Tiga Orang Kristen Irak Dibunuh Dalam Sehari

Internasional / 21 October 2008

Kalangan Sendiri

Tiga Orang Kristen Irak Dibunuh Dalam Sehari

Tammy Official Writer
6418
Tiga orang Kristen di kota utara Mosul, Irak, dibunuh dalam waktu yang singkat dalam kurun waktu 24 jam, sebuah kantor berita Irak melaporkan.

Seorang pria dan ayahnya ditembak dalam jarak dekat di tempat kerja mereka, sementara di tempat lain perampok tak dikenal dengan bersenjata api secara paksa masuk ke dalam sebuah apotek dan membunuh seorang asisten beragama Kristen yang bekerja di sana, menurut kantor berita Aswat al-Irak.

"Para perampok kemudian melarikan diri ke suatu tempat yang tidak diketahui," menurut penuturan sumber kepada Aswat al-Iraq, tanpa memberikan informasi lebih lanjut secara detail.

Mosul adalah ibu kota provinsi Ninewa yang terletak sekitar 250 mil sebelah barat laut Baghdad. Kota tersebut merupakan sebuah pusat bersejarah bagi Kristiani Asiria, yang dianggap sebagai tanah air leluhur mereka. Tempat tersebut merupakan rumah kedua terbesar bagi kelompok Kristiani di Irak, setelah Baghdad.

Kota asli Mosul terletak di tepi Barat Sungai Tigris, diseberang kota leluhur dalam Alkitab Niniwe di sebelah timur bank. Mosul berisi kuburan beberapa nabi dalam Perjanjian Lama termasuk Yunus dan Nahum.

Walaupun penduduk Asiria merupakan orang pribumi Irak di masa modern-jika diruntut ke belakang sejarah mereka sekitar 6.000 tahun lampau- hak asasi dasar mereka tidak diakui dan mereka menjadi sasaran serangan secara gencar.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, penderitaan yang dialami Kristiani di Irak makin meningkat ditambah dengan permusuhan yang datang dari kelompok teroris Al-Qaeda Sunni di Irak dan milisi Shiite.

Penculikan, ancaman kematian, pemboman gereja, dan pembunuhan telah menjadi suatu hal yang biasa dalam kehidupan kelompok Kristiani yang terancam punah di Irak.

Irak KristianiSebelum perang Irak 2003 yang dipicu oleh AS, diperkirakan terdapat sekitar 1,4 juta orang Kristiani di Irak. Saat ini jumlah tersebut telah jauh menurun menjadi kurang dari setengah juta.

Umat Kristiani, dalam upaya merespon penganiayaan dan ketidakstabilan yang terjadi, banyak yang berduyun-duyun melarikan diri dari Irak, yang mengakibatkan hampir setengah dari para pengungsi melarikan diri dari Irak walaupun jumlah mereka hanya sekitar tiga persen dari populasi penduduk Irak, menurut Komisaris Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR).

Baru-baru ini, Parlemen Irak mengesahkan sebuah undang-undang pemilihan yang justru makin mempersulit kehidupan Kristiani lebih lagi..

Undang-undang baru tersebut mengeluarkan Artikel 50, yang mana telah menyediakan kuota tempat duduk di dewan bagi kelompok minoritas. Tanpa sistem kuota tersebut, warga Kristiani dan kelompok minoritas lainnya khawatir bahwa mereka sekarang akan tidak lagi mempunyai suara secara absolut di negara mereka.

"Kami tidak ingin berimigrasi ke AS atau Britania - kami mau tinggal di Irak dan mempunyai wakil kami baik di dewan propinsi dan legislative," ujar Rev Louis al-Shabi, seorang pengkhotbah di gereja Chaldean di Baghdad, menurut AP.

"Kami ingin diperlakukan sama sebagai penduduk Irak yang tinggal bersama dengan penduduk Muslim dan warga negara lainnya dalam semangat kesatuan dalam persaudaraan."

Melihat keadaan sesama saudara seiman kita di Irak, marilah kita sama-sama berdoa agar Tuhan memberikan kekuatan di tengah himpitan kehidupan mereka karena iman kepercayaan mereka kepada Tuhan. Kiranya mereka kuat dan juga membawa perdamaian di tengah bangsa mereka.


Sumber : christianpost.co.id/Tmy
Halaman :
1

Ikuti Kami