Ketika Homoseksualitas Menjadi Pembenaran Diri Seorang Pendeta

Internasional / 19 October 2008

Kalangan Sendiri

Ketika Homoseksualitas Menjadi Pembenaran Diri Seorang Pendeta

Puji Astuti Official Writer
8392

"Perkenalkan nama saya adalah Mel White, saya seorang pastor, penulis best seller dan pengajar di Fuller Theological Seminary. Saya seorang gay dan bangga dengan itu karena Tuhan mengasihi dan menerima saya apa adanya!" barangkali inilah perkenalan pertama yang akan kita dengar dari Mel White. Konon selama 35 tahun melakukan berbagai cara seperti doa puasa, pelepasan, psikotherapi dan electric shock yang berujung pada rasa frustasi karena tidak ada yang berhasil mengubah hasrat homoseksualnya. Di akhir pencariannya, ia kemudian berpendapat bahwa homoseks bukanlah dosa melainkan karunia dari Tuhan yang harus diterima apa adanya. Pengakuannya ini di terima baik oleh istri yang telah dinikanhinya selama 20 tahun, mereka kemudian bercerai. Mel White akhirnya menemukan partner hidupnya, Gary Nixon yang sampai sekarang telah hidup bersamanya selama 26 tahun. Mereka bedua mendirikan yayasan soulforce dan aktif memberikan ceramah bagi kaum LGBT (lesbian , gay, biseksual and transgender).

Walau di dunia Timur praktek homoseks masih dianggap tabu dan dosa berhadapan dengan agama manapun, tapi di dunia barat semakin menerimanya sebagai bagian dari kehidupan yang normal. APA (American Psycological Association) bahkan telah mengeluarkan homoseks dari daftar mental disorder (DSM IV TR) dan menganggap bahwa gay dan lebian adalah bagian dari pilihan seseorang yang normal (walau tetap menganggap tansgender sebagai suatu kelainan jiwa).

 

Jika APA dan dunia sekuler menganggap demikian biarlah seperti itu karena "semua orang berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Rm 3:23), kecenderungan hati mereka adalah berbuat dosa dan kejahatan. Namun yang tidak habis dipikir adalah mereka yang mengatas namakan Tuhan untuk membenarkan perbuatan dosanya. Menerjemahkan Alkitab sesuai dengan kebutuhan kedagingannya.

 

Saya tidak heran kepada orang-orang semacam ini ada keyakinan dalam hati bahwa apa yang mereka lakukan disetujui Tuhan. Dalam hati mereka tidak ada lagi rasa bersalah. Sebenarnya bukan Tuhan menyetujuinya, tapi Tuhan telah menyerahkan mereka pada keinginan itu supaya mereka binasa oleh karenanya. (Roma 1:24-32)

"Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka...sebab walaupun mereka mengetahui tuntutan hukum Allah, yaitu bahwa setiap orang yang melakukan hal-hal demikian, patut dihukum mati, mereka bukan saja melakukan sendiri, tetapi setuju dengan mereka yang melakukannya"

 

Sangat jelas bahwa baik mereka yang melakukan maupun yang setuju dengannya akan menerima hukuman Tuhan. Saya rasa kaum LGBT harus menerima apa yang dikatakan Firman Tuhan, jangan dimanjakan oleh pergeseran norma masyarakat modern, media cetak dan visual yang aktif mempromosikan mereka.

 

Mel White, salah! Ia mengatasnamakan Tuhan dan Alkitab untuk membenarkan dosanya sendiri. Jika ia memiliki orientasi seksual yang salah sejak lahir tidak berarti bahwa ia harus mempraktekkannya. Saya memiliki keinginan untuk berbohong sejak kecil, setiap orang punya keinginan itu, tapi bukan berarti saya harus menerimanya dan hidup di dalamnya. Setiap orang berjuang untuk melawan keinginan berbuat dosa yang secara natural ada di hati setiap manusia.

 

Jika anda LGBT dan membaca tulisan ini, jangan tertipu! Anda berdosa sama dengan saya yang juga berdosa, namun untuk itulah Yesus mati di kayu salib. Jika ada orang yang mengaku Kristen bahkan hamba Tuhan yang membenarkan bahkan mengendorse LGBT, jangan percaya, mereka sedang meyesatkan anda. Anda pasti tidak akan percaya jika saya mengatakan "berzinah bukan perbuatan yang salah, jika ada keinginan untuk itu jangan ditahan, lakukan tanpa rasa bersalah", meskipun saya seorang pastor dan lulusan sekolah theology.

Sumber : Nancydinar.com/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami