8 Kontras Hubungan Sehat dan Tidak Sehat

Single / 21 January 2008

Kalangan Sendiri

8 Kontras Hubungan Sehat dan Tidak Sehat

Fifi Official Writer
6600
Memiliki kondisi hati yang sehat berarti dapat memasuki hubungan yang sehat. Hubungan yang sehat menjadi pusat pemulihan untuk sesuatu yang bersifat romantika, relasi dan bahkan kecanduan secara seksual. Pemulihan tanpa relasi yang sehat hanya akan mengabadikan dosa yang bersifat obsesi diri yang bisa membawa pada kecanduan. Dalam pemulihan kita harus belajar untuk menajamkan focus kita, dan kemudian menjadi bebas untuk membagikan keintiman dengan orang lain.

Hati yang sehat berhubungan dengan hubungan yang sehat merupakan kebalikan dari kecanduan. Kecanduan memelihara rahasia kehidupan yang ditandai dengan ketakutan dan kendali. Cinta yang tulus, di lain pihak, ditandai dengan keterbukaan, kepercayaan dan kebebasan untuk memberikan dirinya pada pihak yang lain. Perilaku kecanduan adalah suatu pengganti yang memperdaya yang menimbulkan dampak pada akhirnya namun bukan dampak sesaat.

Ada banyak kontras antara hubungan yang sehat dan tidak sehat. Kita tahu bedanya bila melihat secara model sekuler dan model Alkitabiah. Memahami kekontrasan ini dapat menolong kita mengerti bagaimana cara kerjanya suatu hubungan yang sehat - dan bagaimana kita dapat bertumbuh terhadap hal itu sebagai bagian dari proses pemulihan.

1. Realita Versus Fantasi. Hubungan yang sehat adalah didasari oleh realita. Setiap orang menyadri kekuatan dan kelemahannya. Tidak perlu menyembunyikan atau untuk mencoba membodohi satu sama lain. Setiap orang juga harusmengetahui kelemahan dan kekuatan orang lain. Tidak perlu untuk berpura-pura bahwa suatu masalah itu tidak ada atau untuk mengungkit-ungkit area yang tidak pantas dipersoalkan. Jika pasangan memiliki kelemahan di satu bidang, pasangannnya harus menerima hal itu dan menolong untuk mengakomodasi atau menguatkan hal itu.

Sebagai kontrasnya, hubungan yang tidak sehat didasari oleh fantasi. Apa yang dapat atau seharusnya digantikan adalah menjadi persoalannya. Elemen yang tidak realita menjadi suatu fokus. Hubungan dibangun pada pondasi yang sesungguhnya tidak ada disana.

2. Memperlengkapi Versus Menemukan Kelengkapan. Dalam hubungan yang sehat, setiap orang pertama kali menemukan sukacita dalam saling berbagi pertumbuhan orang lain, mereka memainkan peran untuk "memperlengkapi" orang lain.

Dalam hubungan yang tidak sehat, fokusnya adalah pada memperlengkapi diri sendiri. Dinamika egosentris ada pada hati yang saling ketergantungan secara bersama. Terlalu banyak orang punya yang "tidak utuh" membawa dirinya pada suatu hubungan, dan mengharapkan bahwa dirinya akan menjadi utuh atau lengkap dengan kehadiran orang lain. Itu tidak akan berhasil. Tidak ada seorangpun yang bisa mencapai harapan seperti itu. Hanya masalah waktu sampai penggantinya itu ditemukan. Mencari kelengkapan - salah satu dari bentuk disfungsi dan merupakan perilaku kecanduan.

3. Persahabatan Versus Pengorbanan. Hubungan yang sehat dapat dijelaskan sebagai dua teman yang menjadi teman yang lebih baik atau sahabat. Hubungan yang paling kuat dan berhasil - bahkan yang paling bergairah dan pernikahan yang romantis - memiliki jenis persahabatan yang sunguh-sungguh sebagai dasarnya. Ketika dasar persahabatan yang sejati ini tidak ada, hubungan menjadi dangkal dan rentan untuk ditandai dengan adanya satu pihak yang menjadi korban.

4. Pengorbanan Versus Kebutuhan Untuk Berkorban.Beberapa majalah yang oplah penjualannya bisa mengacaukan counter pembelian di toko buku misalnya, memuji kebahagiaan dari suatu pengorbanan. Namun tidak ada hubungan dapat bertumbuh tanpa pengorbanan. Sayangnya, kebanyakan dari kita lebih membiasakan diri untuk membutuhkan pengorbanan dari partner kita daripada mengorbankan diri kita sendiri.

Adalah satu hal untuk mencintai orang lain ketika semuanya berjalan mudah. Namun karakter dan kedalaman dibuat dalam hubungan ketika cinta membutuhkan penyerahan hak istimewa dan pilihan kita. Tidak ada yang menguatkan hubungan seperti halnya pengorbanan. Tentu saja, seringkali kelihatannya bahwa semakin besar pengorbanan, lebih banyak kita mengalami kematian diri sendiri, semakin besar potensi terciptanya hubungan.

