim melarikan diri dari negeranya setelah menjadi kecewa dengan kondisi buruk dan kelaparan besar-besaran.

"Setiap hari saya mendengar berita tentang eksekusi lebih dari 20 politikus yang berada kamp konsentrasi di seluruh Korea Utara dan 3 juta orang yang mati karena lapar dan kedinginginan," ujarnya.

Kim telah menghadapi pemukulan-pemukulan kejam, termasuk peristiwa yang mengakibatkan jarinya patah. Ini merupakan hasil melarikan diri dari Korea Utara dan menunda meneruskan berkarir di militer di mana sebenarnya dirinya telah dinaikkan pangkatnya menjadi kapten.

Kim yang telah melarikan diri ke Cina dan bertemu dengan beberapa orang Kristiani di sana, tetapi hal itu hanya berlangsung sebentar. Tidak lama setelah melarikan diri, pihak berwenang Cina mengkestradisi Kim kembali ke negaranya karena kepercayaannya kepada Yesus Kristus.

"Ketika saya dikirim dari China kembali ke Korea Utara ada satu jembatan, sepertinya saya melintasi jembatan yang saya tahu saya akan mati. Saya tahu ini adalah waktunya," kata Kim. "Saya ingin bernyanyi sebuah lagu pujian, tapi saya tidak dapat mengingat apapun lagu pujian kepada Tuhan, jadi saya sendiri berjanji bahwa jika saya tinggal dan lolos lagi saya akan mempelajari dan menghafal lagu pujian tersebut."

Ketika Kim menjabat di militer Korea Utara, dia menulis puisi tentang kebesaran Kim Il Sung, salah satu persyaratan yang harus dihapal oleh tentara Korea Utara. Sekarang dia menulis lagu pujian bagi Allah Surgawi. Setelah didakwa hukuman mati di Onsung, Korea Utara, Kim lalu dikirim menggunakan kereta ke Pyongyang dengan beberapa orang yang bertugas melayaninya.  

"Pada hari ketiga, saya merasa kehadiran dari prajurit yang menjaga di belakang saya, saya bisa menyuruh salah satu dari mereka untuk membersihkan kamar mandi yang ada di salah satu kamar mandi kereta. Kamar mandi itu kotor sekali karena belum dibersihkan dalam tiga hari," kata Kim. "Ketika tentara ragu saya tahu saya ini hanya kesempatan untuk melepaskan diri. Tanpa berpikir, saya melompat keluar dari kereta yang sedang bergerak melalui jendela. Ketika itu, saya merasa seperti memiliki hidup sampai seribu tahun."

Dia kembali ke Cina dan berhubungan kembali dengan umat Kristiani yang pernah dia temui sebelumnya. Kim menghabiskan waktu 2½ tahun bekerja di sebuah pabrik batubara, tumbuh dalam hubungan dengan Yesus dan menyalin seluruh Alkitab sebelum pergi ke Korea Selatan pada tahun 1999.

Kim telah aktif dalam usaha untuk menjangkau orang-orang di Korea Utara dengan pesan kasih Tuhan melalui siaran radio frekuensi rendah (AM) berdurasi setengah jam yang berfokus pada berita mengenai penganiayaan yang terjadi pada umat Kristiani disana.

"Korea Utara adalah sebuah kerajaan yang jahat. Dunia tidak melakukan apa-apa dengan mereka," ujarnya dalam sebuah konferensi. "Mereka tidak memiliki prinsip hukum, menembak misil, menjual narkoba dan membuat uang dollar palsu. Satu-satunya cara untuk mencairkan hati orang Korea Utara dengan kasih dan Injil."

Kim juga kepala dari sebuah Universitas yang bernama Underground University di Seoul, Korea Selatan yang baru diluncurkannya hasil kerjasama dengan Voice of Martyrs Korea dan Kanada.

"Underground University adalah program pelatihan selama 12 bulan yang membantu Korea Utara kembali ke Korea Utara atau menjangkau saudara-saudara mereka dari Korea Utara dengan Injil. Untuk dapat memahami bagaimana Allah memanggil mereka agar melakukan itu, dan kemudian dapat melatih mereka menjadi tajam secara roh. Orang Korea Utara memiliki gagasan tentang cara terbaik untuk menjangkau negaranya," ujar Eric Foley, Direktur eksekutif dari The Voice of Martyrs Korea. "Underground University tidak melatih mereka mendalami metodologi penginjilan atau pemuridan tertentu, tetapi benar-benar tak lebih mengenai hal mendasar untuk memahami maksud Tuhan memanggil mereka, dan hal-hal yang membuat diri mereka datang dengan benar-benar luar biasa jauh lebih efektif daripada hal-hal yang kita bawa dari negara barat." lanjutnya.  

Proyek lain dari Voice of Martyrs Kanada di Korea Utara diantaranya peluncuran balon-balon injil yang membawa kitab-kitab injil ke negara tersebut, serta penyelundupan dan persediaan makanan ke bangsa yang terisolasi.

Sumber : cbn.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami