Pemimpin Dunia Janjikan Toleransi Beragama

Nasional / 14 November 2008

Kalangan Sendiri

Pemimpin Dunia Janjikan Toleransi Beragama

Tammy Official Writer
4471

Para pemimpin dunia yang menghadiri konferensi lintas agama PBB yang disponsori Arab Saudi di New York, Amerika Serikat (AS), menjanjikan toleransi beragama, meski tetap memperlihatkan perbedaan pendapat terhadap sejumlah isu sensitif, seperti konflik Arab-Israel.

Pada pertemuan di markas PBB yang dihadiri para wakil dari 80 negara, itu, Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz Al Saud, pemimpin aliran Islam ultra-ortodoks Wahhabi, menyerukan perdamaian dan harmoni, diikuti para pembicara lainnya yang menyebut bahwa semua agama besar di dunia mendukung toleransi beragama.

Raja AbdullahBagaimanapun sejumlah isu sensitif akhirnya muncul ke permukaan, seperti konflik Arab-Israel, serta kemarahan atas kebijakan sosial dan ekonomi Barat. Meski tidak didiskusikan, yang juga mencuat adalah jurang perbedaan antara Barat dan negara-negara Islam, terkait penilaian apakah toleransi beragama juga menyangkut kebebasan individu.

Pada pidato pembukaan, Presiden Majelis Umum PBB Miguel d`Escoto Brockmann, turut menyerang keserakaan tak terkendali Barat. Raja Yordania, Abdullah II juga mengkritik kebijakan Barat, yang disebutnya telah menyudutkan Islam sebagai satu bentuk ketidakadilan karena ketidaktahuan.

Jika Raja Abdullah II, seperti para pemimpim muslim lainnya melihat tidak toleran dan penilaian buruk terhadap Islam sebagai persoalan, para wakil dari Barat menyampaikan keberatan atas kurangnya kebebasan pribadi di negara-negara Islam.

20 Kepala Negara

Sekitar 20 kepala negara dan pemerintahan akan berbicara pada konferensi ini, termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush. Namun selama pertemuan, dia diwakili oleh Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice.

Ban KimDi Washington, Juru Bicara Gedung Putih, Dana Perino mengatakan, Bush yakin Raja Arab Saudi telah mengakui, bahwa ada jalan panjang yang masih harus dilalui, dan dia telah berusaha membuat sejumlah langkah untuk mencapai tujuan tersebut.

Hal itu disampaikan mengingat Wahhabi, yang dipimpin Raja Arab Saudi, adalah aliran Islam yang tidak mengakui agama lain. Mewakili Prancis, mantan Perdana Menteri Alain Juppe menyuarakan agar para pemimpin negara Arab mendorong terbangunnya toleransi serta turut mengkonsolidasikan perdamaian.

Tetapi, dia juga bersikeras pada persoalan hak asasi manusia, terutama pengakuan kebebasan yang tidak dibatasi untuk memilih keyakinan. Dia juga menyinggung persoalan kebebasan berbicara. "Kebebasan beragama tidak akan dapat dicapai tanpa kebebasan berbicara, meski kadang itu digunakan untuk menyampaikan ejekan," katanya.


Sumber : suarapembaruan.com/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami