Misionaris Finansial Khotbahkan Selamatkan Uang

Internasional / 2 February 2009

Kalangan Sendiri

Misionaris Finansial Khotbahkan Selamatkan Uang

Puji Astuti Official Writer
5668

Pada saat yang berat seperti saat ini, gereja yang sebelumnya fokus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa sekarang mengirimkan misionaris untuk membantu orang-orangnya menyelamatkan dolar.

Salah satu yang menganggap dirinya adalah "misionaris finansial" adalah Kevin Cross. 

 

Hari itu Kevin berada di gereja Fort Lauderdale, di hadapan ratusan orang yang berseru dengan segenap hati, "Amin!!"

 

Tetapi yang di khotbahkan Kevin bukanlah tentang kabar keselamatan, sepanjang hari itu ia mengajar jemaat tentang personal finance.

 

"Menurut definisi, misionaris adalah orang yang di kirim kepada mereka yang ada dalam sebuah kebutuhan besar," jelas Kevin.

 

Pada hari-hari ini, kebutuhan yang besar muncul di benua Amerika, dan sacara simultan terus bertambah jumlah gereka dan kelompok religius yang membutuhkan "misionaris finansial." Misi mereka adalah mengkotbahkan dan mengajarkan tentang manajemen uang dan penyelamatan finansial di saat krisis ini.

 

Chris Lloyd dulunya adalah pegawai bagian keuangan untuk rumah sakit daerah North Broward, dan sekarang menjabat sebagai kepala keuangan dan pendeta penatalayanan di gereja First Baptist, Fort Lauderdale. Gereja mereka saat ini memberikan bantuan kepada jemaat dengan memberikan konseling yang mengalami masalah keuangan.

 

Chris mengatakan bahwa beberapa gereja membutuhkan pelayanan yang sama pada 20 tahun lalu,  sekalipun penekanannya lebih kepada membantu jemaat untuk memenuhi mandat rohani untuk memberi dan menabung dengan sikap yang bertanggung jawab.

 

Robert Katz, seorang pelayan Tuhan dan penulis buku The Salomon Portfolio: How to Invest Like a King, dia setuju dengan gerakan yang terjadi saat ini. Jemaat membutuhkan konselor keuangan yang religius dan memiliki dasar-dasar iman dan moral berdasarkan Alkitab.

 

"Beberapa tahun lalu, pendeta gereja saya dan saya menyadari bahwa gereja sangat pandai dalam mengajarkan jemaatnya untuk memberikan sepuluh persen uang mereka," dia mengatakan itu mengarah kepada perpuluhan, "tetapi mereka sangat buruk dalam mengajar bagaimana mengatur 90 persen sisanya."

 

Melihat dari sisi pandang ini, memang hal tersebut benar. Seringkali gereja hanya terfokus mengkotbahi jemaat untuk memberi perpuluhan, memberi persembahan dan terus memberi. Namun mereka jarang bahkan mungkin tidak pernah mengajarkan bagaimana mengurus uang, bagaimana berinvestasi, dan bagaimana supaya tidak berhutang. Sebuah pemikiran yang baik untuk gereja dan tubuh Kristus, semoga menjadi inspirasi juga bagi gereja-gereja di Indonesia.

Sumber : Miamiherald.com
Halaman :
1

Ikuti Kami