Jangan Jadi Investor Tanggung

Investment / 17 November 2008

Kalangan Sendiri

Jangan Jadi Investor Tanggung

Puji Astuti Official Writer
2944

Walau bukan pebisnis dan tidak bekerja di bidang keuangan, menjadi investor bijaksana sebenarnya bukan hal yang muluk. Yang paling utama harus dilakukan,  adalah membuat panduan kebijakan investasi pribadi, yang populer disebut investment policy statement.

Panduan ini harus memuat tujuan dan periode waktu investasi yang spesifik. Misalnya, tujuan investasi Anda adalah membeli rumah. Berarti, Anda sudah harus mengetahui harga rumah tersebut dan memiliki ancang-ancang kapan akan membelinya. Selain itu, dana yang dikeluarkan untuk investasi juga tidak boleh sembarangan. Minimum ada dana cadangan, yakni pengeluaran rata-rata dalam sebulan dikali tiga.

Langkah berikutnya adalah mengenali profil risiko. Profil risiko ini baru bisa dibuat setelah mengidentifikasi beberapa hal, yaitu kekuatan dana dari total aset tunai dan non-tunai, jumlah dana cadangan, besarnya kewajiban utang, pemahaman akan produk investasi yang akan dipilih (produk keuangan, logam mulia, properti, atau bisnis), dan usia. Menurut Mike, makin tua usia seseorang, ia akan makin sulit menoleransi risiko. Jadi, kalau sudah tua, tak usahlah berinvestasi yang neko-neko dan berisiko tinggi.

Yang juga perlu diingat adalah membuat diversifikasi investasi. Investor bijak tidak akan menaruh semua modalnya dalam satu keranjang. Diversifikasi ini bisa dibuat dengan membuat pie chart dan kemudian membaginya menjadi tiga hal, yaitu:

1. Emergency monthly expense. Ini adalah dana untuk situasi darurat dan menjaga likuiditas (ketersediaan uang tunai), yang besarnya antara 3 - 12 kali pengeluaran rata-rata per bulan. Dana ini sebaiknya dimasukkan di tabungan atau kombinasi produk investasi lain dengan risiko rendah, seperti deposito dan reksa dana pasar uang. Sehingga, jika ada situasi mendesak, bisa diambil sewaktu-waktu tanpa harus kehilangan nilai investasi awalnya.

2. Income (pendapatan tetap). Ini berupa jenis investasi berbasis pendapatan tetap, misalnya ORI, obligasi, reksa dana pendapatan tetap, dan emas.

3. Growth (pertumbuhan). Ini adalah investasi yang memiliki risiko menengah cenderung tinggi, misalnya properti (tanah dan bangunan) dan saham.

Yang tak boleh alpa dilakukan adalah terus memonitor atau merevisi laporan keuangan investasi Anda, sambil tetap mengecek keabsahan semua informasi.

Jadilah Investor Kritis

Berikut ini adalah sejumlah hal yang perlu Anda pahami sebelum memutuskan untuk berinvestasi, yaitu:

1. Carilah informasi tentang latar belakang dan kinerja perusahaan investasi tersebut, termasuk individu yang menangani rekening Anda.

2. Mintalah informasi lengkap tentang risiko, kewajiban, komisi, biaya pembelian, biaya manajemen dan servis, biaya transaksi dan penjualan, serta penalti.

3. Mintalah salinan seluruh formulir dan kontrak investasi. Bila memiliki konsultan hukum, berkonsultasilah dengannya secara mendetail.

4. Mintalah rekening koran (account statement) yang akurat dan mudah dipahami.

5. Pahami persyaratan yang mereka tetapkan.

6. Tanyakan kepada lembaga pengawas untuk memastikan lisensi dan tindakan disipliner (bila ada) terhadap perusahaan investasi itu.

7. Kalau merasa pengetahuan Anda masih sedikit, berburu ilmulah dengan mengikuti workshop yang kerap diadakan Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Jadi, jika Anda benar-benar ingin berinvestasi jangan tanggung-tanggung. Seriusi dan pastikan Anda telah tahu segala aspek dari investasi yang Anda pilih.

Sumber : anugerahadiwarta.org/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami