Kala Dua Sepakat Dalam Doa

Family / 14 February 2007

Kalangan Sendiri

Kala Dua Sepakat Dalam Doa

evrianty Official Writer
7358
Sumber Kesaksian: Tari Zipora Priskila
 

Di usia delapan bulan Zipora menderita gangguan pencernaan akut yang mengharuskannya dirawat di rumah sakit. Apa yang diderita Zipora membuat cemas orang tuanya, pasangan Yogi Siagian dan Espita Siagian.

Anak kami bernama Tari Zipora Priskila pertama kali masuk rumah sakit karena mengalami gangguan dalam pencernaan.

Espita Siagian mencoba menyembuhkan secara tradisional.

Pertama-tama saya sudah melakukan usaha dengan cara tradisional dengan mengoleskan minyak dan bawang. Orang-orang bilang dia kembung, dua hari tidak mengalami kesembuhan, tapi yang kita lihat malah sebaliknya. Dia buang air semakin hari semakin banyak. Lalu kita bawa ke RS Carolus, lima hari dia dirawat disana. Yang kedua kali dirawat juga ia mengalami hal yang sama.

Dari pemeriksaan dokter dikatakan bahwa anak saya mengidap virus, ada bakteri di ususnya. Setelah dua minggu anak kami ada dirumah, penyakitnya itu kambuh lagi. Kita bawa lagi ke rumah sakit, dirawat lagi disana selama lima hari.

Inilah untuk ketiga kalinya Zipora terserang diare, bahkan yang terakhir ini keadaannya lebih parah dari sebelumnya.

Espita Siagian hampir kehilangan harapan melihat putrinya.

Dokter tidak punya harapan, dia kelihatan lemas, perutnya semakin membesar dan keras. Ternyata anak saya mengalamai dehidrasi. Semakin banyak kita kasi minum ternyata buang air besarnya semakin banyak. Dia bisa air sampai 36 kali dalam satu hari, sepertinya tidak ada harapan.

Sedang Yogi Siagian tidak lagi memiliki cukup uang.

Lagipula secara finansial kami tidak memiliki uang yang banyak lagi seperti pada saat dia dirawat yang pertama dan kedua. Jadi hanya mujizat yang kami butuhkan pada saat itu.

Ingin sekali Espita bisa menanggung penyakit putrinya.

Saya sampai berkata ini : "Kalau bisa sakit anak ini saya yang tanggung Tuhan". Tapi saya tidak mengatakannya pada siapa-siapa. Dia masih berusia delapan bulan Tuhan. Masa bisa anak sekecil itu mampu ngomong?. Tapi Tuhan ijinkan semua ini terjadi pada anak kami yang kedua ini? Kenapa dia yang mengalami derita dan bukan kami yang telah dewasa ini, orang tuanya?.

Melihat keadaan anak mereka yang semakin kritis, Yogi dan Espita memutuskan untuk menyerahkan anak mereka sepenuhnya ini kedalam tangan Tuhan melalui doa.

Dalam doa Espita mendengar pernyataan Tuhan.
Kita pertama-tama bawa dia dalam doa. Tetap berdoa, tetap berdoa. Kami katakan : "Tuhan kuatkan dia". Lalu ada suara yang saya dengar, saya percaya itu suara Tuhan : "Imanmu yang menyelamatkan dia".

Pada saat itulah Tuhan menjawab doa mereka. Diare yang dialami Zipora berhenti dan ia mengalami kesembuhan total.

Yogi Siagian dan Espita telah melihat jawaban doa mereka.
Pada saat itulah anak kami ini tidak lagi buang-buang air. Kami heran juga, betapa luar biasanya Tuhan Yesus. Saya bertambah semangat dan bertambah sukacita. Saya teringat kebenaran Firman Tuhan : "Asal kujamah saja jumbai jubahnya, maka aku akan sembuh".

Semenjak itu penyakit yang dialami Zipora tidak pernah kambuh lagi. Dan Zipora kini menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Kami bersyukur pada Tuhan Yesus kalau anak kami Zipora sekarang ini sudah besar dan cerdas. Semua ini bukan karena kemampuan dan kuat kami, tapi hanya oleh karena kemurahan Tuhan.

Tetapi kamu harus beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu. (Keluaran 23:25)
Halaman :
1

Ikuti Kami