Pikiran Negatif Dan Akibatnya

Marriage / 16 April 2008

Kalangan Sendiri

Pikiran Negatif Dan Akibatnya

Fifi Official Writer
6464
Pikiran negatif (juga disebut keyakinan yang salah, harapan yang tidak realistis, perilaku menyakiti diri sendiri, atau kesimpulan maupun asumsi yang tidak logis) mempunyai dampak yang kuat karena bagaimana seorang pasangan menerima dan mengartikan apa yang dilakukan orang lainnya sangat menentukan kepuasan pernikahan lebih daripada tindakan-tindakan itu sendiri. Pemikiran negatif terjadi ketika seorang pasangan yakin secara konsisten bahwa motif atau niat orang lainnya lebih negatif daripada kenyataan yang sebenarnya.

Dengan kata lain, seorang suami atau istri menerjemahkan perilaku atau tindakan pasangannya secara lebih negatif dibanding yang sebenarnya. Biasanya, itu berupa keyakinan (negatif) bahwa pasangan Anda sedang merusak pernikahan mereka dengan sengaja. Contohnya:
"Kamu selalu mengikutsertakan keluargamu. Mereka selalu berada di antara kita di sepanjang kehidupan pernikahan kita!"
"Kamu tidak menyadarinya kan? Kamu terlalu negatif dan itu yang membuat aku menjauh darimu!"
"Kamu bilang kamu menyesal, tapi kamu tetap selalu melakukan hal yang sama berulang kali. Kamu tidak pernah berubah!"

Mengapa Pikiran Negatif Begitu Merusak Hubungan

Bias Positif. Selama pacaran dan kehidupan awal pernikahan, hampir semua yang dikatakan atau dilakukan pasangan diartikan sebagai hal yang positif. Bahkan perilaku yang tidak terlalu menyenangkan dapat dibalikkan dan menjadi positif di mata anda. Ini menghasilkan gambaran positif dari orang yang dicintai, yang akan menekankan pada hal-hal yang menarik dari dirinya dan menyembunyikan hal-hal yang kurang diinginkan. Dalam perasaan, gambaran ini bersifat tertutup, jadi hampir tidak ada hal-hal tidak menyenangkan yang dapat mencemarinya.

Bias Negatif. Namun jika pernikahan mengalami masalah, kekecewaan yang berulang, perdebatan, dan frustasi, maka itu akan merubah gambaran tadi. Contohnya, seorang istri bisa saja mengalami perubahan gambaran positif menjadi negatif. Perilakunya berubah dari mengagumi menjadi mencari-cari kesalahan. Lalu, hampir semua tindakan suaminya diartikan sebagai hal yang negatif, dia tidak bisa melakukan yang benar. Intinya, saat hubungan mengalami banyak masalah, kita punya kecenderungan untuk berganti lensa dan melihat pasangan kita secara berbeda (secara negatif).

Masalah Yang Timbul Dari Bias Negatif

1. Bias Konfirmasi. Masalah utama dari pikiran negatif adalah bahwa kita cenderung melihat dan mendengar apa yang kita percaya tentang sesuatu walaupun itu tidak benar. Dengan kata lain, apa yang Anda percayai tentang pasangan anda (positif atau negatif), anda akan menemukan bukti dari keyakinan Anda itu dalam segala hal yang dia katakan atau lakukan.
2. Nubuatan diri sendiri yang terpenuhi. Urutannya akan seperti ini, seseorang (a) mempunyai harapan tentang bagaimana pasangan mereka seharusnya, yang kemudian (b) mempengaruhi cara mereka bersikap kepada pasangan mereka, yang kemudian (c) menyebabkan pasangan berperilaku dalam cara yang konsisten dengan harapan orang itu. Orang cenderung bergerak ke arah keyakinan kita tentang mereka.
3. Matinya pengharapan. Ketika pemikiran negatif secara konsisten menggerogoti sebuah hubungan, itu menghasilkan lingkungan yang tanpa harapan dan kemerosotan. Gambaran negatif dari pasangan merampok motivasi dan tindakan yang baik.

Bagaimana Memerangi Pikiran Negatif

Kita tidak bisa hanya duduk diam dan mengharapkan pasangan kita akan merubah perilaku negatifnya. Bagaimanapun juga, kita perlu mempertimbangkan bahwa mungkin saja motif pasangan kita lebih positif daripada yang kita bayangkan.

Langkah 1: "Mungkinkah saya salah?" Kita harus bertanya pada diri sendiri untuk kemungkinan bahwa kita terlalu negatif dalam menginterpretasikan tindakan pasangan kita. Atau kita mungkin salah paham karena adanya perbedaan dengan perspektifnya, dan itu bukan hasil dari sifat yang negatif.

Langkah 2: Ujilah keakuratan pemikiran negatif anda. Pertimbangkan beberapa penjelasan alternatif dari apa yang dilakukan pasangan anda. Carilah bukti-bukti pendukung, kontradiksi, penjelasan alternatif, dan kesimpulan yang lebih masuk akal. Kita dapat melakukan ini dengan bertanya secara langsung atau dengan mengamati tindakan-tindakan pasangan selanjutnya.

Langkah 3: Gantilah pikiran negatif anda dengan respon yang lebih beralasan.

Langkah 4: Rekam dan ingatlah perilaku positif pasangan. Ini penting bagi pasangan untuk dapat melihat dengan lebih jeli hal-hal yang dilakukan pasangan mereka dan dapat meresponinya dengan tepat. Seorang pasangan mungkin sudah melakukan hal-hal positif namun anda mungkin saja tidak sepenuhnya sadar. Untuk awalnya, cobalah memperhatikan dan mengingat apa saja yang dilakukan pasangan anda yang menyenangkan anda. Ini akan memaksa anda untuk menghancurkan penghalang yang menghambat tujuan anda untuk kebaikan anda dan pasangan anda.

Sumber : Christianity Today
Halaman :
1

Ikuti Kami