Impian yang sirna  dalam sekejab  akibat sebuah tabrakan maut.

Family / 15 October 2008

Kalangan Sendiri

Impian yang sirna dalam sekejab akibat sebuah tabrakan maut.

berrand sinanu Official Writer
7188

"Saya merasa menjadi anak yang spesial pada waktu kecil. Saya bisa melakukan segala hal yang ada di sekolah dan juga menjadi harapan keluarga," ujar Bambang kepada Tim Solusi.

Bambang memiliki keluarga yang sangat sederhana dan sangat mengasihinya. Ia menjadi harapan keluarga. Pada waktu kecil Bambang sering diajak naik motor oleh Ayahnya. Selama perjalanan Ayahnya selalu bilang bahwa ia harus menjadi  orang yang berhasil.

Kata-kata itu yang selalu dingat oleh Bambang dan ia selalu berusaha membahagiakan ayahnya. Demi masa depan yang lebih baik, keluarganya rela memberikan yang terbaik bagi Bambang.

Menurut Franky Darmawan, kakak kandung Bambang, karena orang tua mereka terbentur biaya, maka sebagai kakak-kakaknya Bambang mereka mengalah. Mereka berharap biarlah Bambang yang sukses menjadi sarjana, mereka sudah rela.

Masa depan yang penuh kepastian siap menanti untuk digapai oleh Bambang. Namun sebuah peristiwa tragis terjadi  dan mengubah sejarah hidupnya.

Suatu siang bersama teman-teman kuliahnya, Bambang hendak pergi ke suatu tempat menggunakan sebuah mobil. Di tengah perjalanan ternyata rem mobil tidak berfungsi sama sekali dan sebuah tabrakan maut pun terjadi.

Ketika sadar dari pingsannya, Bambang menemukan dirinya terbaring di tengah jalan dan kap mobil menindih sebagian kakinya. Setelah kap mobil itu diangkat, sebagian kaki Bambang dipenuhi darah, pasir dan kaca. Bambang pun kemudian dilarikan ke rumah sakit dan kakinya langsung dioperasi saat itu juga. 

Saat Bambang tersadar setelah menjalani operasi, hati Bambang menjerit dengan keras saat menyaksikan kaki kirinya  dalam keadaan  meyedihkan. Rasa sakit yang dirasakannya pun sungguh tak tertahankan. Selama Bambang dirawat di rumah sakit, kedua orang tuanya dengan setia menemani Bambang.

"Dunia ini terasa  gelap, karena harapan kami hanya kepada Bambang. Kami sungguh berharap dia akan menyelesaikan kuliahnya dan menjadi sarjana," ujar  Lili Widjaja, ibunda Bambang, sambil menangis.

Selama berada di rumah sakit, perasaan kecewa mulai menyelinap ke dalam hatinya. Bambang kecewa kepada Tuhan dan ia tidak dapat menerima musibah yang telah dialaminya. Ia selalu mempertanyakan Tuhan, kenapa bukan teman-temannya yang mengalami hal seperti ini.

Hari demi hari, perasaan kecewa yang dirasakan Bambang terhadap Tuhan semakin mendalam. Namun Bambang sadar, seringkali Roh Kudus berbicara di dalam hatinya.

"Ketika saya sedang sedih di rumah sakit, saya mendengar satu suara yang berbunyi, 'Bambang, sekalipun manusia meninggalkan kamu, Aku tidak akan meninggalkan engkau'," ujar Bambang.

Hati Bambang mulai diliputi kebingungan. Yang ia ingin agar Tuhan atas dirinya adalah  secepatnya keluar dari rumah sakit dalam keadaan sembuh. Namun impiannya itu tidak juga terwujud. Apalagi sampai pada akhirnya saat dokter mengijinkannya pulang, ia divonis akan menjadi cacat seumur hidup.

Kecelakan itu menghancurkan seluruh mimpi dan harapan keluarganya. Bambang pulang dari rumah sakit dengan hati yang hancur dan pedih. Ia merasa telah gagal mewujudkan harapan keluarganya.

Hati Bambang semakin hancur setelah mendengar apa yang dikatakan oleh teman-temannya. Mereka mengatakan bahwa Bambang telah melakukan suatu dosa makanya ia dihukum Tuhan  dan menjadi orang cacat. Namun Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan Bambang seorang diri.

"Saya berharga di mata Tuhan. Itulah yang membuat saya bersemangat. Perlahan tapi pasti, saya mulai bangkit. Kuliahpun dapat saya selesaikan dan menjadi lulusan yang terbaik. Semua karena kasih anugerah Tuhan semata," ujar Bambang.

Saat ini Bambang telah menjadi pemilik dari "Family Discovery", sebuah pelayanan konseling keluarga yang memulihkan begitu banyak keluarga yang berada di ambang kehancuran. Hidupnya begitu diberkati Tuhan. Dan secara luar biasa Tuhan memakai hidup Bambang untuk memberkati orang lain. Pelayanan keluar negeri acap kali telah dilakoninya. Dan penyertaan Tuhan Yesus atas hidup Bambang sungguh nyata. Janji Tuhan yang dinyatakannya secara pribadi saat Bambang berada dalam titik nadir terendah dalam hidupnya telah digenapi dengan indah. (Kisah ini sudah ditayangkan pada 15 Oktober 2008 dalam acara Solusi  Life di O'Channel)

Nara sumber :
Bambang Syumanjaya

Sumber : V081014222023
Halaman :
1

Ikuti Kami