Katolik Dan Ortodoks Coba Jembatani Perbedaan

Internasional / 31 October 2008

Kalangan Sendiri

Katolik Dan Ortodoks Coba Jembatani Perbedaan

Puji Astuti Official Writer
9235

Pemimpin Kristen Ortodoks sedunia berdoa bersama Paus Benedict XVI di Sistine Chapel sekaligus menyerukan kepada umat Katolik Roma dan Ortodoks untuk bekerjasama memberantas fundamentalisme serta mengembangkan toleransi beragama.

Benedict memuji tamunya, Patriarch Bartholomew I, dalam sebuah kesempatan pertama kalinya seorang pemimpin Ortodoks memimpin ibadah di kapel tersebut, yang terkenal dengan lukisan dinding karya Michelangelo.

Keikutsertaan Bartholomew dalam Ibadah Malam dan Kotbah pada (18/10) lalu, di kapel tempat dimana Paus dipilih, merupakan suatu ‘pengalaman kesatuan yang menggembirakan, sekalipun tidak sempurna, namun merupakan sesuatu yang sangat tepat dan mendalam,"kata Benedict.

Kedua orang laki-laki yang penuh hasrat untuk berusaha menjembatani jurang pemisah yang terbentang hampir selama satu millennium lamanya diantara kedua gereja, melihat kembali permasalahan yang muncul terkait dengan moral dan sosial- termasuk fundamentalisme, ketidaktoleranan agama, aborsi, eutanasia dan degradasi lingkungan - sebagai suatu masalah yang tumbuh subur dan menjadi masalah umum.

Pemisahan antara gereja Katolik Roma dan gereja Ortodoks Roma berpusat pada kewenangan paus.

Bartholomew juga diperbolehkan membawa serta para uskup dari seluruh dunia untuk menghadiri sebuah pertemuan di Vatikan bulan ini mengenai pentingnya Alkitab. Para Kardinal dan uskup menyimak dengan penuh perhatian ketika Patriarch berbicara mengenai potensi inisiatif umum diantara 250 juta Ortodoks dan lebih dari satu milyar umat Katolik.

Pemimpin Ortodoks menyebut hal tesebut sebagai suatu yang lebih penting dari apa pun bagi kedua belah pihak untuk dapat menyediakan suatu "sudut pandang yang unik-di sampinng pertemuan sosial, politik, atau ekonomi - untuk keperluan pemberantasan kemiskinan, mengupayakan sebuah keseimbangan bagi dunia secara global, untuk memerangi fundamentalisme atau rasisme serta mengembangkan toleransi beragama dalam suatu dunia konflik."

Sumber : Kristiani Pos/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami