Sepotong Doa dari Pelawan Tuhan & Pencedera Manusia

Family / 24 August 2008

Kalangan Sendiri

Sepotong Doa dari Pelawan Tuhan & Pencedera Manusia

Puji Astuti Official Writer
8658

 "Tangan Tuhan bergerak lembut.

Setiap aku berteriak minta tolong, tangan itu bekerja."

Tiada hari tanpa kejahatan. Itulah mottoku, Barry Akihari. Aku merasa hampa dan tidak berarti jika dalam sehari aku tidak melakukan kejahatan. Hari-hari aku jalani dengan mencederai dan bahkan membunuh para mangsaku. Kalau tidak melakukan kejahatan, aku merasa hidupku tidak terarah. Sesuatu menguasai emosiku dan aku mesti berbuat jahat hari ini. Jadi, begitu aku terbangun dari tidur malamku,  pagi harinya aku sudah punya pikiran untuk berbuat jahat. 

Kalau aku sudah berbuat kejahatan, aku baru merasa lega. Ya, kekerasan sudah melekat di hatiku sejak aku di Ambon. Pada usia 22 tahun aku sampai ke Jakarta dengan tiket yang dikirim oleh kakak sepupuku Jois. Awalnya, aku bantu Jois kerja tetapi setelah itu boss-nya minta aku untuk menjadi pengawalnya dan sekaligus menjadi petugas keamaan untuk perusahaannya. Sejak itu, aku jadi sering mengawal bosku kemana-mana, termasuk ke diskotik. Di tempat kerjaku aku bergabung dengan sebuah grup preman dan kami berkelana dari satu diskotik  ke diskotik lainnya untuk melakukan  kekerasan.

Keinginanku untuk menjadi preman di ibukota Jakarta akhirnya tercapai. Kejahatan demi kejahatan terus aku lakukan dan dari situ aku mulai dikenal. Beberapa rekan mempertemukanku dengan boss-nya dan aku mendapat job untuk mengawal sang boss. Aku selalu bilang pada boss-ku: "Sehelai pun rambut bapak tidak akan jatuh kalau bapak jalan dengan aku". Untuk lebih berjaga-jaga, aku selalu menaruh golok di bawah meja kerjaku. Jadi, setiap orang yang mau bertemu dengan boss, harus menemuiku dulu. Kalau aku bilang bisa, ia bisa masuk. Namun jika aku bilang tidak, ia tidak boleh masuk. 

Aku tahu model hidup yang aku jalani sebenarnya tidak jelas alias serabutan. Aku juga tidak takut Tuhan karena aku merasa tidak melihat mukjizat Tuhan dalam hidupku. Jadi, aku pikir kenapa tidak sekalian melawan Tuhan saja. Orang bilang, Tuhan punya kuasa tetapi aku tidak pernah merasakan kuasa-Nya. Hingga satu malam satu peristiwa diizinkan Tuhan terjadi dalam kehidupanku, yaitu kejadian yang tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Pada waktu itu aku baru pulang ke rumah pukul setengah empat pagi. Saat berbaring di tempat tidur, aku rasakan dada ini sakit dan sesak. Aku pikir aku terlalu banyak minum. Namun begitu aku batuk dan meludah, yang keluar darah dan darah juga mengucur dari hidungku. Dalam seminggu, aku kehabisan tenaga dan tidak ada semangat sama sekali. Semuanya habis.

Saat itu aku mulai yakin bahwa aku tidak punya pengharapan lagi karena ilmu yang ada padaku tidak berfungsi sama sekali. Aku tidak ubahnya seperti rangka, hidup tetapi tidak berdaya sama sekali. Hanya Kak Jois yang waktu itu mendoakan aku. Dia bilang agar aku berdoa juga. Aku jawab, bagaimana caranya berdoa dan model doanya seperti apa. Aku tidak bisa berdoa. Namun akhirnya keluar juga sepotong kalimat doa dari mulutku: "Tuhan Yesus, hidupku kuserahkan bagi Tuhan. Amin". Itu saja. Berkali-kali aku mengucapkan doa yang itu-itu lagi karena aku tidak bisa menyambung kata. 

Pada minggu ketiga, aku langsung menantang Tuhan dalam doaku: "Tuhan Yesus, kalau Engkau punya kuasa untuk sembuhkan aku pada hari ini, aku akan serahkan hidupku dan menjadi hamba Tuhan". Ketika itu, aku rasakan tangan Tuhan menjamahku, yang tidak pernah aku alami sebelumnya selama hidupku. Dari kepala dan masuk ke sumsum otakku, tangan Tuhan terus masuk dan bergerak membawa sukacita, kedamaian, pemulihan, dan ketenangan dan akhirnya sampai ke organ-organ tubuhku: paru-paru, jantung, dan hati. Tangan Tuhan bergerak lembut. Setiap aku berteriak minta tolong, tangan itu bekerja. Beberapa hari kemudian, aku mengubah pokok doaku. Aku bilang pada Tuhan Yesus bahwa aku ingin sekali bisa duduk. Luar biasa, usai berdoa Tuhan menolongku dan tak lama kemudian aku pun bisa duduk. Di situ aku mulai belajar tentang kuasa Tuhan. 

Tubuhku terus dipulihkan Tuhan secara bertahap dan setelah 6 bulan aku bisa sembuh. Banyak hal yang aku alami bersama Tuhan dan melalui proses demi proses, aku bisa melihat bagaimana Tuhan ingin mengubah hidupku dan kini aku benar-benar berbalik kepada Tuhan. Sekarang, aku sungguh-sungguh percaya dan mengandalkan Tuhan.  Itu luar biasa!  (Kisah ini sudah ditayangkan 4 Agustus 2008 dalam acara Solusi di SCTV)

Sumber kesaksian:

Barry Akihari

Sumber : V080824210428
Halaman :
1

Ikuti Kami