Desa Delabayan: Secercah Harapan Perdamaian Muslim dan Kristiani Filipina

Internasional / 13 February 2009

Kalangan Sendiri

Desa Delabayan: Secercah Harapan Perdamaian Muslim dan Kristiani Filipina

Budhi Marpaung Official Writer
4105

Desa Delabayan, Filipina Selatan, hari-hari ini sedang menghirup udara perdamaian. Perdamaian yang baru dijalin antar kaum Muslim dan kaum Kristiani di Desa Delabayan dicapai dalam waktu yang tidaklah cepat.

Sebelum tahun 2000, tidak ada kaum Kristiani yang bisa masuk ke desa ini. Desa Delabayan merupakan salah satu tempat yang dipakai kaum pemberontak Islam Moro (MILF) sebagai tempat persembunyian.

Penduduk desa Delabayan memiliki pengalaman tidak mengenakkan dengan umat Kristiani karena tentara Kristiani Filipina pernah membakar habis desa mereka. Hal ini terjadi ketika peperangan hebat antara tentara Kristiani Filipina dengan kaum pemberontak Moro.

Jasmin Moner, seorang pelajar belia harus berhenti sekolah karena keluarga mereka harus pindah rumah.

"Saya melihat beberapa tentara menembakkan senjata mereka. Wanita yang sedang hamil tua. Mereka tidak punya makanan, air," kenang Jasmin. "Kejadian buruk apa yang akan terjadi jika kami bukan musuh, umat Kristiani meremehkan kami. Mereka pergi begitu saja dari kamu."

Kebaikan Mengalahkan Kejahatan

Desa Delabayan mulai berubah. Perubahan ini terjadi setelah sebuah organisasi Kristiani yang menawarkan bantuan untuk memulihkan keadaan mereka tidak hanya dalam hal pembangunan kembali (renovasi) rumah mereka, akan tetapi juga membantu hidup mereka.

Proyek ini diberi nama Proyek I.S.L.A.M (I Sincerely Love All Muslims). Pastor Lad adalah salah satu pekerja sepenuh waktu di Delabayan yang mengambil bagian dalam Proyek I.S.L.A.M mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan melalui proyek ini adalah untuk membantu penduduk desa Delabayan dan menjangkau mereka melalui kasih, serta diharapkan dapat membantu rekonsiliasi antara umat Kristiani dengan umat Muslim yang ada disina.

Perang Membuat Hubungan Penduduk Delabayan Semakin Dekat

Beberapa bulan lalu, desa terdekat dengan desa Delabayan hancur karena terjadi peperangan hebat antara tentara Filipina dengan kaum pemberontak. Penduduk desa tersebut akhirnya dievakuasi dan kaum Kristiani datang membantu. Semenjak itulah terjadi hubungan yang spesial antara Umat Muslim dan Kristiani desa Delabayan.

"Kami menghargai saudara kami, kaum Kristiani datang kemari ke dalam situasi yang tegang saat ini dengan maksud baik yang disampaikan oleh kelompok pemberontak Moro yang mengatakan bahwa komunitas Kristiani berdoa bagi kami," kata Sultan Kamlon Moner. "Juga, kaum Muslim disini juga berdoa untuk saudara-saudara kami, umat Kristiani.

Moner sangat percaya bahwa anak-anak mereka harus berpendidikan. Hal inilah yang menjadi rasa syukurnya atas pemberian pendidikan perguruan tinggi secara gratis yang mereka terima melalui Proyek I.S.L.A.M.

Belajar Untuk Mengasihi

Jasmine, putri dari Sultan Kamlon Moner merupakan salah satu penerima beasiswa yang diberikan oleh Proyek I.S.L.A.M dan sekarang bekerja sebagai pekerja sosial di sebuah sekolah Kristiani.

"Ini adalah yang menjadi kerinduan saya, yakni membantu mereka yang telah membantu saya," kata Jasmin. "Saya menyadari jika umat Kristiani bisa membantu umat Muslim mengapa umat Muslim tidak membantu umat Kristiani juga. Saya juga ingin menunjukkan kepada umat Kristiani bahwa umat Muslim dapat menjadi teman mereka."

Keberhasilan yang didapat oleh Jasmin membuat saudara laki-lakinya, Margani mengikuti jejak dia. Margani akhirnya mengambil keputusan untuk keluar dari kelompok pemberontak Moro dan menjadi warga sipil. Margani sekarang ini merupakan seorang mahasiswa tingkat dua jurusan Hukum.

Perdamaian yang masih terjalin belum lama di desa Delabayan membuat umat Kristiani maupun Muslim terus berusaha mempertahankan. Entah sampai kapan perdamaian diantara umat Kristiani dan Muslim ini terjalin. Mari kita sama-sama berdoa agar tangan Tuhan turut campur tangan dalam perdamaian yang sedang dibangun di desa Delabayan.

Sumber : CBN.com/bm
Halaman :
1

Ikuti Kami