Meningkatkan Kekayaan dengan Proses Perencanaan Investasi(2)

Investment / 24 July 2007

Kalangan Sendiri

Meningkatkan Kekayaan dengan Proses Perencanaan Investasi(2)

willem laoh Official Writer
8443

Beberapa waktu lalu, kita sudah membahas langkah proses perencanaan investasi yang terdiri dari enam langkah yang berkseninambungan.

  • Langkah 1: Menentukan tujuan keuangan.
  • Langkah 2: Memahami berbagai instrumen investasi yang ada.
  • Langkah 3: Memahami pasar keuangan dan konsep.
  • Langkah 4: Mengembangkan strategi investasi yang tepat.
  • Langkah 5: Melakukan strategi yang telah ditetapkan.
  • Langkah 6: Meninjau ulang strategi investasi.

Langkah selanjutnya dalam proses perencanaan adalah memahami berbagai instrumen investasi yang ada.

Dalam keadaan ekonomi yang semrawut seperti sekarang ini, investasi yang tidak transparan dana menjanjikan tingkat keuntungan tinggi tanpa risiko, membuat banyak masyarakat tergiur untuk mencoba mengikuti atau memasuki investasi tersebut. Banyak sudah contoh yang bisa Anda ketahui seperti yang baru-baru ini terjadi adalah PT. QSAR.

Beberapa alternatif instrumen investasi yang secara hukum sudah diatur oleh pemerintah, bisa Anda dapatkan sekarang ini, seperti deposito (instrumen perbankan), obligasi, saham, reksa dana (instrumen perusahaan sekuritas atau pasar modal), property dan emas.

Dalam pembahasan kali ini kami akan menjelaskan secara singkat ke-enam jenis investasi di atas. Untuk lebih mendalam sebaiknya Anda mempelajari keuntungan dan kekurangannya. Sehingga Anda terhindar dari kesalahan memilih investasi yang sesuai.

Deposito

Deposito merupakan instrumen investasi yang paling aman serta memiliki tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian yang terendah. Investasi awal yang dibutuhkan sekitar Rp1 juta . Jangka waktu penempatan deposito umumnya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12 bulan. Dengan semakin menurunnya tingkat suku bunga SBI di bawah 9 persen, maka bunga deposito yang mengikuti perubahan suku bunga SBI akan semakin menurun pula.

Obligasi

Secara singkat obligasi adalah surat utang jangka panjang dengan nilai nominal (nilai pari/ par value) dan waktu jatuh tempo tertentu yang diterbitkan oleh suatu lembaga. Penerbit obligasi bisa merupakan suatu perusahaan swasta maupun BUMN dan juga pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Salah satu jenis obligasi yang diperdagangkan di pasar modal kita saat ini adalah obligasi kupon (Coupon bond) dengan tingkat bunga tetap (fixed) selama masa berlaku obligasi.

Obligasi bisa menjadi alternatif investasi jangka panjang dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito. Untuk berinvestasi di obligasi, investor harus memiliki dana yang cukup besar umumnya transaksi obligasi satu perusahaan dilakukan dalam kelipatan Rp. 1 miliar.

Karena besarnya jumlah investasi awal yang harus dikeluarkan, menjadikan produk ini kurang diminati bagi investor individu. Tapi kalau dilihat pasar di Indonesia, khususnya pasar obligasi di Bursa Efek Surabaya cukup mengalami peningkatan transaksi.

Secara umum nilai kupon atau bunga obligasi akan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito di pasar.

Saham

Kepemilikan saham menyatakan satu unit kepemilikan dari perusahaan. Bila Anda membeli saham, maka Anda menjadi bagian dari pemiliki perusahaan. Oleh karena itu, Anda akan mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan yang dialami perusahaan. Dan tentunya, Anda mendapatkan kerugian bila perusahaan merugi.

Saham diperjualbelikan melalui sarana pasar yang di Indonesia disebut Bursa Efek Jakarta. Bursa tersebut tidak yang membeli atau menjual saham-saham yang ada, melainkan bursa hanya merupakan tempat atau sarana bagi para investor untuk bertransaksi didalamnya. Keberadaan Bursa saham menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.

Para investor, dapat berinvestasi saham melalui pasar perdana, yaitu ketika perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik (go public). Istilah go public biasa juga disebut IPO (Initial Public Offering) atau penawaran saham perdana. Di pasar perdana, para investor langsung membeli saham dari perusahaan. Contoh baru-baru ini adalah pelepasan atau IPO dari saham bank Mandiri di Bursan Efek Jakarta.

