Mengelola Keuangan Dengan Cara Tuhan

Investment / 9 April 2008

Kalangan Sendiri

Mengelola Keuangan Dengan Cara Tuhan

Lestari99 Official Writer
7414

Banyak dari antara kita yang merasa bahwa kita telah mengetahui bagaimana cara mengelola keuangan yang baik, tapi apakah selama ini kita telah melakukannya dengan benar? Kalau iya, mengapa kita masih terikat dengan masalah keuangan? Bahkan kadang untuk beberapa keluarga, masalah keuangan menjadi masalah yang paling serius, dan juga dapat menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perceraian. Lantas bagaimana caranya mengelola keuangan yang benar? Berikut ini beberapa poin yang perlu kita renungkan dan lakukan.

1. Mengutamakan Tuhan

Seringkali sikap kita terhadap peningkatan kemakmuran atau kekayaan dan pengelolaan keuangan yang salah menjadi penyebab utama terjadinya masalah keuangan. Matius 6:24 mengatakan, "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Kesalahan yang sering terjadi adalah kita menempatkan uang sebagai Tuhan, padahal Tuhanlah yang memberi berkat. Saat kita menempatkan Tuhan sebagai penguasa tunggal dalam hidup kita (khususnya dalam hal keuangan), kita akan menerima anugerah-Nya, pertolongan pada waktunya dan kekuatan dalam saat-saat yang sulit.

2. Mengerti Posisi Kita Dalam Pengelolaan Uang

Kita harus mengerti apa yang Tuhan inginkan atau prinsip-prinsip Tuhan dalam mendapatkan dan menggunakan uang. Ada 3 aliran atau kelompok orang dengan pandangan yang berbeda:

Pertama, orang yang memandang bahwa hidup miskin atau hidup berkekurangan itu adalah sesuatu yang mulia. Mereka beranggapan bahwa memiliki sesuatu yang berlebihan itu adalah hal yang jahat, sehingga mereka bekerja dengan tujuan minimal yaitu hanya untuk mendapatkan kebutuhan pokok saja. Mereka sangat hati-hati dalam membelanjakan uang dan sering melakukannya tidak dengan sukacita.

Kedua, orang yang memandang kemakmuran sebagai sesuatu yang mulia. Mereka beranggapan bahwa memiliki sesuatu itu adalah suatu hak, sehingga mereka selalu berusaha keras untuk memiliki sesuatu, dan bekerja untuk menjadi kaya. Mereka menggunakan uang semaunya dan kadang tanpa perhitungan yang benar.

Ketiga, orang yang berpegang pada prinsip Firman Tuhan, yang memandang kepemilikan atas sesuatu sebagai bentuk tanggung jawab kepada Tuhan. Bekerja berarti melayani Tuhan. Kebenarannya adalah, Tuhan sebagai pemilik dan kita sebagai pengelola, sehingga dalam membelanjakan uang kita seharusnya berdoa terlebih dahulu, karena kita bertanggung jawab kepada Tuhan.

3. Mendapatkan Uang Dengan Bertanggungjawab Dalam Pekerjaan

Matius 25:21 mengatakan, "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu."

Sudah seharusnya kita bekerja dengan bertanggungjawab, dengan atau tanpa pengawasan atasan. Belajar bertanggungjawab dengan apapun yang telah dipercayakan kepada kita, sehingga kita akan semakin diangkat naik dan apapun yang kita kerjakan akan berhasil, karena Tuhan menyertai kita.

4. Memberi Untuk Tuhan

Kita sering berpikir dalam hal ini bahwa kita yang memberikan uang kita untuk Tuhan, padahal uang itu milik Tuhan, kita hanya pengelola. Maleakhi 3:10 mengatakan, "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." dan Amsal 3:9-10, "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya."

Sudah sepatutnya kita selalu memberikan yang terbaik untuk Tuhan, Sang pemberi berkat.

Sumber : cbni
Halaman :
1

Ikuti Kami