Bahan Peledak di Sukoharjo Terkait Abu Dujana

Nasional / 1 January 2005

Kalangan Sendiri

Bahan Peledak di Sukoharjo Terkait Abu Dujana

Puji Astuti Official Writer
6672

JAWABAN.com - Jakarta - Mabes Polri memastikan bahan-bahan peledak yang ditemukan petugas di rumah Sikas (37) di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng), terkait dengan jaringan terorisme Abu Dujana.

"Penemuan bahan peledak di Sukoharjo itu merupakan pengembangan dari penyergapan di Sleman, jadi jelas hal itu terkait dengan jaringan terorisme Abu Dujana," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri Irjen Sisno Adiwinoto ketika dihubungi SH, Kamis (22/3) pagi.

Sementara itu, sejumlah anggota Densus 88 Antiteror Mabes Polri dilaporkan menangkap AM alias JK (26) di Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Dia diduga anggota jaringan terorisme. Hal itu dibenarkan Kepala Desa Purwosari, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung, Karno Budi di Temanggung, Kamis (22/3).

Kapolres Temanggung AKBP Bastomi Sanap mengatakan, penangkapan dilakukan oleh anggota Densus 88 pada Rabu (21/3) sekitar pukul 05.30 WIB.

Sisno selanjutnya mengatakan bahan-bahan peledak yang ditemukan di rumah Sikas di Kabupaten Sukoharjo itu juga terkait dengan kegiatan terorisme. "Kelompok terorisme itu kan selalu berkembang. Mereka diam sejenak untuk terus mengembangan diri. Ya, karena itu, kami terus selalu memantaunya," ujarnya.

Sisno juga mengungkapkan pihaknya hingga kini masih terus memburu tiga tersangka lainnya yang diketahui sebagai kaki tangan buron utama terorisme di Indonesia, Abu Dujana. "Kami juga akan mencari tahu dari mana bahan peledak sebanyak itu diperoleh. Sangatlah tidak mudah diperoleh tanpa ada bantuan dari orang dalam," katanya. Sayang Sisno tidak memerinci orang dalam yang dimaksud.

Ditanya mengenai kondisi SP alias SE, salah satu tersangka jaringan terorisme Abu Dujana yang tertembak ketika baku tembak dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Sleman, Selasa (20/3) malam, Irjen Sisno Adiwinoto mengatakan kondisi SP alias SE pagi ini dilaporkan mulai membaik. Pihaknya masih terus menjaga ekstra ketat SP alias SE yang hingga pagi ini masih berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kalasan, Sleman, Yogyakarta.

Ia menambahkan pihaknya segera memeriksa SP alias SE jika kondisi yang bersangkutan sudah membaik. "SP alias SE merupakan orang yang membantu Abu Dujana. Sementara Abu Dujana sendiri adalah panglima lapangan dan pengatur strategi peledakan bom di Indonesia. Ia juga berperan penting dalam melindungi gembong teroris Dr. Azahari dan Noordin M Top," tambahnya.

Menyinggung tentang penyergapan di rumah Sikas, Sisno menjelaskan, penggerebekan di kawasan Desa Pancasan, RT 01/ RW 03, Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (Jateng) dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (21/3).

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Jateng Irjen Dody Sumantyawan mengaku belum dapat memastikan apakah bahan-bahan peledak itu di Sukoharjo digunakan untuk kegiatan terorisme atau bukan. Untuk itu, pihaknya masih terus mendalami dan mencari motifnya. Namun, yang pasti penyimpanan bahan-bahan peledak itu melanggar hukum.

Kapolda juga membenarkan penemuan bahan-bahan peledak itu merupakan pengembangan dari penyergapan yang dilakukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri terhadap jaringan terorisme Abu Dujana di depan toko besi dan bangunan Alam Jaya di Jalan Ring Road Selatan, Sleman, Yogyakarta, Selasa (20/3) malam pukul 18.30 WIB. Dalam penyergapan itu, satu tersangka MAS alias AS (39) tewas, sedangkan SP alias SE alias SPR (40) luka parah kena tembak. Polisi juga menangkap lima tersangka anggota jaringan terorsme Abu Dujana.

Abu Dujana di Pulau Jawa

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar memperkirakan tersangka pengeboman Kedubes Australia di Jakarta, Abu Dujana masih di Pulau Jawa. Pengejaran masih dilakukan kepolisian setempat hingga saat ini. Meskipun begitu, ia menolak menjawab ketika ditanya jaringan Abu Dujana, apakah ada kaitannya dengan kelompok teroris lain.

Ditanya lebih jauh, Syamsir Siregar hanya menjawab singkat : "Masih diteliti dan tidak perlu disampaikan." Kepala BIN menyatakan hal itu ketika dicegat wartawan usai menjadi pembicara dalam Seminar Air Power 2007 di Gedung Persada, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (21/3) siang.

Keterangan yang diperoleh SH menyebutkan jaringan terorisme di Indonesia ternyata mulai melirik kelas sosial lain dalam merekrut anggota barunya. Contohnya adalah Sikas (37) adalah buruh tani warga RT 1 RW 3 Dukuh Toriyo, Desa Banaran, Kecamaan Bendosari, Sukoharjo. Hal itu berbeda dengan para anggota jaringan sebelumnya yang rata-rata mahasiswa, pakar computer, dan lulusan SMA yang memiliki keterampilan elektronik.

Sikas adalah salah satu tersangka anggota teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Sleman, Rabu (21/3) dini hari. Dalam pengembangan selanjutnya, ternyata di rumah Sikas Tim Gegana Polda Jawa Tengah dan Densus Antiteror 88 menemukan 2.009 butir peluru untuk senapan serbu jenis AK, 20 kg Tri Nitro Toluena (TNT), dan potassium chlorate 30 karung dengan berat total seberat 625 kg. Kemudian detonator aktif 200 buah, 1 senjata laras panjang rakitan, 1 revolver rakitan, dan sebuah senjata api AR organik. Anggota tim juga menyita 16 buah bom lontar dan 1 golok sepanjang 30 cm.

Sebenarnya sebelum tim Gegana yang beranggotakan 10 orang tiba, polisi telah menemukan beberapa amunisi dan bahan peledak di salah satu ruangan rumah pria asli desa itu berupa magazine untuk senjata M16 dan SS1, puluhan butir peluru, potassium chlorate yang dimasukkan dalam 2 jerigen, 2 detonator aktif, serta TNT.

Benda-benda berbahaya itu disimpan di dalam bunker sedalam 50 cm yang terletak di sebuah ruangan yang menyatu dengan ruangan untuk salat dan di beberapa kamar lainnya. Peluru dan detonator berada di sebuah kotak kayu di dapur.

Sikas yang ditangkap di Sleman sekitar pukul 02.00, Rabu kemudian dibawa ke rumahnya sekitar pukul 08.30 WIB. Pria kelahiran 10 September 1970 ini berbadan gempal, pendek, berkulit hitam. Ia beristrikan Surani (31) dan memiliki anak angkat Salamah (3). Ia penduduk asli desa tersebut dan dikenal sebagai buruh tani. Selain itu ia aktif sebagai takmir masjid Al Kautsar di kampungnya.

Mereka hanya tahu Sikas sering mengikuti pengajian ke luar kota. Polisi kemudian membawa Sikas dan Surani yang bercadar itu pada pukul 10.00 WIB.

Kapolwil Surakarta Kombes Yotje Mende menjelaskan bahwa bunker tempat penyimpanan senjata itu berukuran 3 X 4 meter. "Penanganan lebih lanjut akan dilakukan oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri," katanya. (nat)

Sumber : maya/ herdjoko/emmy /norman - sinarharapan.co.id
Halaman :
1

Ikuti Kami