Dari Dorongan Merambah Ke Restoran

Family / 2 February 2008

Kalangan Sendiri

Dari Dorongan Merambah Ke Restoran

Admin Spiritual Official Writer
5982

Cak Asmo, dengan dua restoran dan 60 pekerja yang dimilikinya saat ini, restorannya tak henti-hentinya dikunjungi oleh para pecinta makanan. Dengan mottonya ‘Cita Rasa Bos, Kantong Anak Kost', Cak Asmo menawarkan lebih dari 100 hidangan lezat yang tentunya menggoda selera. Mungkin tidak seorang pun yang sadar bahwa di balik kesuksesannya, Asmo harus melaluinya dengan jalan penderitaan.

Asmo memulai usahanya dengan berjualan mie tuk tuk (mie dorong) bersama kakaknya di Bali. Tanpa pengalaman dan tanpa latar belakang pendidikan yang baik karena Cak Asmo hanya lulusan SMA.

Pengalaman bersama kakaknya, akhirnya Cak Asmo mulai mencoba untuk berjualan sendiri. Dari berjualan keliling, Cak Asmo mulai mengembangkan usahanya dengan berjualan di emperan toko. Dalam masa-masa itu pun, Cak Asmo harus merelakan tempat berjualannya digusur dan ia harus mencari tempat yang lain. Karena memang Cak Asmo hanya menumpang tempat, sehingga ia tidak mempunyai hak untuk mempertahankan diri.

Dalam keadaan yang terdesak dan tidak ada jalan keluar, Cak Asmo dan istrinya berdoa kepada Tuhan. Selama satu minggu, mereka tidak henti-hentinya berdoa untuk mendapatkan jalan keluar dari Tuhan. Kemudian Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan menggerakkan hati istri dari pemilik tempat tersebut datang kepadanya dan mengijinkan Cak Asmo untuk tetap berjualan di sana.

Di luar dugaan mereka, sesuatu terjadi pada usahanya. Tuhan kembali membuktikan kuasa-Nya kepada Cak Asmo. Dari emperan, Cak Asmo bisa pindah dan berjualan ke dalam. Cak Asmo meyakini kalau bukan Tuhan, tidak mungkin bisa terjadi seperti ini.

"Saya dibawa Tuhan untuk terus berharap kalau saya akan terus naik dan tidak turun. Tuhan terus pimpin untuk saya terus meningkat," kisah Cak Asmo.

Namun mengembangkan usaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cak Asmo pun harus mengalami kegagalan. Karena restoran kedua yang baru dibukanya, terbakar habis. Cak Asmo hanya bertanya kepada Tuhan, apa yang salah dengan dirinya.

"Saya bukan marah sama Tuhan, saya justru datang kepada Tuhan dan berkata, Tuhan ampuni saya karena saya melangkah tidak berdasarkan tuntunan Tuhan. Dan itu membuat saya semakin sadar dan mengerti bahwa jangan kita memaksa untuk Tuhan setuju dengan apa yang kita kerjakan tetapi kita yang harusnya setuju dengan apa yang Tuhan mau kerjakan dalam kehidupan kita," ujar Cak Asmo dalam kesaksiannya.

Sekarang dengan dua restoran yang dimilikinya, para pecinta makanan lezat terus membanjiri restorannya. Selain daripada kerja keras dan disiplin, banyak orang yang membantu Cak Asmo. Tapi rahasia terbesar usahanya adalah, "Jika bukan Tuhan, hidup saya tidak ada apa-apanya," tambah Cak Asmo.

Ketika kita berharap dikasihi oleh sesama manusia, kita pasti akan kecewa karena kasih manusia itu terbatas. Hanya satu kasih yang tidak terbatas dan sempurna, yaitu kasih Tuhan di dalam Yesus Kristus. (Kisah ini sudah ditayangkan 28 Januari 2008 dalam acara Solusi di SCTV).

Sumber Kesaksian :
Cak Asmo
Halaman :
1

Ikuti Kami