Yunani Lumpuh: Luapan Kekesalan pada Korupsi dan Pengangguran

Nasional / 11 December 2008

Kalangan Sendiri

Yunani Lumpuh: Luapan Kekesalan pada Korupsi dan Pengangguran

Tammy Official Writer
4143
Nama Alexandros Grigoropoulos (15) bukan selebriti di Athena, Yunani. Ia hanya seorang remaja yang masih sekolah. Tetapi, kematian Grigoropoulos di tangan polisi, akhir pekan lalu, menjadi pemicu luapan kekesalan atas korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan angka pengangguran yang tinggi di negara itu.

Selama empat hari ini, negara di ujung Semenanjung Balkan ini dilanda kerusuhan, penjarahan, dan aksi protes yang merebak di sejumlah kota, termasuk Athena. Kondisi Yunani semakin kelabu dengan munculnya aksi mogok serikat buruh yang melumpuhkan seluruh negeri.

Masyarakat Yunani, terutama kaum muda, sudah lama merasa tak puas dan marah dengan korupsi di tubuh aparat pemerintahan. Kondisi yang menyebabkan pemerintah gagal mencegah kemerosotan ekonomi negara itu; tidak sanggup menciptakan lapangan kerja.

Kerusuhan YunaniKemarahan ini terungkap saat 300 siswa berdemonstrasi di pusat kota Athena, Selasa lalu. "Teror tidak akan menghentikan kami. Satu tergeletak, ribuan lain akan berjuang," teriak mereka. Polisi dituduh sebagai "penjahat" karena menembak Grigoropoulos.

Analis politik Yunani mengatakan, meletusnya kemarahan di kalangan kaum muda ini hanya menunggu momentum. "Titik didih sudah melonjak dan penembakan hari Sabtu itu hanya pemicu," ujar Theo Livanios dari Institut Opini yang berbasis di Athena.

"Ledakan kemarahan kaum muda ini pertama diarahkan kepada polisi, tetapi kemudian diarahkan kepada pemerintah karena tidak terlihat berupaya menciptakan keadaan yang lebih baik," ujarnya.

Magda (27), pekerja hotel di Athena, berpendapat bahwa polisi bertindak keras karena mendapat arahan dari pemerintah. Pemerintah yang menyuruh polisi bertindak represif dan meneror pemrotes.

PM Karamanlis gagal

Kerusuhan YunaniPolisi Yunani bertahun-tahun mencoba memperbaiki reputasinya dalam penyalahgunaan kekuasaan yang diraihnya selama pemerintahan diktator militer tahun 1967-1974. Saat itu junta membatasi banyak kebebasan sipil, menahan dan menyiksa lawan politik, terutama dari Partai Komunis Yunani.

PM Costas Karamanlis saat terpilih tahun 2004 berjanji mengatasi korupsi dan memperbaiki pelayanan publik. Kenyataannya, korupsi, suap, dan pungutan liar terus merajalela. Ini membuat kondisi ekonomi Yunani terus memburuk dan penciptaan lapangan kerja semakin menipis.

Petros Rembolis, periset pada Konfederasi Umum Serikat Pekerja Yunani (GSEE), memperkirakan pasar angkatan kerja hanya bisa menyerap setengah dari 80.000 lulusan universitas di negeri itu setiap tahun. Dikatakan, banyak dari lulusan universitas itu menerima upah 400 hingga 500 euro (Rp 5,4 juta hingga Rp 6,4 juta) per bulan. Padahal, tingkat harga barang sama tingginya seperti di Jerman dan Perancis. "Pilihannya adalah menganggur, migrasi, atau dieksploitasi," ujar Rembolis.

Anastassia Kotzamani, lulusan sosiologi, mengakui, peluang baginya memperoleh lapangan kerja hanya dengan bermigrasi ke luar negeri. "Kami tidak bisa berharap pada pemerintahan ini lagi. Saya berusia 25 tahun, sudah lulus kuliah, tetapi tidak tersedia lapangan kerja," ujarnya.

Grigoropoulos tadinya hanyalah seorang remaja 15 tahun yang dikenal oleh temannya di sekolah dan tempat tinggalnya. Kematiannya melambungkan namanya.


Sumber : kompas.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami