Akademisi Yang Menjalani Kehidupan Ganda Jual Narkoba

Family / 22 November 2008

Kalangan Sendiri

Akademisi Yang Menjalani Kehidupan Ganda Jual Narkoba

Tammy Official Writer
6231
Di balik tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap anak-anaknya, Ibu Tobing sudah ditinggal meninggal oleh suaminya disaat anak-anaknya masih kecil dengan kondisi yang tidak bisa apa-apa.

"Tindakan kekerasan dari orangtua kami, itu yang membuat kami berontak. Tapi di lain sisi, kami tidak mau berontak secara frontal. Kami tidak mau berontak terang-terangan kepada orang-tua kami karena kami menyadari kondisi dan keadaan beliau. Kalau sudah seperti itu, saya nggak bisa ngapa-ngapain, saya lebih banyak diam. Dan saya menangis, dan di dalam hati saya timbul rasa penyesalan. Kenapa saya tidak seperti anak-anak yang lain?" ungkap Tri Dharma, putra Ibu Tobing.

"Namanya anak-anak, ingin sedikit menikmati seperti apa yang anak lain nikmati. Sehingga kami merasa ada perbedaan seperti itu. Itu yang tidak mungkin kami dapatkan," tambah Tri Dharma.

Ibu Asimah Tobing mengatakan, "Di dalam keuangan pun saya sungguh sangat minim memberikan mereka. Memang saya didik mereka untuk lebih mengerti keadaan saya."

Menjadi pecandu dan pengedar narkoba dijalani Dharma dan saudara-saudaranya demi kehidupan yang lebih baik.

"Kami ini sebenarnya ingin menonjol, kami ingin diakui. Tapi untuk menonjol dan bisa diakui, itu butuh modal yang banyak. Butuh uang yang banyak untuk memiliki kesempatan seperti yang anak-anak muda nikmati kalau tanpa berjualan drugs ini. Itu sebabnya saya abaikan norma-norma," ungkap Tri Dharma.

Di balik rasa ingin diakui, Dharma adalah seorang anak yang dikenal baik dan justru berprestasi.

Tri Dharma"Saya sempat menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah tertentu. Jadi bisa dibilang, di kampus walaupun saya terlibat narkoba, saya tetap berprestasi. Rata-rata orang mengenal saya baik bukannya buruk. Yang tahu saya terlibat narkoba hanyalah orang-orang yang beli narkoba dari saya. Di luar itu, mereka tidak ada yang tahu. Ke orang lain pun saya bersikap ramah dan baik," Tri Dharma menjelaskan tentang kehidupan gandanya yang lain.

Seiring berjalannya waktu, berbagai peristiwa terjadi dalam kehidupan Dharma.

"Kami sudah merasakan nikmat, glamor, dan kejayaan. Dan pada satu titik, kami merasa lelah dan kekosongan yang belum kami dapatkan yang perlu kami isi. Tapi saya gak pernah menyadari dan tahu apa sebenarnya yang bisa mengisi kekosongan kami itu," ujar Tri Dharma.

Tri Dharma pun mengakui ada rasa takut mati, karena ada beberapa temannya yang telah mati karena over-dosis.

Sebagai umat Kristiani yang pada saat itu belum mengerti penuh, ia menyadari bahwa tidak ada Jalan lain kepada Bapa tanpa melalui Anak-Nya. Tri Dharma tahu bahwa ia tidak akan pernah bisa masuk surga jika ia belum terima Yesus secara sungguh-sungguh dalam hati dan hidup. Itulah yang membuat Tri Dharma takut akan kematian. Karena meskipun ia seorang Kristiani, ia merasa ia belum menerima Yesus Kristus.

Keinginan mereka yang begitu besar, tidak mereka sertai dengan keputusan yang benar. Hingga suatu saat, dengan kecerobohan mereka justru mereka ketahuan.

"Waktu ketahuan, Ibu kami merasa begitu hancur hati. Saudara, keluarga besar kami juga sangat-sangat terpukul. Karena yang mereka tahu, kami adalah anak-anak yang manis dan baik," ungkap Tri Dharma setelah rahasia ini terkuak.

"Begitu saya mendengar hal itu, saya sebenarnya rasanya sudah mau mati. Karena saya katakan - saya memperjuangkan kalian, tapi kalian tikam saya dari belakang," ungkapan kekecewaan Ibu Tobing akibat perilaku ketiga anaknya.

Tapi dalam hati Ibu Tobing, ia meminta ampun kepada Tuhan apabila selama ini justru Ibu Tobing yang bersalah mendidik anaknya.

"Saya merasa gagal," ungkap Ibu Tobing lirih.

Tri DharmaIbu Tobing pun menyelesaikan masalah ini. Ibu Tobing meminta maaf kepada anak-anaknya. Begitu pula anak-anaknya kepada Ibu mereka. Mereka sampai meraung meminta maaf kepada Ibu mereka.

"Saya angkat mereka, saya peluk... Lalu saya katakan - Tuhan masih mau memberkati kita," kisah Ibu Tobing mengungkapkan sewaktu mereka rekonsiliasi.

Setelah enam bulan direhabilitasi, akhirnya Dharma bisa lepas. Di dalam kekosongan hidupnya, Dharma mulai mencari siapakah Pribadi yang bisa menyelamatkan dia dari kematian dan mengisi kekosongan hidupnya.

Di suatu acara, akhirnya Dharma menemukan jawaban yang selama ini menjadi kerinduannya.

"Di dalam KKR itu saya mengalami yang namanya ‘hancur hati.' Hamba Tuhan yang di mimbar berkata - Ada seorang anak muda yang mau dipakai Tuhan dengan luar biasa. Kalau dia bersedia, kalau dia siap... Maju ke depan," kisah Tri Dharma mengenai pertobatannya.

Entah mengapa, bagi Tri Dharma, tantangan tersebut adalah untuk dirinya. Tri Dharma pun lari maju ke depan. Di depan hamba Tuhan tersebut tumpang tangan dan berdoa bagi dirinya.

Tri Dharma"Kamu mau dipakai Tuhan secara khusus menjadi hambanya dengan luar biasa," ucap hamba Tuhan tersebut Tri Dharma.

Pada momen perjumpaan Tri Dharma dengan Kristus untuk pertama kalinya, Tri Dharma menangis sejadi-jadinya.

Setelah peristiwa itu, kehidupan Dharma terus dipulihkan. Lembaran baru untuk kehidupan Dharma dimulai.

"Jika diliat dari kejatuhan mereka, tiga-tiganya sekaligus, saya rasa tidak mungkin lagi mereka hidup. Boleh saya katakan, saat ini mereka sampai bisa menjadi saksi bagi saudara, bagi tetangga, juga bagi teman-temannya. Bagaimana hubungan kami sekarang, dengan ketiga anak saya, betapa mereka menghormati saya sebagai Ibu. Itu yang menjadi kesaksian kasih yang hidup dalam kehidupan kami yang Tuhan taruhkan bagi anak-anak ini, dan juga bagi saya," Ibu Tobing mengungkapkan dengan senang perasaannya setelah keluarganya dipulihkan.

Tri Dharma pun mengungkapkan, "Sekarang saya merasa semakin di dalam Tuhan, semakin saya merasa semakin berani menjalani hidup ini dan tidak takut apapun. Dulu hidup saya, bisa dikatakan tidak berarti karena saya merasa waktu itu hidup di dalam dunia yang gelap. Tapi semenjak saya terima Yesus, saya merasa hidup saya berarti."

(Kisah ini ditayangkan pada 21 November 2008 dalam acara Solusi Life di O'Channel) 

Sumber Kesaksian:
Tri Dharma

Tri Dharma

Sumber : V081127112729
Halaman :
1

Ikuti Kami