Jalan Hidup Sang Bajing Loncat

Kriminal / 12 December 2005

Kalangan Sendiri

Jalan Hidup Sang Bajing Loncat

evrianty Official Writer
2896

JAWABAN.com - Seseorang melakukan tindak kejahatan kadangkala hanya karena menginginkan perhatian dari orang tuanya. Ferry mulai mengenal dunia kejahatan melalui teman-teman dan saudara-saudaranya dengan modus operandi membongkar truk barang atau yang dikenal sebagai bajing loncat.

Biasanya semua saya lakukan apabila papa dan mama saya di rumah sedang berkelahi. Pertama-tama saya melakukan, saya masih takut-takut. Saya diajari oleh sepupu saya. Karena saya masih belum bisa mengambil barang di mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi.

Tapi kemudian Ferry dan gerombolannya mulai melakukan aksinya dengan menggunakan sebuah mobil pick up.

Saya melakukan kejahatan itu biasanya ber-enam, tiga diatas truk, tiga dibawah. Kami membawa pisau sejenis cutter untuk menyobek terpal itu. Orang yang diatas truk lalu mengambil barang-barang yang ada lalu diturunkan ke bawah. Kami melakukan atraksi untuk menurunkan barang itu dengan cepat.

Tapi terkadang dalam operasinya itu, Ferry dan kawan-kawannya harus bertarung dengan kernet truk atau berhadapan dengan pihak keamanan.

Kalau ketahuan kami bisa berkelahi diatas mobil. Satu orang harus menghadapi kernetnya. Kalaupun harus ada yang berkelahi, kami harus terus menurunkan barang-barang yang ada. Jadi aksi kami telah terkoordinir dengan rapi. Satu saat ada keamanan yang mengikuti truk dari belakang dengan motor. Ada satu teman saya yang punya senjata dari Palembang. Dia lalu menembak ban kendaraan petugas itu, otomatis motornya tidak bisa jalan lagi.

Selesai beroperasi, Ferry dan kawan-kawannya biasanya melakukan pesta mabuk-mabukan untuk merayakan keberhasilan. Tapi semua kejahatan yang dilakukan Ferry sebenarnya berasal dari hati yang luka akibat orang tuanya yang bercerai.

Hidup saya seakan tidak ada artinya waktu saya dengan orang tua saya bercerai. Saya melihat kehidupan orang tua saya seperti itu, saya menjadi muak dengan apa yang disebut kehidupan itu.

Suatu hari, Ferry dan teman-temannya berjuang untuk memperoleh wilayah operasi. Kejadian inilah yang menyebabkan ia harus masuk penjara. Namun yang paling membuat Ferry kecewa adalah karena ia ditinggalkan teman-temannya di gerombolan bajing loncat.

Di satu tempat terjadi perkelahian. Yang saya ingat pada saat itu saya tusukkan pisau ke perut satu orang, lalu saya tidak sadar lagi sewaktu ada orang yang memukul saya dari belakang. Sewaktu sadar, saya telah berada di satu tempat, sebuah sel. Saya masuk ke penjara dan dalam perkenalan dengan penjara, saya dipukuli sampai saya jatuh. Ini membuat saya semakin benci pada dunia ini. Waktu itu saya mendapat hukuman penjara selama tiga tahun. Saya berfikir mereka kurang solider terhadap saya karena pada saat saya dipenjara mereka tidak pernah menjenguk saya. Akhirnya saya menyatakan keluar dari anggota kelompok bajing loncat itu.

Keluar dari penjara, Ferry melakukan bisnis ilegal, ia mulai menjual narkoba ke daerah-daerah. Hidupnya penuh bahaya dan bergumul dengan maut. Dalam satu transaksi ia bahkan hampir kehilangan nyawanya karena rekn bisnisnya melakukan kecurangan dan siap membunuh Ferry.

Terakhir saya ke Surabaya dan bertemu dengan teman yang memesan "barang". Tapi mereka melakukan kecurangan dalam pembayaran. Mereka datang dan memukuli saya. Mulanya saya mengadakan perlawanan. Disitulah saya merasakan ketakutan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Saya benar-benar amat takut. Saya pikir kalau memang Tuhan ada, saya minta Dia selamatkan saya dari tempat ini.

Ferry selamat, tapi ia harus bersembunyi untuk sementara waktu.
Saya tidak berani balik ke kelompok saya. Saya akhirnya pergi ke rumah tante saya, disitu saya bertemu dengan mama saya. Mama bilang supaya saya jangan dibiarkan pergi kemana-mana karena saya sedang dicari-cari.

Saat kegelisahan Ferry mencapai puncaknya, ia diajak seorang saudaranya untuk pergi ke sebuah acara doa.

Pada saat itu sepupu saya mengajak saya pergi ke persekutuan. Dia mengajak saya pergi daripada bosan terus berada di rumah. Saya mulanya ikut persekutuan itu untuk menemani agar sepupu saya ini senang. Tapi lalu saya lihat bahwa apa yang saya cari dalam hidup, saya temukan disini.

Ada seseorang yang datang dan bilang : "Ferry, kamu berharga". Secara jujur saya mengatakan mana mungkin saya berharga, sedangkan dalam pandangan manusia saja saya ini hanya sampah, saya kotor dan bisanya hanya membuat masalah. Tapi pada saat dia bilang bahwa saya berharga, saya renungi lagi. Sampai di rumah tante saya, perkataan itu saya renungi lagi. Kamu berharga!.... Kamu berharga!... Kamu berharga!.... Disitulah saya mengenal apa yang namanya kasih Tuhan itu dalam hidup saya.

Ferry menemukan arti hidup yang sesungguhnya. Ferry sempat turun kembali ke jalanan tetapi bukan untuk melakukan kejahatan, tetapi untuk menyanyikan lagu pujian bagi Tuhan.

Hanya Dia Yesus yang bisa mengubah hidup saya menjadi berharga. Sebelumnya saya belum pernah merasakan kehidupan yang seperti sekarang ini. Saya merasa berarti, bagi diri saya dan juga bagi orang lain.
(nat)

Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah. (Mazmur 51:18-19)


 

Sumber : Ferry Tato
Halaman :
1

Hot Topics

  1. Cahaya Bagi Negeri
  2. Tema Paskah 2024
  3. Daily Devotional
  4. Ayat Alkitab
  5. Kisah Nyata

Ikuti Kami