Roh Kudus, Penolong Beban Hidup Orang Percaya
Sumber: canva.com

Kata Alkitab / 11 May 2023

Kalangan Sendiri

Roh Kudus, Penolong Beban Hidup Orang Percaya

Admin Spiritual Official Writer
6927

Selagi Tuhan mengubahkan Yehezkiel dalam sungainya Tuhan, Tuhan mengubahkan pemandangan di sekitarnya pada saat itu juga. Keadaan berubah bersama dengan orang-orang yang diurapi dan gereja yang diurapi! (Yehezkiel 47:3-7)

Bagian pertama yang perlu diperhatikan dari ayat ini membawa Yehezkiel dari tanah kering menuju air dari sungai yang megah itu. Banyak orang sepakat bahwa ini adalah gambaran dari banjir Roh Kudus yang memberikan kehidupan. Suatu pengalaman yang luar biasa! Dari kekeringan dan kematian agama yang dingin memasuki pusaran kenyataan dari Roh Kudus.

Sungguh menggembirakan untuk mengetahui sisi keselamatan ini. Getaran kegembiraan ini sunggu unik dan tak dapat dijelaskan! Tidaklah mengherankan bahwa gerakan Karismatik / Pentakosta terdapat di seluruh dunia dan berkembang semakin kuat setiap hari. Dalam penglihatan yang luar biasa ini, Tuhan menanamkan pelajaran penting untuk kita ketahui jika kita tak mau menjadi macet rohani. Allah memakai seorang malaikat untuk menuntun nabi Yehezkiel. Empat kali malaikat itu dengan hati-hati mengukur seribu hasta, menuntun hamba Allah itu secara bertahap. Tahap pertama mengantarnya ke dalam air yang setinggi pergelangan kaki. Ukuran minimum Allah ialah sedalam pergelangan kaki.

 

Baca Juga: Roh Kudus, Siapa Dia dan Apa Peran-Nya Dalam Hidupmu?

 

Hubungan langsung dengan kuasa Roh Kudus itu sungguh-sungguh ajaib, tetapi janganlah lupa bahwa "sedalam pergelangan kaki" ialah ukuran Allah yang minimum. Sungguh menyedihkan bahwa sedemikan banyak orang Kristen agaknya berparkir pada posisi ini. Nasihat yang baik ialah jangan sekali-kali mengikuti sebuah kendaraan yang berparkir karena Saudara tidak akan pergi ke mana-mana! Jangan merasa puas dengan ukuran Allah yang minimum. Tentu saja Saudara dapat membandingkan pengalaman Saudara dengan orang-orang yang bahkan tidak sampai sedalam pergelangan kaki, tetapi janganlah membandingkan posisi Saudara dengan yang lebih dangkal melainkan dengan kedalaman yang dapat Saudara capai kemudian.

 

Charles Haddon Spurgeon menulis bahwa "beberapa orang Kristen melayarkan perahu mereka pada perairan rohani yang sedemikian dangkal sehingga lunas perahunya menggores kerikil di dasar sungai sepanjang perjalanan mereka ke sorga, bukannya terangkat oleh arus banjir."

Suatu pengalaman yang mengerikan! Sulit untuk berenang di air sedalam delapan sentimeter! Ada banyak pekerja yang merasa kecewa. Mereka mengabdi habis-habisan. Namun hanya sedikit sekali yang terjadi. Mengapa? Karena mereka hanya mengayuh di tepi. Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan semuanya sendiri. Mereka berbuat hal terbaik yang dapat diketahuinya dan kemudian "menyiraminya dengan doa." Itu bukan cara Pentakosta.

Bahkan Yesus bersabda bahwa pekerjaan yang dilakukanNya tidak dilakukanNya sendiri melainkan Bapa yang melakukannya. Ia bersiteguh bahwa kita akan melakukan pekerjaan yang besar Karena Ia akan mengutus Roh Kudus. Ia yang akan melakukan pekerjaan itu. Tuhan tidak memberikan kepada kita sebuah tube odol yang perlu kita remas untuk mengeluarkan setetes kuasa sekali atau dua kali sehari, secukupnya untuk mempertahankan hidup rohani kita. Kehidupan Kristen yang normal ialah ini: "Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran (sungai) air." (Mazmur 1).

 

Baca Juga: Peran Roh Kudus dalam Pernikahan Kristen

 

Keberhasilan seorang Kristen terdapat dalam kepenuhan Roh Kudus. Bertolaklah ke tempat air yang lebih dalam dari Roh Kudus. Selekasnya Saudara ada dalam arus banjir itu maka Saudara akan segera berubah.  Mengapa orang dengan tali pengukur membawa Yehezkiel setiap kali hanya 1000 hasta dalam empat tahat, mengapa tidak sekaligus 4000 hasta?

Bapa di Sorga mengerti keadaan setiap anak-anakNya. Ia tidak "melemparkan kita ke kedalaman" serentak sekaligus. Pekerjaannya adalah secara pribadi penuh kasih. Malaikat diperintahkanuntuk mengukur lebih dahulu, lalu bergerak. Allah kita yang penuh rahmat mengukur kapasitas kita pribadi lepas pribadi, dan kemudian menuntun kita. Bila Yehezkiel telah dituntun ke kedalaman langsung 4000 hasta mungkin ia telah tenggelam. Tetapi ia menunjukkan kemajuan dalam memasuki kedalaman dengan empat tahap. Tuhan membawa kita dengan lemah lembut. Ia ingin kita pergi, tetapi bukan berlari tanpa arah. Kita tidak boleh memiliki kaki yang dingin atau kepala yang panas.

 

Belajar Berenang.

Pada waktu kita berenang maka kita ada dalam unsur yang lain dan suatu hukum baru yang bekerja. Kita harus melepaskan diri dan menyerah sepenuhnya pada air sungai. Semua air itulah yang akan mengangkut kita. Berenang melepaskan bobot dari kaki Saudara. Berenang meliburkan punggung Saudara dan persendian Saudara mendapat cuti. Air itulah yang bekerja. Kalau begitu, apa hambatannya? Hambatannya adalah waktu Saudara mengandalkan diri Saudara sendiri. Andalkan tenaga dan kemampuan Saudara sendiri, maka Saudara akan berjalan dengan susah payah di sepanjang tepi sungai, tepat di samping air yang dapat memikul Saudara dalam pelukannya!  

 

Baca Juga: 17 Peran Penting Roh Kudus Dalam Hidup Orang Percaya

 

Ada sebuah tulisan di batu nisan yang berbunyi: "Hidupnya hanya terdiri atas pekerjaan." Dan saya berpikir, itu bukan tulisan untuk manusia melainkan untuk seekor keledai. Allah tidak bermaksud agar kita menjadi kuda beban atu bekerja seperti robot. Waktu Tuhan berpikir tentang Saudara dan saya, Ia tidak membayangkan kita sebagai budak. Bapa kita menginginkan kita anak-anakNya dpat diajak bersekutu dan berpesta di sekeliling meja sambil membagi semua milikNya..

"segala kepunyaanKu adalah kepunyaanmu" -Lukas 15:31.

Sudah tiba saatnya untuk mengubahkan citra buruk kehidupan Kristen. Apa Saudara merasa bahwa menjadi seorang Kristen seperti telah membuat Saudara bongkok? Saudara tidak pernah merasa puas. Tidak cukup doa, tidak cukup berusaha, tidak cukup kasih, tidak cukup baca Firman Tuhan dalam hidup ini? Saudara merasa terdesak oleh berbagai macam kewajiban? Harusnya Saudara terapung bersama dengan Roh dalam sungai Allah yang mulia. Banyak air untuk berenang. Di dalam Dia, Saudara lebih dari pemenang! Seperti Tuhan menuntun Yehezkiel dari minimun menjadi maksimum, demikian juga Ia akan menuntun kita, jika kita mempersilahkannya berbuat demikian.

 

Hidup Bukanlah Sederetan Kaleng Buncis

Bahasa Alkitab berisi hanya sedikit tentang laut di dalamnya. Tak ada ungkapan kelautan. Wahyu 21:1 menyatakan, "Lautpun tidak ada lagi," tetapi Wahyu 22:1 menjelaskan bahwa "ia menunjukkankepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah."

Ada perbedaan antara laut dan sungai. Dalam Alkitab, laut melambangkan umat manusia dan orang fasik yang "menimbulkan sampah dan lumpur" (Yesaya 57:20).

Laut juga merupakan tempat timbunan semua dosa kita. Air lama yang sama itu datang kembali setiap hari. Air pasang membawa kembali sampah yang Saudara sangka telah lenyap. Tetapi sungai lain sifatnya. Selalu ada kesegaran terus-menerus karena airnya tak pernah sama. Allah mempunyai sesuatu yang baru setiap pagi.

 

Baca Juga: 26 Ayat Alkitab yang Bicara Soal Peran Roh Kudus

 

Ketika pelukis populer Andy Warhol melukis sebuah gambar yang melambangkan zaman modern, ia mengejeknya dengan gambar sederetan kaleng-kaleng buncis. Karyanya merupakan sindiran yang tajam. Makanan dunia ini ialah hiburan yang dikalengkan (atau barangkali dibotolkan). Tak ada sebuah hidanganpun yang segar di pasar swalayan iblis. Dan sepanjang waktu Allah menjanjikan "sebuah negeri yang penuh sungai." Tuhan menempatkan kita di bawah air terjunNya!

 

Kejutan Yang Menyusul

Setelah Yehezkiel berenang, ia kembali ke tepi sungai. Dan dia sangat terkejut....

Yehezkiel 47:7, Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.

Mengapa dia terkejut? Yehezkiel sekarang melihat sesuatu yang tadinya tidak ada ketika ia masuk ke sungai -Pohon-pohon! Dan inilah kebenaran terbesar dari pasal ini: Selagi Tuhan mengubahkan Yehezkiel dalam sungainya Tuhan, Tuhan mengubahkan pemandangan di sekitarnya pada saat itu juga. Keadaan berubah bersamaan dengan orang-orang yang diurapi dan gereja yang diurapi.

Sumber : Daniel P. Martono
Halaman :
1

Ikuti Kami