Presiden SBY Bicara Keamanan Pangan Di G8

Nasional / 10 July 2008

Kalangan Sendiri

Presiden SBY Bicara Keamanan Pangan Di G8

Puji Astuti Official Writer
4199

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (9/7), akan menjadi pembicara utama di bidang keamanan pangan pada hari terakhir konferensi tingkat tinggi (KTT) G8 yang disebut Pertemuan Ekonomi Utama.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Afrika Selatan, Australia, Brasil, China, India dan Korea Selatan (Korsel). Demikian dikatakan Juru Bicara Presiden Dino Patti Djalal.
Kantor berita Antara melaporkan, Presiden Yudhoyono, Rabu pukul 10.00 waktu setempat (pukul 08.00 WIB) menghadiri KTT G-8 yang diperluas di Hotel Winsor Toyako, Hokkaido, Jepang.
Menurut Dino, Presiden Yudhoyono menulis surat kepada PM Jepang Yasuo Fukuda sebagai Ketua G8, yang intinya meminta perhatian dari KTT G8 untuk membahas masalah food security (keamanan pangan).
Dino mengatakan dalam KTT G8 itu, Presiden Yudhoyono juga akan mengimbau dan mendorong negara-negara kunci untuk memajukan Bali Road Map dan mendorong adanya suatu solusi global terhadap krisis harga pangan pasca-KTT FAO di Roma.

Perubahan Iklim
Hari ini, para pemimpin G8 memperdebatkan upaya memerangi pemanasan global dengan negara berkembang. G8 menginginkan negara berkembang pesat untuk mengadopsi "visi berbagi" penanganan pemanasan global dalam perundingan PBB yang akan mengambil kesimpulan di Kopenhagen, Desember 2009. Sebelumnya, para pemimpin G8 telah menyepakati untuk menurunkan emisi karbon menjadi setengah di tahun 2050.
Sementara itu, Selasa, China, India, Afrika Selatan, Meksiko dan Brasil menyerukan agar negara maju mengurangi emisi karbon hingga 80-95 persen di bawah tingkat di 1990 pada tahun 2050 dan memangkas emisi 25-40 persen di tahun 2020.
Pendirian negara berkembang ini penting. Negara-negara G8 menghasilkan sekitar 40 persen emisi gas rumah kaca, namun China dan India-berdua saja-menghasilkan sekitar 25 persen dari jumlah keseluruhan emisi gas rumah kaca, sebuah proporsi yang meningkat pesat karena ledakan ekonomi yang berbahan bakar batu bara.

Investasi Minyak
Sebelumnya, Selasa, para pemimpin G8 sepakat meningkatkan investasi mereka di sektor minyak guna mengatasi lonjakan harga minyak dunia yang dapat membuat ketidakstabilan ekonomi global.
Dalam deklarasi bersama itu, para kepala pemerintahan juga menyampaikan keprihatinannya terhadap lonjakan harga minyak dan harga pangan dunia yang terus berlangsung, sekaligus sebagai tantangan yang harus diselesaikan bersama juga.
Pertumbuhan ekonomi secara global harus terus dipertahankan, termasuk meningkatkan investasi di sektor minyak tadi guna membangun ladang-ladang minyak baru serta pengembangan fasilitas pengolahan yang dapat memenuhi kebutuhan akan suplai minyak.

Sumber : Sinar Harapan/VM
Halaman :
1

Ikuti Kami