Dari Gerobak Keliling Menjadi Restoran Ramai

Family / 6 February 2007

Kalangan Sendiri

Dari Gerobak Keliling Menjadi Restoran Ramai

evrianty Official Writer
13396
Sumber Kesaksian: Cak Asmo
 

Mungkinkah seorang penjual nasi goreng keliling membangun restoran? Tentu saja, contohnya Cak Asmo. Awalnya, ia hanya berjualan nasi goreng dengan menggunakan gerobak. Saat ini, Cak Asmo telah memiliki dua restoran dengan nama yang sama dan mempekerjakan 60 pekerja. Namun, kesuksesan itu tidak datang dengan mudah. Berikut kisahnya.

Pada tahun 1992, Cak Asmo merantau ke Bali. Saat itu, ia membantu kakaknya berjualan nasi goreng dan mie goreng dengan menggunakan gerobak dorong.

Cak Asmo: Saya ke Bali, saya gabung dengan kakak jualan makanan, istilahnya mie tok-tok ya. Pengalaman juga tidak punya, modal juga tidak punya, sekolah pun saya tidak bisa tamat SMA.

Setelah mengikuti sang kakak selama enam bulan, akhirnya ia pun memutuskan untuk berjualan sendiri. Awalnya, ia berjualan di dekat Kampus Udayana. Saat itu, konsumennya kebanyakan mahasiswa. Selanjutnya, Cak Asmo mencoba mengembangkan usahanya dengan berjualan di emperan toko. Namun tak berapa lama kemudian, pemilik toko tidak lagi memperbolehkan Cak Asmo berjualan di depan tokonya. Meski berat, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Cak Asmo: Dalam perjalanan itu pun saya dengan tabah, bahwa saya tidak boleh lagi ada di tempat itu untuk berjualan. Waktu itu saya numpang. Jadi, saya tidak punya hak untuk mempertahankan diri.

Dalam keadaan yang terdesak dan tidak ada jalan keluar, Cak Asmo dan istrinya pun berdoa kepada Tuhan. Selama satu minggu, mereka tidak henti-hentinya berdoa untuk mendapatkan jalan keluar dari Tuhan.

Doa Cak Asmo terjawab. Pada tahun 1997, seorang ibu yang juga teman satu gereja Cak Asmo menawarkan sebuah tempat untuk berjualan, tepatnya di Jl. Pulau Komodo, Denpasar. Tempat itu dapat digunakan Cak Asmo secara cuma-cuma.

Cak Asmo: Tuhan tunjukkan satu kuasa di mana bahwa istri dari om tersebut datang kepada saya (dan berkata), "Asmo, kamu tidak usah pindah dari tempat ini kalau ndak saya suruh pindah."

Di tempat berukuran 12mx8m itu lah Cak Asmo membuka restoran dengan memperjakan 4 karyawan. Ia pun tinggal di situ bersama isteri dan anaknya.
Di luar dugaan mereka, sesuatu terjadi pada usahanya. Meski Cak Asmo tidak memiliki latar belakang bekerja di restaurant, ia selalu berusaha untuk mencoba menu-menu baru. Misalnya, bila ia diajak makan di sebuah restoran, ia akan mengamati menu restoran tersebut dan mencoba membuatnya. Berkat kreativitasnya ini, menu restorannya pun semakin bertambah, sehingga restorannya semakin ramai dipadati penikmat makanan lezat.

Cak Asmo: Tuhan buktikan bahwa dari emperan itu saya pindah ke dalam. Ini kalau bukan Tuhan, tidak bisa terjadi seperti ini. Saya dibawa Tuhan untuk terus berharap, "Kamu akan terus naik dan tidak turun." Bahwa Tuhan pimpin untuk kita ekspansi, untuk terus meningkat.

Mengembangkan usaha memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cak Asmo pun pernah mengalami kegagalan. Restoran kedua yang baru dibukanya terbakar habis. Cak Asmo hanya bertanya pada Tuhan, apa yang salah dengan dirinya.

Cak Asmo: Saya bukan marah sama Tuhan, tetapi saya justru datang kepada Tuhan, ampuni saya, saya melangkah tidak berdasarkan tuntunan Tuhan. Dan itu membuat saya semakin sadar dan mengerti bahwa jangan kita memaksa untuk Tuhan itu setuju dengan apa yang kita kerjakan, tetapi kita yang setuju dengan apa yang Tuhan mau kerjakan dalam hidup kita.

Setelah itu, usaha Cak Tarno dipulihkan Tuhan. Ia dapat membuka kembali restoran keduanya. Saat ini, ia telah mempekerjakan sekitar 60 karyawan dan restorannya bisa menyajikan kurang lebih 100 menu makanan. Ia berusaha tetap mempertahankan kualitas masakan dengan harga yang terjangkau, sesuai motto: ‘Cita rasa bos, kantong anak kos'.

Cak Asmo telah menuai kesuksesan. Restorannya kini semakin dipadati pengunjung. Kesuksesan ini diraihnya dengan selalu bekerja keras, disiplin dan bantuan dari banyak orang. Namun menurut Cak Asmo, rahasia terbesar usahanya adalah...

Cak Asmo: Jika bukan Tuhan, tidak ada apa-apanya hidup saya.

"TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia," (Ulangan 28:13)
Halaman :
1

Ikuti Kami