Kelainan Leher Rahim Pada Remaja Pengidap AIDS

Info Sehat / 29 November 2007

Kalangan Sendiri

Kelainan Leher Rahim Pada Remaja Pengidap AIDS

Lestari99 Official Writer
9166

Remaja perempuan yang tertular HIV waktu bayi dan aktif secara seksual mempunyai tingkat infeksi leher rahim dan kelainan sitologi leher rahim yang begitu tinggi sehingga mengkhawatirkan. Penelitian baru berpendapat, tingkat kehamilan pun tampak lebih rendah.

Peneliti senior Dr. Susan B. Brogly mengatakan pada Reuters, penelitian secara luas meneliti dampak kesehatan reproduksi pada remaja terinfeksi HIV akibat perilaku.

"Ini adalah kelompok penelitian terbesar, dan yang pertama menerbitkan tentang tingkat penyakit kelamin, SIL (squamous intraepithelial lesions), dan kehamilan pada remaja perempuan yang terinfeksi HIV sejak lahir," dia menambahkan.

Hasil penelitian ini akan diterbitkan dalam jurnal American Journal of Public Health edisi Juni 2007.

Enam ratus tiga puluh delapan peserta penelitian ini adalah remaja perempuan hingga berusia 21 tahun yang terinfeksi HIV sejak lahir. Mereka dilibatkan dalam Pediatric AIDS Clinical Trials Group (PACTG) antara 2000 dan 2005.

Dr. Brogly epidemiologis di Fakultas Kesehatan Masyarakat Harvard di Boston, dan rekan penelitiannya memperkirakan bahwa 174 dari remaja perempuan ini aktif secara seksual, berdasarkan pengakuan, kehamilan atau infeksi kelamin. Lebih dari dua pertiga menerima terapi antiretroviral (ART). Semua yang menjadi hamil dan melahirkan bayi hidup memakai ART pada titik tertentu masa kehamilannya.

Tiga puluh delapan remaja perempuan menjadi hamil untuk pertama kalinya waktu dalam penelitian. Tujuh hamil lebih dari satu kali, seluruhnya ada 32 kehamilan yang melahirkan bayi hidup. Di antara semua ini, hanya satu bayi diketahui terinfeksi HIV.

Tingkat kejadian kehamilan dalam kelompok ini lebih rendah (18,8 per 1000 orang-tahun) dibandingkan dengan remaja perempuan seusianya yang tidak terinfeksi HIV di AS pada 1999 (86,7 per 1000 orang-tahun), berdasarkan data yang diterbitkan.

Dr. Brogly menghubungkan rendahnya tingkat kehamilan ini dengan kenyataan bahwa "beberapa di antara remaja ini mempunyai kesehatan yang buruk dan penyakit berat, sehingga sulit menjadi hamil."

Pemeriksaan rahim mengungkapkan beberapa kasus kondiloma. Penyakit lain yang terdeteksi adalah trikomoniasis, klamidia, gonore dan sifilis.

Di antara 101 remaja perempuan aktif secara seksual yang menjalani tes Pap, 30 di antaranya mempunyai kelainan sitologi leher rahim pada pemeriksaan pertama (prevalensi 29,7%), termasuk atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS), dan SIL tingkat rendah dan tinggi.

Hanya kira-kira setengah dari yang mempunyai kelainan sitologi leher rahim menerima pengobatan, para penulis mencatat. Tetapi walau menerima pengobatan yang tepat, masih banyak kasus yang bertahan.

"Kami dikejutkan dengan tingginya tingkat SIL yang diamati," Dr. Brogly mengatakan. "Sungguh memprihatinkan menemukan tingkat SIL yang begitu tinggi pada remaja perempuan."

Dr. Brogly dan rekannya mengacu kembali pada penemuannya bahwa "Tes Pap juga begitu jarang dilakukan pada remaja perempuan yang diketahui aktif secara seksual."

Dia mengingatkan, "Walau ini adalah penelitian terbesar pada populasi ini, kejadiannya sedikit, dan hal ini perlu dipertimbangkan."

Sumber: Am J Public Health 2007

Sumber : spiritia .or.id
Halaman :
1

Ikuti Kami