Unjuk Rasa Berakhir Buruk, PGI Minta Pemerintah Gunakan Gereja Berdialog Dengan Papua!

Nasional / 3 September 2019

Kalangan Sendiri

Unjuk Rasa Berakhir Buruk, PGI Minta Pemerintah Gunakan Gereja Berdialog Dengan Papua!

Naomii Simbolon Official Writer
2471

Ketua PGI (Persekutuan Gereja-gereja Indonesia) yakni Pendeta Albertus Patty mengatakan bahwa pemerintah harusnya bisa menggunakan gereja sebagai salah satu institusi yang bisa dipercaya untuk berdialog dengan masyarakat Papua, supaya unjuk rasa yang terjadi saat ini bisa dibantu dan menjadi lebih damai.

"Sekarang, strategi harus diubah, pemerintah harus mendekati masyarakat Papua dengan pendekatan dialog. Dalam konteks ini, harus menggunakan gereja sebagai salah satu institusi yang masih dipercaya oleh masyarakat Papua, "Ujar Albertus, yang dikutip dari Antaranews.

Nggak cuma gereja, Albertus juga menyebutkan bahwa pendekatan melalui organisasi keagamaan sendiri harusnya menjadi langkah yang baik, dan harus mulai dilakukan oleh pemerintah, apalagi sekrang ini perpecahan antara etnis dan kelompok agama semakin kencang dan begitu heboh di Indonesia.

Menurut Albertus, pendekatan seperti ini akan menjadi cara yang sangat penting, sehingga mudah bagi gereja berdialog dengan para masyarakat Papua, sehingga perdamaian dan keharmonisan benar-benar terjadi. Apalagi di Papua banyak orang Kristen kan?

 BACA JUGA :

Indahnya Toleransi, Gereja Ini Bikin Ibadah di Halaman Masjid!

Setelah beberapa kali terjadi unjuk rasa dan berujung ricuh, PGI dan gereja-gereja berharap Papua benar-benar mengalami perdamaian.

Albertus juga menekankan, bahwa semua pihak harus melakukan konkret untuk menciptakan perdamaian dan keadilan di Papua.

Nggak hanya pemerintah, langkah pendekatan ini juga harus dilakukan oleh semua warga Indonesia. Kita harusnya merangkul masyarakat Papua karena mereka adalah saudara sebangsa dan setanah air kita.

Selain itu, PGI juga benar-benar berharap supaya pendekatan selanjutnya di Papua dilakukan bukan semena-mena alasan keamanan, tetapi juga pendekatan yang berujung pada perdamaian yang sesungguhnya.

Jadi, pada tanggal 29 Agustus 2019 silam, gereja dan masyarakat melakukan aksi unjuk rasa di Papua.

Bukannya berujung pada perdamaian, unjuk rasa itu malah semakin mencekam.

Bahkan beberapa sekolah memulangkan siswanya sejak pukul 09:30 WIT,  serta toko dan kantor sudah ditutup sejak pukul 12:30 WIT dikutip dari Tempo.co.

Selain itu, tampaknya banyak angkutan yang tidak beroperasi dan TNI-Polri benar-benar menjaga keamanan dengan begitu ketat.

Sebagai warga Indonesia, marilah kita berdoa buat bangsa ini. Karena bagaimana pun ini adalah bangsa kita dan saudara kita. Seperti yang dikatakan, Bhineka Tunggal Ika, bahwa walaupun kita berbeda suku, agama, etnis dan lain sebagainya, kita tetap dan harus bersatu.

Mari kita berdoa agar tidak ada lagi rasis di bangsa ini. Selain itu, sebagai warga yang mungkin bukan suku Papua, marilah kita perlakukan suku Papua dan semua suku seperti diri kita sendiri. Yang ada disekitar kita bahkan dimana pun.

Matius 22:39, "Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami