Syalom JC,
Banyak Hal berat yang terjadi di sepanjang hidupku ini. Kalau boleh saya ceritakan dari awal, saya seorang wanita, yg tidak punya ayah dan ibu lagi. Mereka sudah meninggal. Saya anak kelima dari Lima bersaudara, dan jarak umur saya dgn kakak nmr empat, skitar 18 tahun. semua kakak dan abang saya itu hidupnya hancur. Dua orang sudah meninggal, satu penyakit jiwa, satu lagi hidupnya penuh masalah terus dgn suaminya tinggal jauh dari saya. Saya sendiri sejak ortu meninggal 12 thn lalu dirawat dan dijaga oleh tante saya(adik mama saya), saya sudah dianggap anak sama mereka. Saya bisa kuliah dan bekerja di Kota in karena tante saya. Dan akhirnya thn 2014 lalu saya menikah. Dan sekarang saya sudah punya anak. saat baru menikah saya memang tinggal dirumah rumah mertua. Karena kondisi nya bapak mertua saya sakit pikun (alzhemer). Walaupun adik2 ipar saya ada dua orang dirumah itu, to suami saya yg paling sering mengurus bapak mertua saya. Suami saya pekerjaannya di bidang bantuan hukum, jadi waktunya flexible bisa kapan saja kekantor bisa, sementara adik2 ipar saya kerjanya di kantoran yang pulang sampe malam. Bapak mertua saya dulunya memang seorang pejabat di Kota ini. Dan sudah 17 tahun beliau menduda, karena ibu mertua saya sudah meninggal usia 40thn. Bapak mertua saya memilih untuk tidak akan menikah lagi Jadinya mgkn karena tidak ada teman utk bertukar pikiran, setelah pensiun ia mengalami alzhemer, dimana setiap hari penyakitnya semakin parah saja. Setiap hari beliau berjalan jalan mengelilingi rumah, sambil ngoceh dan meracau tidak jelas lagi, sering memindahkan barang barang, pokoknya dia tidak pernah mau diam. Kalo diajak ngobrol nanti dia meracau tidak nyambung dan ngomongnya tidak jelas lagi.bahkan bpk mertua saya itu sptnya tidak kenal saya dan tidak tau kalau saya menantunya. Jadi biasanya saya sehabis pulang kantor, menghabiskan waktu di kamar. Karena rumah itu besar, adik-adik ipar saya pasti pulang malam. Jadi saya agak risih.puji Tuhan bbrp bulan stlh menikah, saya hamil. Mengingat saya masih kerja, sempat bingung waktu itu bagaimana nntinya kalau saya melahirkan. Siapa yang akan menjaga anak saya saat saya kerja. Sempat beberapa kali mencari pembantu, tapi selalu ada kendala. Lalu akhirnya terpikir bagaimana kalau kakakku saja kupanggil untuk menjaga anakku nanti. Toh dia memang sedang stress krn bermasalah terus dgn suaminya. Kemudian saya tawarin dia untuk menjaga anakku, saya janji akan memberi dia uang saku tiap bulan juga.dan saya udah jelaskan kalau dia bakal tinggal di rumah mertuaku juga. Keluarga dari suamiku sebenarnya sangat banyak tinggal di Kota ini. Adik2 bapak mertuaku , saudara2nya, teman2yg (biasa dipanggil :uda, inanguda, namboru, dan tulangnya)ada juga tinggal di berdekatan disini, tapi mereka tidak pernah mau datang singgah untuk melihat bpk mertua ku itu. Padahal rumah mereka semua dekat, tapi mereka tidak pernah melihat keadaan bagaimana setiap hari berada dirumah itu. Menghadapi bapak mertua yg hilir mudik kesana kemari tidak ada capeknya, sambil mindah mindahkan barang.lalu akhirnya kakak saya mau membantu saya untuk merawat bayi stelah melahirkan, walaupun kakak saya blum punya anak, tapi dia handal juga merawat bayi.singkat cerita, kakak saya ternyata sering bertengkar dgn ipar saya, kakak saya cerita kalau ipar ipar saya itu tidak ada etika nya, kakak saya diperlakukan spt pembantu, semua pekerjaan rumah itu kakak saya yang kerjakan, padahal dia sudah capek urus anak saya. Belum lagi tiap saat dia berhadapan dgn bpk mertua saya yang pikun, suka pindah- pindahkan dan menyimpan barang apa aja lalu meletakkannya ntah dimana, sehingga kami ujung ujungnya memasukkan semua barang keperluan kami ke dlm kamar, kencing dimana saja,Bahkan aku dan kakakku udah pernah melihat bapak mertua(maaf) telanjang.jadi krn aku merasa terlalu stress disana,, akhirnya saya memutuskan untuk mengajak suami saya pindah rumah saja dulu. Toh ada adek adek ipar yang tinggal dirumah itu Dua orang.dan suami saya tetap bisa melihat kesana pagi atau siang misalnya. Karena keadaannya dirumah itu ruwet skrg, ada bapak mertua saya yg juga perlu dijaga dan dirawat, ada kakak saya, Dan ada bayi saya sekarang, dan lagi kondisiku baru melahirkan harus pompa asi terus dimana asiku tidak lancar. Ditambah lagi kakak saya sudah tidak nyaman berada disana. Akhirnya kami pun pindah ke rumah lain, dan ternyata seluruh pihak keluarga suami langsung mengecam kepindahan kami itu. Lalu yang tidak kusangka, sebulan setelah kami pindah, bapak mertuaku meninggal. Saat it aku tak tau harus bagaimana, ada perasaan bingung, bersalah, sedih, takut, campur aduk. Dan sejak acara pemakaman, disitulah mulai konflik keluargaku. Sejak itu aku dikucilkan oleh seluruh keluarga besar suami, semua iparku, uda dan namboru dari pihak suamiku mengucilkanku. Mereka menganggap akulah penyebab bapak mertuaku itu meninggal. Sudah setahun bapak mertuaku meninggal, Dan akupun sudah tidak bekerja lagi krn di phk Dr kantor, dan kakakku sudah balik ke suaminya. Sehari-hari aku skrg full ibu rumah tangga. Dan sampai skrg tidak ada satupun keluarga suamiku yang datang kerumah kami, atau berhubungan atau menegur atau menyapaku ntah itu secara langsung ataupun telpon atau di medsos sekalipun, padahal aku juga sering melihat mereka smua (ipar2ku, Uda dan namboru dari suamiku) sekarang sering berkumpul bersama, makan di restoran bersama lalu diupload potonya ke medsos mereka, dalam hati aku merasa mereka ingin agar aku lihat poto kebersamaan mereka itu. Rasanya hidupku tidak berarti dan aku tidak tau harus bagaimana. Disisi lain, aku juga bermasalah dgn suamiku soal gereja. Dari awal emang aku memutuskan ikut suamiku ke gereja Protestant (gpib) pdhl aku asalnya dan sudah melayani sblm merit dulu si gereja kharismatik (gbi). Tp sejak menikah aju merasa suamiku jadi sangat anti ke gereja kharismatik. Memang smua gereja it intinya sama, tapi aku jadi tidak tau kemana aku ditanam, berakar dan bertumbuh. Padahal seluruh keluarga besar suamiku yang benci aku itu semua gerejanya di gpib itu, Tolong a bantu aku dlm doa ya.. aku merasa sendirian.