Yosua adalah anak kedua dari pasangan Effi dan Hari, lahir dalam keadaan sehat dan tidak ada tanda-tanda kelainan pada tubuhnya. Sejak lahir Yosua sudah diberi ASI, namun di usia 40 hari Yosua mengalami sesak nafas ketika diberi ASI.
"Suatu hari dia mimisan, saya pikir itu hanya karena panas dalam makanya ia mimisan dan kami hanya kuatir sebentar saja," ujar Effi.
Hari-hari selanjutnya Yosua sering terserang pilek serta sulit bernafas. Yosua pun dibawa ke dokter dan dianjurkan untuk menjalani penguapan agar ia bisa bernafas dengan baik. Namun hal itu tidak menunjukkan tanda-tanda ke arah kesembuhan. Menurut Effi, Ibunda Yosua, sampai obat dari dokter habis, tidak ada tanda-tanda kesembuhan pada diri Yosua. Akhirnya Effi dan Hari membawa Yosua ke dokter yang lain yang menurut mereka lebih bagus.
Dari hasil pemeriksaan dokter terdapat cairan bercampur nanah dalam hidung Yosua. Dokter melakukan penyedotan cairan, namun penyedotan berjalan kurang baik.
"Pada waktu itu saya lihat dokter memasukkan selang lewat hidung dan keluar lewat mulut. Ketika dokter mencabut selang dari hidung Yosua terjadi pendarahan hebat. Saya bingung dan hanya bisa terpaku melihat anak saya," ujar Hari, ayah Yosua, mengenang kejadian mengerikan yang menimpa Yosua.
Di tengah kepanikan di ruangan periksa, tiba-tiba Effi teringat akan sebuah nama yang dapat menolongnya, yaitu Yesus Kristus. Secara spontan ia berteriak, "Yesus, tolong Yosua! Yesus, tolong Yosua!"
Effi hanya dapat berharap kepada Yesus, sebab dokter saja sudah bingung dan tidak bisa melakukan tindakan apapun kepada Yosua. Tiba-tiba secara ajaib melalui tangan dokter itu juga Tuhan menghentikan pendarahan Yosua. Selanjutnya Yosua dirawat di rumah sakit tersebut selama 5 hari.
Setelah 5 hari menjalani perawatan, alangkah terkejutnya Effi dan Hari atas pernyataan dokter tentang penyakit anak mereka. Menurut dokter penyakit yang diderita Yosua adalah penyakit yang langka dan mereka belum tahu cara menanganinya. Hal ini membuat Effi dan Hari kecewa.
Akhirnya Effi dan Hari memutuskan untuk membawa Yosua pulang ke rumah. Mereka kuatir Yosua akan dijadikan kelinci percobaan oleh para dokter. Dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam, Effi teringat akan perkataan sahabatnya. Sahabat Effi mengatakan apakah mereka sudah siap kalau terjadi sesuatu atas diri Yosua, kalau sampai Yosua meninggal. Kepada sahabatnya itu Effi mengatakan mereka sudah siap kalau Yosua sampai meninggal. Tetapi yang terjadi sebenarnya di dalam hati Effi, ia masih terus mengharapkan campur tangan Tuhan atas Yosua, anaknya.
Ternyata Effi terus berdoa kepada Tuhan agar anaknya disembuhkan. Kesungguhan Effi dalam doanya telah mengubah kekecewaan dan kesedihannya menjadi sebuah harapan. Doa dan harapan Effi dan Hari tidaklah sia-sia, karena Tuhan mempertemukan mereka dengan dokter THT yang tepat.
Dari dokter THT itulah diketahui dengan pasti bahwa Yosua menderita tumor di dalam hidungnya. Menurut Dokter harus dilakukan operasi pembedahan dengan menggunakan laser untuk mengeluarkan tumor tersebut. Operasi berjalan dengan lancar dan hasilnya memuaskan. Dokter berhasil mengangkat tumor pada hidung Yosua.
"Tuhan itu sungguh luar biasa pada kami, terutama pada Yosua. Semenjak ia keluar dari rumah sakit, ia tidak pernah lagi mengalami panas," ujar Effi kepada Tim Solusi.
"Kami mempunyai tabib di atas segala tabib, dokter di atas segala dokter, Dialah Yesus! Dia yang bisa melakukan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Sampai saat ini Yosua tumbuh dengan sehat," ujar Effi sambil tersenyum. (Kisah ini sudah ditayangkan pada 23 Oktober 2008 dalam acara Solusi Life di O'Channel)
Nara Sumber :Effi & Yosua
Sumber : V081023223252