Selain pasar perdana, investor juga dapat bertransaksi atau berinvestasi di pasar sekunder. Pasar sekunder ini dimulai ketika saham mulai dicatatkan di bursa. Saham yang dibeli sama dengan saham yang ditawarkan dalam IPO. Perbedaannya, investor membelinya dari investor lain yang ingin menjual saham tersebut. Tentunya melalui mekanisme transaksi broker sekuritas.

Reksa Dana

Reksa dana sesuai dengan Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat 27 adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manager Investasi yang telah mendapat izin dari Bapepam. Portofolio investasi dari reksa dana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas.

Dilihat dari jenisnya, terdapat 4 jenis Reksa Dana. Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran. Bila hendak berinvestasi, Anda harus mengenal dan mengetahui berbagai jenis Reksa Dana yang sesuai dengan toleransi Anda terhadap risiko dan tentunya jangka waktu berinvestasi.

Beberapa manfaat dan kemudahan berinvestasi dalam Reksa Dana:

  • Akses ke berbagai instrumen investasi seperti saham, obligasi maupun instrumen pasar uang maupun campurannya dengan dana relatif murah
  • Tingkat likuiditas yang tinggi. Mudah dalam mencairkan dana Anda bila dibutuhkan sewaktu-waktu-unit penyertaan dapat dijual kembali ke perusahaan sekuritas yang mengeluarkan (Reksa Dana terbuka).
  • Bebas pajak karena bukan merupakan objek pajak tidak seperti tabungan dan deposito yang dikenakan pajak.
  • Tingkat risiko yang terukur dengan pola diversifikasi serta tingkat tranparansi yang tinggi (perubahan harga Reksa Dana dapat diketahui setiap hari di koran).
  • Dikelola oleh manager investasi profesional yang sudah mendapatkan izin dari Bapepam, sehingga orang awam maupun investor pemula dapat ikut melibatkan diri tanpa banyak hambatan berarti.
  • Memberikan potensi hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tabungan atau deposito dengan tingkat risiko terukur (diversivikasi).

Investasi awal dari reksadana cukup murah di mana dengan hanya Rp. 500,000 Anda sudah dapat membeli produk reksa dana dengan membeli unit penyertaan dari produk reksa dana tersebut di atas.

Properti

Properti adalah investasi dalam asset tangible bisa berupa tanah atau bangunan. Masyarakat yang menginvestasikan dananya di dalam properti biasanya melihat akan banyaknya permintaan akan tanah serta bangunan di masa datang di suatu daerah. Tingkat pengembalian dari investasi di bidang properti cukup tinggi akan tetapi tingkat likuiditasnya tidak. Apabila di pasar modal instrumennya sangat likuid, di mana anda dapat menjualnya dalam waktu singkat, tidak demikian dengan properti, tingkat likuiditasnya tidak secepat investasi di pasar modal.. Tapi sebagai instrumen jangka panjang properti merupakan investasi yang menjanjikan.

Emas

Emas sudah merupakan pilihan investasi masyarakat tradisional di Indonesia. Banyak masyarakat yang menyimpan uangnnya dalam bentuk emas perhiasaan bukan saja bisa menjadi sarana investasi tapi juga menjadi perhiasaan yang bisa dipakai. Dengan investasi jenis ini harus mengeluarkan biaya tambahan yaitu biaya ongkos pembuatannya.

Ada lagi yang investasi dalam bentuk batangan maupun investasi dalam emas yang tidak konvensional, melalui future traiding atau bursa perdagangan berjangka. Investasi di emas sangat baik dalam keadaan di mana tingkat inflasi suatu negara sangat besar seperti yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu.

Di tahun 1993 harga emas murni 24 karat sekitar Rp. 24,000/gram dan di tahun 1998 harga emas melonjak sangat tinggi sampai mencapai Rp. 140,000/gram. Jadi selama masih adanya tingkat inflasi maka harga emas akan selalu meningkat.

Demikianlah beberapa alternatif investsai yang bisa menjadi pilihan Anda dalam mencapai tujuan keuangan keluarga. *

Diambil dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN. Rubrik ini diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (ISOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.

Sumber : Sinar Harapan
Halaman :
1

Ikuti Kami