Kita sering diperhadapkan dengan sebuah peluang yang tampaknya
menjanjikan, atau juga pintu keluar yang bisa membantu kita menghadapi kondisi yang sedang kita hadapi.
Semuanya terasa mudah hanya dengan menerima dan menjalaninya. Tapi benarkah jalan mudah itu membuat kita lebih baik?
Di 1 Samuel 24: 1-22, Alkitab menceritakan waktu Raja Saul membawa
3000 orang pasukannya untuk memburu Daud. Alih-alih berhasil membunuhnya, Daud sendirilah yang menemukan Saul dan pasukannya.
Alkitab berkata bahwa saat itu pengikut Daud bersukacita. Mereka
mengakui kalau Tuhan sendirilah yang menyerahkan Saul dan pasukannya ke tangan Daud.
Pengikutnya sendiri menyerahkan Saul dan pasukannya untuk melakukan apapun yang dia mau kepada mereka.
Tapi Daud mempertimbangkan pilihannya, dia diam-diam memotong jumbai jubah Saul saat dia sedang tidur.
Dalam kondisi itu, Daud sebenarnya puya peluang yang beasar untuk membunuh Saul. Tapi dia merasa terganggu dengan suara hatinya sendiri.
Dia diingatkan bahwa Saul adalah raja yang diurapi Tuhan. Bagaimanapun
dia juga adalah rajanya. Suara yang didengar Daud tentu saja adalah hasil dari hubungan
karibnya dengan Tuhan. Sehingga tanpa berpikir panjang, Daud pun menyerahkan Saul sepenuhnya kepada Tuhan.
Dia tahu betul bahwa jika dia membunuh Saul, berarti dia membunuh
salah satu raja yang diurapi Tuhan dan itu adalah suatu kejahatan di mata Tuhan.
“…lalu
berkatalah ia kepada orang-orangnya: "Dijauhkan Tuhanlah kiranya dari
padaku untuk melakukan hal yang demikian kepada tuanku, kepada orang yang
diurapi TUHAN, yakni menjamah dia, sebab dialah orang yang diurapi TUHAN.” (1 Samuel 24: 6)
Apa kamu bisa mengalami apa yang dialami Daud? Apakah kamu pernah
ditawari kesempatan besar tapi kamu justru tidak merasakan kedamaian saat menerimanya?
Barangkali Roh Kudus lah yang bekerja untuk mengingatkanmu bahwa kesmepatan itu
bukanlah kesempatan yang terbaik dari Tuhan untukmu. Bisa jadi kesempatan itu melanggar perintah Tuhan dan Dia menolaknya.
Seorang teman belakangan ini bercerita kalau dia dan suaminya
sedang mengalami masa sulit dalam pernikahan mereka. Tiba-tiba, dia bertemu pria
lain. Pria inipun tampaknya memiliki semua hal yang tidak dimiliki suaminya. Dia meyakinkan dirinya kalau Tuhanlah yang mengirim pria itu.
Di satu sisi, kita sangat mudah membenarkan keputusan kita sebagai jawaban dari Tuhan saat sebuah kesempatan muncul di saat yang tepat. Jelas hal ini sangat manusiawi dan kita jadi lemah tanpa mengandalkan Roh Kudus atas pilihan kita.
Baca Juga:
Waktunya Tuhan Gak Bisa Ditebak, Pahami Lewat Percakapan Anjing dan Gajah Ini
Biar Imanmu Gak Goncang, Alami Tuhan Karena FirmanNya Bukan Karena Perasaanmu
Gak mengherankan kalau Alkitab memperingatkan kita supaya selalu
‘waspada dan berjaga-jaga’ karena musuh kita si iblis akan selalu berkeliaran seperti singa yang mengaum dan mencari mangsanya untuk ditelan (1 Petrus 5: 8).
Karena itulah, waktu kita membiarkan diri kita dituntun oleh Roh
Kudus dan kebenaran firman Tuhan, kita akan dituntun untuk mengambil pilihan yang
benar. Kita akan jauh lebih mudah menaati Tuhan dan menghindari rasa sakit karena keputusan yang salah.
Seperti temanku di atas, kita semua kadang-kadang tergoda dengan
pilihan yang salah. Dia baru akan sadar saat mendengar kata-kata Rasul Paulus, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah
pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui
kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Korintus 10: 13)
Saat ini, kita mungkin diperhadapkan dengan peluang atau
kesempatan yang menarik atau jalan keluar yang mudah. Tapi adalah penting bagi
kita untuk menyaring setiap peluang itu melalui Ulangan 30: 15, “Ingatlah, aku menghadapkan kepadamu pada
hari ini kehidupan dan keberuntungan, kematian dan kecelakaan..”.
Jadi, mari mengambil langkah sama seperti Daud. Andalkan Roh
Kudus untuk menuntunmu memilih pilihan yang terbaik sesuai dengan kebenaran
firman Tuhan.