Pemimpin Gereja Dunia Melawan Diskriminasi Sistem Kasta

Internasional / 30 April 2009

Kalangan Sendiri

Pemimpin Gereja Dunia Melawan Diskriminasi Sistem Kasta

Tammy Official Writer
4729
Para pemimpin gereja dari seluruh dunia mendengar kisah-kisah nyata mengenai ketidak-adilan yang ada di India dikarenakan sistem kastanya pada sebuah konferensi di Bangkok bulan Maret lalu, dimana beberapa pemimpin mengisukan pernyataan tegas melawan diskriminasi karena sistem kasta.

"Pemerintah yang mengesampingkan seluruh bagian dari warga mereka - atau mengijinkan perlakuan seperti itu terjadi di masyarakatnya - adalah tidak kompeten untuk memerintah," tulis Rev. Dr. Ishmael Noko, sekretaris jenderal dari Lutheran World Federation, dalam sebuah pernyataan yang dibacakan sewaktu konferensi yang diwakilkan oleh dirinya, menurut World Council of Churches. "Dan setiap anggota dari komunitas internasional yang mengetahui tetapi mengesampingkan isu tersebut adalah kejahatan seturut dengan sistem kekerasan akan kemanusiaan yang dihasilkan dari sistem tak adil ini."

Diantara kisah-kisah nyata yang dibicarakan di konferensi ada satu mengenai pria dan wanita muda, kedua-duanya lulus perkuliahan, dipaksa untuk meminum racun di depan kerumunan publik tak lama setelah pernikahan mereka. Tubuh dari pasangan yang berasal dari pedesaan di selatan India ini kemudian dikubur.

"Kejahatan" mereka sangatlah sederhana dikarenakan sang suami adalah seorang Dalit dan istrinya adalah Vanniyar yang status kastanya lebih rendah.

Menurut sistem kasta, Dalit telah "terpolusi" dan tidak bisa saling menikah bahkan dengan anggota yang berasal dari kasta paling rendah.

Bishop Dr. Vedanayagam Devasahayam dari Church of South India, Madras Diocese menunjukkan bahwa beberapa gereja di India mempraktikkan diskriminasi bagi Dalit juga. Devasahayam sendiri adalah seorang Dalit.

Beberapa jemaat non-India memperhatikan bahwa beberapa gereja di India memiliki antrian terpisah untuk kaum Dalit yang dahulu dianggap untouchable alias tak tersentuh, dan posisi-posisi kepemimpinan sangat kuat dipegang oleh pria-pria non-Dalit.

"Kami menginginkan gereja India mendeklarasikan identitasnya sebagai gereja dan juga bagi kaum Dalit, sebagai tanda mempekerjakan kebebasan mereka," ujar Devasahaya, menurut WCC. "Kami juga menginginkan gereja India untuk memeluk ekspresi dari kebudayaan Dalit dalam kehidupan gereja, penyembahan, dan teologi."

"Sebagai gereja-gereja, kita mengaku bahwa kita semua adalah anggota dari satu tubuh dalam Kristus, seluruh tubuh merasakan luka yang dirasakan oleh satu anggota tubuhnya," ujar Rev. Vincent Manoharan dari National Campaign for Dalit Rights. "Bisakah salah satu bagian tubuh dari Tubuh Kristus dianggap ‘tak tersentuh'? Setiap orang adalah ‘tersentuh' oleh Tuhan. Tak seorangpun bisa dikesampingkan dari karunia."

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami