Anakku Selamat Setelah Jatuh Dari Lantai Lima

Family / 17 March 2009

Kalangan Sendiri

Anakku Selamat Setelah Jatuh Dari Lantai Lima

Budhi Marpaung Official Writer
6512

Hari-hari Dila yang menyenangkan tiba-tiba dikejutkan oleh suatu peristiwa. 6 Maret 2007 menjadi hari terburuk dalam hidupnya, ketika dia mendapatkan kabar buruk dari pembantunya.

Dila yang saat itu berada di luar rumah karena sedang berkumpul teman-temannya sehabis pulang kerja, terkejut mendengar kabar bahwa anaknya, Azarya mengalami kecelakaan. Azarya terjatuh ke playground lantai 1 dari tempat tinggal mereka yang berada di lantai 5.

Mendengar kabar anaknya mengalami kecelakaan, Dila bersama temannya berangkat ke rumah sakit, tempat Azarya dilarikan. Salama dalam perjalanan ke rumah sakit, Dila mengalami gejolak batin. Dalam perasaan yang tidak menentu dan pikiran-pikiran negatif yang muncul di benaknya, Dila terus berdoa kepada Tuhan Yesus agar DIA melepaskan anaknya, Azarya dari jerat maut. Sesampainya di rumah sakit, Dila tidak langsung masuk ke ruang Unit Gawat Darurat (UGD), tempat anaknya berbaring karena dia merasa deg-degan akan jawaban doa yang dipanjatkan kepada Tuhan Yesus.

Akhirnya, Dila memberanikan diri masuk ke ruang UGD untuk menemui anaknya. Ketika masuk, Dila menemukan anaknya sudah berlumuran darah dengan tangan yang patah dan wajah yang dipenuhi luka. Saat Dila memperhatikan azarya, tiba-tiba Azarya membuka matanya dan tersadar dengan keberadaan dari mamanya yang ada di dekatnya. Melihat mamanya, Azarya langsung menangis dan marah karena mamanya pada saat itu belum pulang ke rumah.

Melihat sikap yang ditunjukkan Azarya tersebut kepadanya, Dila merasa lega karena kondisi anaknya yang masih hidup dan dalam kondisi yang sadar (normal). Saat itu juga, Dila mengucap syukur kepada Tuhan karena tidak hanya menjawab doanya yakni menghindarkan maut dari hidup anaknya, tetapi juga terhindar dari cacat tubuh.

Musibah yang dialami Dila dan keluarganya, menegur Dila dari kebiasaannya yang suka kumpul dengan teman-teman kerjanya sehabis pulang kerja. kebiasaannya ini membuat Dila selalu tiba di rumah pada malam hari.  

Awal kebiasaan Dila yang tidak lekas pulang ke rumah dan berkumpul dengan teman-teman kantornya adalah untuk menghindari macet di jalan. Setelah dijalani, lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan. Dila mengakui, bahwa kebiasaan berkumpul dengan teman-temannya memiliki daya kuat dibanding harus segera pulang ke rumah, walaupun pada saat itu dia pulang cepat. Dila merasa bahwa kejadian yang menimpa anaknya adalah kesalahan dia karena dialah yang paling bertanggung jawab karena menganggap bahwa mereka tidak menghargai pemberian yang Tuhan telah berikan dalam hidup Dila dan suaminya.

Ketika berada di rumah sakit, Azarya menjalani scan dan mendapati bahwa anaknya mengalami geger otak ringan. Atas izin dari Dila dan suaminya, akhirnya dokter rumah sakit tersebut mengoperasi Azarya yang mengalami patah tulang.

Dila yang menemani Azarya ketika berada di rumah sakit melihat karya Tuhan yang luar biasa terjadi di dalam hidup keluarganya. Azarya yang jatuh dari lantai 5, hidupnya dapat terselamatkan dan tidak mengalami cacat sedikitpun. Dila percaya bahwa tangan Tuhanlah yang memegang Azarya sehingga terhindar dari semua hal-hal yang buruk.

Setelah sebulan mengalami perawatan, akhirnya Azarya dapat sembuh total. Dila mengucap syukur kepada Tuhan atas segala perbuatan-Nya dan tidak menganggap kecelakaan anaknya adalah musibah, melainkan Mukjizat. Dila juga diingatkan mengenai prioritas. Anak-anak yang dia miliki bersama suaminya adalah berkat, sudah selayaknya dia memelihara dan membesarkan berkat dari Allah tersebut.

Setelah kejadian kecelakaan Azarya, Dila langsung mengubah kebiasaannya yang lama. Kalau dahulu, pulang dari kerja, berkumpul dahulu dengan teman-temannya, sekarang, Dila langsung pulang ke rumah. Melihat perubahan yang dia lakukan, Dila melihat kebahagiaan di mata anak-anaknya. Dari kejadian yang menimpa anaknya, Dila percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Kalau nyawa Azarya, anaknya dijaga, pasti Tuhan juga melakukan yang terbaik bagi dia dan keluarga di bidang-bidang lainnya.

(Kisah ini ditayangkan 17 Maret 2009 dalam acara Solusi Life di O'Channel)

Sumber Kesaksian:

Dila Kana

Sumber : V090310104417
Halaman :
1

Ikuti Kami