Ketika Dewi Sri Tunduk Dibawah Kuasa Kristus

Internasional / 12 October 2008

Kalangan Sendiri

Ketika Dewi Sri Tunduk Dibawah Kuasa Kristus

Puji Astuti Official Writer
10149

Bicara mengenai gereja, di Indonesia dengan berbagai macam suku, bahasa dan pulau memiliki berbagai keunikan dalam dunia keKristenan. Salah satunya adalah perkembangan keKristenan di pulau jawa, dan pada khususnya Gereja Kristen Jawi Wetan yang merupakan salah satu jemaat hasil perintisan jaman Belanda. Uniknya, jemaat ini tidak seperti gereja-gereja yang di ubah menjadi sebuah jemaat Indonesia bergaya barat, namun dilahirkan dalam masyarakat agraris yang menyatu dengan kebudayaan jawa yang telah lama ada.

Seorang penulis bernama Andar Ismail menceritakan penelitian yang dilakukan pada tahun 1961, atas komunitas yang salah satunya berada di wilayah Wonorejo, Malang. Di komunitas ini, hubungan dengan tetangga begitu serasi, terlebih lagi dengan alam. Padi diperlakukan dengan sangat hati-hati, karena mereka adalah petani yang menggantungkan kehidupannya dari hasil sawahnya.

Inilah yang menjadi kepercayaan masyarakat desa tersebut yang mayoritas Kristen tersebut. Didalam padi ada kehidupan. Padi yang dikuburkan dalam tanah akan hidup kembali dan muncul. Ia kemudian akan menyatu dan kawin dengan tanah. Lalu, padi itu mulai hamil. Ia seperti seorang ibu. Ia adalah seorang bidadari. Namanya adalah Dewi Sri. Ia ada ditiap butir padi. Itu sebabnya masyarakat tersebut sangat menghargai butiran-butiran nasi yang mereka makan. Karena menanam padi adalah kegiatan spiritual bagi mereka.

Tetapi bukankan para petani ini seorang Kristen yang percaya Yesus? Inilah jawab para petani itu,"Tentu saja kami percaya kepada Tuhan Yesus. Yesus Kristus adalah kekuatan alam yang paling tinggi. Segala kekuatan alam lainnya termasuk Dewi Sri adal dibawah Yesus Kristus."

Seorang petani yang sudah tua menuturkan hal ini,"Kami mengagumi Dewi Sri. Kami ingin ia hadir didesa ini. Tetapi, kami tidak menyembah Dewi Sri. Kami hanya menyembah Gusti Yesus."

Jantung Desa Wonorejo adalah Dewi Sri, namun Tuhan dan Kepala desa ini adalah Kristus. Sebuah butir penelitian ini yang dilaporkan ke Dewan Gereja-gereja se-Dunia berbunyi: "Faith in Christ must certainly take such powers as Dewi Sri into account. To ignore the existence and function of Dewi Sri would imply that the church was excluding itself from the structure of the rice growing society and from the philosophy of life which undergirds it", demikian tulis Andar Ismail dalam editorial Suara Pembaruan.

Hingga kini jemaat ini tetap eksis baik dengan budayanya maupun dengan kehidupan masyarakan kristiani yang lekat dengan kekeluargaan.  Salah satunya adalah tradisi "undhuh-undhuh". Tradisi "undhuh-undhuh" sendiri punya cerita menarik. Berawal dari kebiasaan masyarakat Jawa yang biasa memberikan sesajen kepada Dewi Sri yang dipercaya telah memberikan kesuburan pada tanah-tanah petani, sehingga sebagai ucapan rasa syukur, masyarakat menyisihkan sebagian hasil panennya untuk dipersembahkan kepada Dewi Sri. Tradisi tersebut kemudian oleh umat kristiani GKJW dihubungkan dengan perintah Tuhan untuk mempersembahkan.

Persembahan yang dulunya diletakkan di sawah akhirnya berpindah ke gereja. Biasanya padi menjadi pilihan masyarakat sebagai undhuh-undhuh, sehingga pada jaman dulu gereja selalu memiliki lumbung gereja. Gunanya untuk menyimpan padi undhuh-undhuh yang sewaktu-waktu dapat diambil bilamana ada kebutuhan. Seiring berjalannya waktu, undhuh-undhuh yang  biasa dilaksanakan untuk memperingati hari raya persembahan, tidak lagi berupa padi karena keberagaman profesi jemaat. "Kini panennya tidak lagi di sawah, tapi di Pasar Setonobethek dan swalayan," gurau penatua GKJW, Johanes Rianto.

Ketika Kristus hadir, masyarakat diubahkan. Namun sama seperti ketika Yesus hadir di Israel 2000 tahun lalu, Dia tidak meniadakan hukum taurat, demikian juga kehadirannya dalam masyarakat dan budaya manapun. Dia menjadi pribadi tertinggi yang menggenapi berbagai nubuatan yang disampaikan berbagai generasi dengan berbagai macam budaya dan bahasa. Dia mengubah kehidupan orang-orang yang disentuhnya, salah satunya adalah masyarakat Gereja Kristen Jawi Wetan di Jawa Timur ini.

Sumber : Berbagai Sumber/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami