Rambo 4 : Menolong Misionaris Dengan Aksi Sadis

Film Review / 4 February 2008

Kalangan Sendiri

Rambo 4 : Menolong Misionaris Dengan Aksi Sadis

Tammy Official Writer
16167
Tidak ada yang meragukan seri film Rambo yang memiliki nilai seni tinggi, tetapi dua film pertamanya tetaplah termasuk film klasik dengan genre action "pejuang sendiri." Dan meskipun ‘merek Rambo' sudah terbengkalai selama 20 tahun, karakter Sylvester Stallone diingat sebagai salah satu ikon dalam sejarah film. Namanya nyaris dikenal sama dengan G.I. Joe.

Apa yang membuat seorang pejuang film action yang menua keluar dari pensiunnya yang panjang (selain tawaran dollar yang melimpah pastinya) ? Stallone menjadi terbuka dengan sekuel ini ketika ditawari kesempatan, menyediakan kisah yang sangat berarti. Seperti sesuatu yang berhubungan dengan human rights, genosida, dan missionaries ? Ya benar, di dalam film Rambo...

RamboDifilmkan di Thailand, Rambo mengambil di tempat yang sama setelah 20 tahun film terakhir. Seorang veteran perang Vietnam telah memisahkan dirinya sendiri dari peradaban, memancing dan menjual ular-ular berbisa di desa kecil selagi menjalankan jasa perahu di Sungai Salween. Sebuah grup misionaris dari Colorado menemukan Rambo dan memakai jasanya. Tujuan mereka adalah Burma (dikenal juga sebagai Myanmar), membawa suplai alat kesehatan dan Alkitab-Alkitab untuk orang-orang Kristen yang teraniaya disana.

Rambo sebenarnya enggan untuk berpihak. Konflik Burmese-Karen adalah perang sipil yang terjadi sangat lama - 60 tahun dan terus berlanjut. Seperti prolog dalam film, petani-petani miskin kristen sering menjadi target pembunuhan. Para missionaries akan memasuki zona perang. Tapi ketika Sarah (diperankan Julie Benz) salah satu pemimpin grup, berkata bahwa itu bukanlah usaha yang bodoh : "Mencoba untuk menyelamatkan kehidupan seseorang tidaklah membuang hidupmu." Ternyata itu cukup untuk mengubah pemikiran Rambo, membawa mereka melintasi sungai mencapai tujuan mereka.

Dua minggu kemudian, seorang asing yang lain datang mengetuk pondok Rambo. Itu adalah pastor dari gereja Colorado. Ternyata para misionaris telah menghilang, dan ada kabar mereka masih hidup tetapi tertangkap oleh tentara Burma. Rambo diminta untuk memimpin team ke Burma untuk mencari dan menyelamatkan para misionaris. Dengan rasa tanggung jawab, sang pejuang legendaris menerima permintaan tersebut.

Rambo ke-empat memiliki dua jenis kekerasan, tak ada satupun dari hal tersebut yang anda ingin lihat jika ingin menonton pekerjaan misi overseas. Anda tidak bisa menggambarkan penuh betapa grafik-nya (penuh kekerasan) film ini.

Salah satu hal paling mengganggu dan mungkin ironis karena ‘bisa diterima' adalah kisah ini penggambaran kisah nyata dunia seperti Schindler's List dan Hotel Rwanda, dimana secara realistik menggambarkan penganiayaan (persecution) yang sebenarnya tidak bisa kita bayangkan. Disini kita juga bisa melihat sekelompok orang percaya yang berkemauan masuk ke zona paling panas di dunia untuk melakukan pekerjaan Tuhan, menawarkan bantuan kesehatan dan mengabarkan Injil - sesuatu yang tidak akan anda lihat di film action setiap hari.

Tetapi tetap saja, film Rambo 4 yang memiliki rating R ini memiliki konten yang lebih sadis daripada kisah-kisah sebelumnya. Tetap bukan sesuatu yang harus dikonsumsi bagi anak kecil dan yang belum dewasa. Film ini bukanlah rekomendasi dari Jawaban.Com tetapi review ini bertujuan menjelaskan konten film.

 

 

Sumber : christianitytodaydotcom
Halaman :
1

Ikuti Kami