Hubungan kita dengan Tuhan membutuhkan pengorbanan. Hubungan Tuhan dengan manusia membutuhkan tidak kurang dari suatu pengorbanan anakNya sendiri, yaitu Yesus Kristus. Oelh karena itu membangun suatu hubungan - atau memulihkan sesuatu yang telah dirusakkan oleh dampak kecanduan - bergantung pada kesediaan kedua pihak untuk berkorban bagi orang lainnya, tanpa menuntut apapun untuk kembali.

5. Pengampunan Versus Penolakan. Pengampunan adalah karunia ajaib yang terjadi antara dua orang. Satu hubungan menjadi penuh warna ketika kita bersedia untuk mengampuni luka dan kekecewaan di waktu lalu. Menolak untuk mengampuni adalah seperti membawa kantung sampah penuh berisi luka dan berjalan berkeliling-keliling. Setiap kali seseorang membuat satu kesalahan, kita meletakkannya di kantung itu dan membawanya bersama kita selamanya.

Tidak ada kantung sampah dalam hubungan yang sehat. Diluar cinta, partner mengambil luka dan kekecewaan di masa lalu dan membakarnya dalam nyala api pengampunan. Apa karunia yang lebih besar yang dapat kita berikan pada seseorang daripada membuat mereka bebas dari beban kesalahan mereka?. Ketika kita membuka kunci bagi orang lain dari masa lalu yang tidak bisa mereka perbaiki, kita membebaskan mereka untuk menjadi apa saja yang mereka dapat tuju, dan kita membebaskan hubungan kita untuk menjadi yang mereka inginkan.

6. Keamanan Versus Ketakutan. Keamanan adalah komoditi yang langka di dunia ini. Seringkali orang datang dari masa kanak-kanak yang tidak aman, mereka hanya bisa berharap bahwa kehidupan di usia dewasa, mereka akan masuk dalam hubungan yang mengijinkan mereka untuk mengalami dekapan dari seseorang yang benar-benar peduli terhadap mereka. Begitu banyak kehidupan yang tinggal diambang resiko, kita merasa dikuasai kebutuhan akan satu hubungan untuk membuat kita merasa aman.

Firman Tuhan mengatakan dalam 1 Yohanes 4:18 : Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih. Ketika kita berubah dari mencoba memakai orang lain untuk memuaskan kebutuhan keamanan diri kita untuk mencoba memenuhi kebutuhan akan keamanan orang lain, kita menemukan diri kita dalam dimensi yang baru. Kita memfokuskan pada kebutuhan mereka, bukan kebutuhan kita. Kita memenuhi kesangsian dan ketakutan mereka dengan jaminan perilaku kita yang konsisten. Kita meredakan ketakutan mereka dengan menjadi orang yang dapat dipercaya. Kita menjadi orang yang mengasihi, berfokus pada pihak lain dan benar-banra tidak egois. Itu adalah jenis cinta yang mengusir semua ketakutan dan menyediakan perlindungan yang asli.

7. Mudah Diserang Versus Bertahan. Dalam satu lingkungan yang aman, seseorang bebas membuka diri dan ini menjadi mudah diserang. Adalah sesuatu yang indah untuk diserang, untuk melakukan terjun bebas secara emosional dan memiliki seseorang yang bisa menangkap anda. Cita rasa yang menggembirakan kala anda diserang memampukan anda membuka semua hal tentang diri anda, menemukan lebih banyak tentang siapa diri anda, menghormati semua yang baik yang Tuhan telah ciptakan dalam kehidupan anda.

Dalam hubungan yang punya karakteristik ketakutan, kebalikannyalah yang terjadi. Ada kebutuhan untuk membangun benteng pertahanan. Jika anda tidak melindungi diri anda sendiri, maka anda akan disakiti, dirampok identitas diri anda, dikendalikan atau bahkan anda akan dicekik. Dinamika pertahanan diri membawa kematian disbanding pertumbuhan dan kehidupan.

8. Kejujuran dan Kepalsuan. Tidak ada cara untuk membangun sesuatu yang kekal, hubungan yang sehat atas dasar ketidakjujuran. Kejujuran harus menjadi inti hubungan; tidak ada pengganti untuk itu. Adalah sesuatu yang sesuai dengan model dalam keseharian kita untuk menutupi kebenaran yang tidak menyenangkan. Kita menipu mereka yang kita cintai, merasionalisasi sesuatu yang mengatakan bahwa menyimpan rahasia adalah untuk kebaikan.

Pada hakekatnya semua kecanduan dipertahankan dibawah selubung sejumlah kebohongan, yang pada akhirnya dirangkai menjadi permadani lebar yang berisi kebohongan dan selubung. Ketidakjujuran adalah kebiasaan yang sulit untuk didobrak. Satu dari fungsi utama kelompok pendukung pemulihan adalah kebutuhan untuk menyediakan akuntabilitas. Menjaga pecandu yang mengalami pemulihan untuk berada dalam keadaan yang sebenarnya, tidak menyimpan selubung. Tanpa akuntabilitas, kepercayaan dan pemulihan keintiman dalam suatu hubungan adalah menjadi sesuatu yang mustahil.
Halaman :
1

Ikuti Kami