Masa Depan Baru Bagi Seorang Pemabuk

Family / 7 July 2008

Kalangan Sendiri

Masa Depan Baru Bagi Seorang Pemabuk

Puji Astuti Official Writer
8694

Abraham seorang yang sudah menjadi pecandu minumah beralkohol yang cukup dikenal teman-temannya dan dari sinilah karirnya sebagai pencuri dan perampok jalanan yang cukup ditakuti di mulai. Ia sering sekali ikut-ikutan dengan abang-abangnya minum-minuman keras. Sampai akhirnya pada kelas 2 dan 3 SMP dia mulai meminum minuman yang disebut oleh mereka sebagai minuman Red Label, setiap malam minggu Abraham mabuk dengan teman-temannya.

"Setelah saya mulai ketergantungan, saya mulai ambil barang-barang yang ada dirumah. Apa aja deh, yang kira-kira bisa jadi uang, saya ambil. Perhiasan milik mama saya, saya ambil, saya curi, saya jual. Saya harus punya uang untuk bisa membeli minuman. Tetapi ternyata setelah dalam waktu tertentu saya tidak dapat melanjutkan hal tersebut. Akhirnya saya mulai mencari uang di luar sana, dengan menjambret,dan juga menodong."

Hingga pada suatu hari, Abraham dan teman-temannya dalam keadaaan mabuk memasuki sebuah wilayah. Tingkah mereka yang sok jagoan mereka dikampung orang itu menimbulkan kemarahan warga.

Tiba-tiba muncul segerombolan anak-anak muda dari daerah tersebut, mereka membawa pentungan,balok,dan juga ada yang membawa parang mengejar Abraham dan teman-temannya, sehingga membuat Abraham dan teman-teman berlari tak tentu arah.

Teman-teman Abraham berhasil melarikan diri dengan melompati sebuah tembok yang cukup tinggi, namun tidak dengan Abraham, dia terpojok. Karena sudah tidak mampu untuk melompati tembok mengejar teman-temannya, Abraham berlari kearah sungai. Namun malang tak dapat ditolak, ternyata lumpur sungai tersebut membuatnya tak bisa bergerak. Dengan tanpa ampun, Abraham di keroyok oleh para pemuda dari kampung tersebut.

"Abraham pulang dengan berlumuran darah, saya pangku dia dan saya doakan dia. Baru saya bawa ke rumah sakit. Disana dia di jahit kepalanya sebanyak 8 jahitan," tutur Ibu Gorsi, Ibunda Abraham.

"Saya dibaringkan di rumah sakit dengan posisi telungkup karena yang terluka adalah bagian kepala belakang,disana saya melihat ada hamba-hamba Tuhan berdoa buat saya. Malam itu saya rasanya sangat sedih,saya bilang Tuhan saya capek"

Pada saat itu Abraham merasakan ketakutan dan dia rasakan kebutuhan yang luar biasa terhadap Tuhan. Inilah pertama kalinya Abraham merasa membutuh Tuhan, yaitu ditempat tidur rumah sakit itu.

Kelelahan dan ketakutan yang dialami Abraham membuatnya ingin lepas dari kecanduannya akan minuman keras. Lalu Abraham di rawat di tempat rehabilitasi di kota Malang.

"Saya di rawat di sana dengan terapi yang lebih dominan kepada pelayanan rohani. Saya di doakan, saya dibimbing pendalaman Firman Tuhan. Suatu kali saya disuruh untuk melukis sebuah tembok, disana saya melukis Rajawali dengan relif-relif. Lantas bapak rohani saya itu menyodorkan satu ayat, Amsal 23:18 yang berbunyi: "Karena masa depanmu sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang." Saya pandang-pandangi tulisan itu dan terperangah bahwa ayat itu bisa pas. Ayat tersebut adalah pernyataan Tuhan untuk saya juga, dan memang bahwa hari-hari itu adalah hari-hari yang benar-benar penuh dengan pergumulan buat saya memikirkan masa depan."

Abraham merasa bahwa Tuhan telah menjamah dia,dan dia rasa dia harus menyerahkan diri.

Di suatu kali dalam sebuah ibadah pagi-pagi, sewaktu semua dalam kondisi berdoa tiba-tiba Abraham merasakan hatinya dipenuhi dengan penyesalan akan segala sesuatu yang dilakukannya dimasa lalu.

"Saya melihat seperti kronologis kenakalan saya itu di tayangkan, seperti ada slide-slide yang menayangkan kejahatan-kejahatan saya itu,dan pendurhakaan terhadap orang tua itulah yang paling menampar saya sewaktu menangis di hadapan Tuhan."

Dan sejak itu Abraham mulai berkomitmen, dia mulai fokus terhadap pembenahan diri. Kemudian Abraham membangun kehidupan doanya dan selanjutnya dia mengabdikan diri dengan bergabung dalam sebuah wadah pelayanan. Abrahampun menyadari bahwa dia butuh orang lain untuk membantunya mengekang diri supaya jangan sampai dia tergoda lagi dan jatuh ke dalam alcohol.

Setelah Abraham menyerahkan diri kepada Tuhan, dia diberi kepercayaan untuk memegang sebuah majalah, sebagai editor majalah rohani tersebut.

"Saya merasa ayat yang dulu saya dengar, "Karena masa depanmu sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang" itu benar-benar sudah saya miliki. Dan saya percaya sampai hari ini saya berjalan bersama Tuhan." Ucap Abraham dengan penuh keyakinan. (Kisah ini sudah ditayangkan 16  Juni 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :

Abraham Sitinjak

Sumber : V080704165727
Halaman :
1

Ikuti Kami