Severity: Warning
Message: count(): Parameter must be an array or an object that implements Countable
Filename: controllers/article.php
Line Number: 89
Bapak Diki Fernanda biasanya berprofesi sebagai penabuh gendang musik Jawa dan penyadap getah pohon karet. Sedangkan istrinya sehari-hari berjualan makanan di sebuah sekolah dasar. Namun sejak wabah Covid-19 melanda, mereka mengalami kesulitan ekonomi. Tidak ada lagi acara pernikahan atau syukuran yang melibatkan musik Jawa. Istrinya juga tidak bisa berjualan lagi karena sekolah diliburkan.
Otomatis Pak Diki hanya bekerja menyadap getah pohon karet. Padahal biasanya ia lakukan itu sebagai pekerjaan sambilan. Kebun karet ini juga bukan milik sendiri, sehingga hasil penjualannya harus dibagi dua dengan pemilik kebun. Wabah Covid-19 juga mempengaruhi harga penjualan getah karet ini, yang semula harganya Rp 7.000/kg, sekarang hanya Rp 3.000/kg karena banyak juga pabrik yang tutup.
Walaupun mengalami kesulitan, tapi keluarga Bapak Diki selalu berusaha bersyukur untuk setiap makanan yang bisa mereka konsumsi. Saat CBN memberikan bantuan dari gerakan #LoveinAction untuk membantu keluarganya dengan memberikan paket sembako. Ia tidak menyangka masih ada yang peduli sehingga keluarganya bisa memenuhi kebutuhan keluarganya beberapa hari ke depan.
Setelah kepergian suaminya 3 tahun silam, Mensiana Sene (45 tahun) harus berujuang menghidupi 3 oran
Tidak banyak pilihan yang bisa diambil Umbu Tay Maramba Hamu (62 tahun), seorang lansia yang bekerja
Setelah merantau dari Jawa Timur ke Pangkalan Bun, Salamun tidak kunjung mendapatkan pekerjaan
Apriyati, seorang janda beranak satu, benar-benar harus menyerah dimasa pandemi Covid-19 ini.
Demi meningkatkan taraf hidup, Noperianus memboyong istrinya, Ai Erna
Pekerjaan apapun dilakukan asal anaknya bisa makan. Itulah yang dilakukan seorang ibu muda
Oma Paulina merupakan seorang lansia berusia 81 tahun yang tinggal di Desa Baun, Amarasi, Kupang.
Sebagai kuli di ladang milik orang lain, pendapatan Barno tidaklah besar.