Ratna Bangun, Satu dari 3 Guru Sekolah Minggu Itu, Kini Menghadapi Masalah Baru

Internasional / 5 August 2007

Kalangan Sendiri

Ratna Bangun, Satu dari 3 Guru Sekolah Minggu Itu, Kini Menghadapi Masalah Baru

Rosphyta Official Writer
7525
Hal pertama yang akan saya lakukan setelah keluar dari penjara adalah memeluk kedua puteraku erat-erat," kata Ratna Bangun (40). Inilah keinginan yang terpendam selama 14 bulan. Waktu itu ia masih dipenjara karena dituduh mengkristenkan anak-anak Muslim di sebuah kelas Sekolah Minggu yang ia adakan bersama Dr. Rebekka Zakaria dan Eti Pangesti. 

Pada tanggal 15 Juni lalu, seminggu setelah pembebasan Ratna dan teman-temannya secara bersyarat, keinginan Ratna telah menjadi kenyataan. Ketika ia dan suaminya melintasi kerumanan orang di bandara Pekanbaru, ia melihat dua wajah yang sangat ia kenal, dan yang luar biasa pemilik wajah-wajah itu datang berlari mendekatinya. Mereka adalah putera-puteranya. Seperti yang ia impikan, Ratna membuka tangannya dan memeluk anak-anaknya.

Joshua memberi serangkai bunga kepada mamanya tercinta. "Saya sangat bahagia melihat mama lagi. Bunga-bunga ini adalah tanda cintaku untuk mama," kata Joshua.

Selama 21 bulan, 2 puteranya yaitu Joshua (9) dan Nathan (4), tinggal dengan adik Ratna, Dewi, di Pekanbaru, Sumatera, kira-kira 2 jam penerbangan jauhnya dari Jakarta. Perpisahan dengan Joshua dan Nathan membuat Ratna dan suaminya, Sembiring, menderita, tetapi itu lebih baik daripada meninggalkan kedua putera mereka tanpa pengawasan dan perhatian yang cukup, karena Sembiring sering melakukan perjalanan bisnis.

Ratna dan keluarganya telah kembali ke Jakarta pada tanggal 17 Juni 2007 bertepatan dengan waktu bagi putera-puteranya untuk kembali ke bangku sekolah.

Perayaan di Rumah & Gereja

Segera setelah pasangan itu meninggalkan bandara-dikawal oleh anak-anaknya, Dewi Bangun, dan para anggota keluarga lainnya-menuju ke rumah Dewi.

Persekutuan untuk menyambut kedatangan Ratna diadakan pagi hari tanggal 16Juni. Sekitar 10 anggota keluarga datang, juga kakak-kakak dan adik-adik Ratna beserta keluarga mereka, dan uga keluarga dari almarhum ayahnya.

Ia orang yang selalu bersemangat ketika saatnya tiba untuk melayani," kata Dewi, dengan air mata di pipi. "Saya sedih kakak saya dipenjara, tetapi saya percaya itu sudah bagian dari rencana Tuhan. Tuhan telah memakai Ratna sebagai alat-Nya."

Ratna tidak melewatkan kesempatan untuk membagi pengalamannya dengan seluruh keluarganya. Mereka bersatu hati menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan. "Kesaksian Ratna menguatkan dan memberi semangat bagi keluarganya," seperti yang dilaporkan staf Open Doors.

Malam harinya, kebaktian pengucapan syukur diadakan di Gereja Batak Kristen Prostestan (GBKP). Ratna, tanpa ragu, memceritakan pengalamannya. 60 orang dari keluargan Bangun hadir. "Ratna mengatakan selama ia dan teman-temannya berada di penjara, keberadaan Open Door telah sangat membantu mereka," ujar seorang pekerja Open Doors.

Tantangan Untuk Penyesuaian

Dipersatukan kembali dengan keluarga telah membawa kegembiraan buat Ratna, tetapi sekaligus membawa beberapa perubahan baru. Waktu putera-puteranya mengunjunginya di penjara, Ratna memperhatikan ada perubahan di dalam diri mereka. "Mereka berlarian ke sana kemari, berteriak-teriak, dan kehilangan kendali," ujar Ratna. Ketidakhadiran orang tua membawa perubahan sikap yang tidak menyenangkan dalam diri putera-puteranya.

Dipenjara dan berada jauh dari keluarganya juga membuat Ratna mengalami perubahan sikap. Kini, kalau berbicara suaranya lebih keras dan tegas. 

"Saya akan membatasi keterlibatan saya di dalam pelayanan gereja. Saya ingin berkonsentrasi pada keluarga saya dulu. Kami sudah lama berpisah, jadi kami perlu banyak waktu untuk penyesuaian. Bagaimana pun, menjadi seorang ibu adalah pelayanan juga, kan?" ujar  Ratna menambahkan.

Mari kita berdoa untuk Ratna dan keluarganya di dalam menjalani masa-masa penyesuaian ini. Berdoa agar Tuhan memberi kebijaksaan kepada Sembiring dan Ratna untuk membesarkan Joshua dan Nathan untuk menjadi manusia yang takut akan Tuhan.

 

Sumber : Open Doors
Halaman :
1

Ikuti Kami