3 Guru Sekolah Minggu Itu Akhirnya Dibebaskan

Internasional / 7 July 2007

Kalangan Sendiri

3 Guru Sekolah Minggu Itu Akhirnya Dibebaskan

Rosphyta Official Writer
14817

Tiga guru sekolah minggu yang dinyatakan bersalah karena "mengkristenkan" kini telah dibebaskan dari penjara.

"Dibandingkan dengan penderitaan dan penganiayaan yang dihadapi oleh orang-orang lain, pembebasan kami dari penjara tidak ada apa-apanya," ujar Dr. Rebekka Zakaria kepada Open Doors U. K. "Dibandingkan dengan kasih Tuhan dan apa yang telah Tuhan berikan kepada saya, pembebasan ini sangat berarti."

Pada tanggal 13 Mei 2005, Zakaria, Ratna Bangun dan Eti Pangesti ditangkap karena dituduh "mengkristenkan" anak-anak Muslim di kelas Sekolah Minggu. Program sekolah Minggu - yang di dalamnya ada lagu-lagu Kristen, permainan dan pelajaran Alkitab untuk anak-anak - sangat dikenal di kalangan anak-anak Muslim di lingkungan itu.

Walaupun menurut laporan anak-anak Muslim, mereka mendapat izin dari orang tua mereka, 4 bulan kemudian pengadilan menyatakan ketiga guru sekolah Minggu itu bersalah karena aktivitas sekolah Minggu yang mereka lakukan. Ketiganya telah menjalani 2 tahun dari 3 tahun masa hukuman dan dilepaskan secara bersyarat dari Lembaga Pemasyarakatan Indramayu di Propinsi Jawa Barat pada pukul 6 pagi waktu setempat, 8 Juni 2007.

Menurut laporan Open Doors, selama tinggal di penjara para wanita Kristen itu dilaporkan telah mengubah lingkungan penjara termasuk membersihkan fasilitas penjara dan sel penjara, membersihkan kebun dan bahkan mengecat dinding ruangan yang mereka pakai untuk mengadakan kebaktian dengan warna biru dan kuning.

Pada hari mereka dilepaskan, para wanita diangkut dengan sebuah bus oleh Open Doors dan dikawal oleh 7 mobil ke dekat kota Cirebon untuk melapor terlebih dulu ke kantor administrasi penjara dan memperoleh dokumen yang diperlukan untuk pembebasan mereka.

Selama di penjara, ayah dari salah satu guru sekolah Minggu telah meninggal dunia.

"Aku merasa sangat kehilangan, apalagi selama ini kami sangat dekat," ujar Bangun kepada Open Doors USA. Kalau saja ayah masih hidup, ayah pasti akan bilang: ‘Aku bangga padamu, anakku, karena engkau dijebloskan ke dalam penjara oleh karena nama Yesus.' Aku bergumul untuk kehilangan ayah, tetapi aku mau taat kepada Tuhan Yesus sekalipun dalam duka cita." Ayah Bangun meninggal dunia dua bulan sebelum ia dibebaskan.

"Kami masih sangat membutuhkan dukungan doa dari Anda semua," ujar Zakaria kepada Open Doors USA. "Pertama-tama, tolong doakan untuk pelaksanaan ibadah. Kami masih mencari tempat untuk melaksanakan kebaktian. Mungkin kami akan adakan di Haaurgeulis, seperti biasa - dan saya yakin Tuhan pasti mengizinkan.

"Kedua, tolong doakan kami dan keluarga kami. Doakan agar kami tetap kuat dan tegar di dalam Tuhan, apa pun yang kami kerjakan."

Menurut Open Doors USA, Pengacara Aris Wibowo mengatakan ketiga wanita akan dibebaskan secara bersyarat sampai Februari 2009.

Indonesia adalah negara Muslim yang terbanyak penduduknya dimana 85% dari 220 juta penduduknya menyatakan bahwa mereka adalah orang Muslim. Selama bertahun-tahun kekerasan yang berbau sara sering terjadi dimana sejak tahun 1998 sampai 2001 setidaknya 1,000 orang tewas karena kekerasan yang terjadi di antara orang Muslim dan Kristen di Sulawesi Tengah, dimana jumlah kedua komunitas ini hampir seimbang.

Sumber : christiantoday, 13 Juni 2007
Halaman :
1

Ikuti Kami