Buat Tuhan Kok Pakai Kode, Jangan Kayak Orang Sparta Ini, Dong..
Sumber: http://home.bt.com/images/gossiping-1363

Kata Alkitab / 1 September 2019

Kalangan Sendiri

Buat Tuhan Kok Pakai Kode, Jangan Kayak Orang Sparta Ini, Dong..

Inta Official Writer
1782

Masih ingat nggak masa kita pernah mengikuti pramuka dulu? Di sana, kita banyak diajarkan sandi-sandi tertentu. Menurut sejarahnya, sandi digunakan oleh para pahlawan yang sering berpindah-pindah tempat. Agar mereka bisa menyampaikan pesan tanpa diketahui oleh lawan, mereka akhirnya meninggalkan kode rahasia yang berbentuk sandi tersebut.

Tahukah kita kalau orang Sparta pada zaman Yunani kuno juga punya metode yang unik ketika sedang dalam kondisi perang? Mereka juga menggunakan kode rahasia tersebut agar musuh tidak mengerti strategi atau taktik yang sedang dijalankan.

Orang Sparta menggunakan sebuah silinder yang bisa terbuat dari apa saja, baik itu tongkat, gagang pedang, atau benda lain sebagainya. Pokoknya, bentuknya harus menyerupai silinder. Setelah menemukan benda tersebut, maka para pejuang tersebut akan menuliskan pesan rahasia pada sebuah perkamen, dan melilitkannya pada benda yang berbentuk silinder tersebut.

Uniknya, ketika perkamen tersebut dibuka, maka kita hanya akan bisa menemukan sebuah tulisan yang acak dan tidak bisa terbaca. Penulisan kode rahasia ini dinilai sangat jenius, karena pesan tersebut hanya bisa dibaca oleh orang yang memiliki alat silinder yang punya ukuran dan bentuk diameter sama dengan yang digunakan oleh si penulis.

Pesan ini biasanya ditulis oleh mereka yang maju duluan dalam berperang. Mereka meninggalkan perkamen tersebut dengan maksud agar orang yang datang setelahnya bisa mengetahui situasi perang, atau pesan penting lain yang bisa membawa kemenangan bagi pihak mereka.

Ada pula yang menggunakan pesan tersebut sebagai sarana untuk meminta tolong, membahas situasi daerah musuh, atau strategi lainnya. Kode rahasia orang Sparta ini disebut sebagai Scytale Code.

Kode ke sesama, boleh gak sih?

Saya jadi ingat soal ada seorang pemuda yang menceritakan kisah pertengkarannya dengan sang pacar. Katanya, ia kesal sendiri karena dianggap selalu salah oleh pasangannya. Padahal, setelah dipahami lebih lanjut, sebenarnya mereka ini hanya terlibat salah paham.

Alasannya adalah karena si pemudi tidak pernah mau menceritakan apa yang ada di dalam isi hatinya. Ia cenderung menggunakan kode, dengan harapan agar si cowok mengerti maksud hatinya. Padahal, belum tentu begitu juga.

Kita orang biasa pun terbiasa dengan yang namanya kode

Pernah nggak sih, kita, secara nggak sadar, juga menggunakan kode tertentu dengan orang terdekat? Misalnya merapatkan jari jempol dan telunjuk yang akhirnya berbentuk seperti hati yang berarti cinta. Kode semacam ini dipopulerkan oleh orang-orang dari Korea Selatan sana.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita pun sering menggunakan kode tertentu saat berbicara kepada Tuhan. Saat kita menginginkan sesuatu, kita kasih Tuhan kode-kode dengan harapan bahwa Tuhan tahu maksud dan tujuan kita menyampaikan hal tersebut.

Ada pula yang memberi Tuhan kode, tetapi tidak pernah sekali pun meminta pada Tuhan melalui doa. Perasaan kita, Tuhan kan, maha tahu. Jadi mana mungkin kalau Tuhan tidak mengerti isi hati kita. Kalau kita pernah ada di posisi ini, maka satu hal: bahwa kita punya pemikiran yang salah tentang pribadi Tuhan.

Tuhan memang tahu segala hal. Tetapi, tidak berarti kita jadi main kode-kodean dengan Tuhan. Tuhan itu justru pengin punya hubungan yang dekat dengan kita. Tuhan mau kita berbicara kepadaNya dengan cara yang terang-terangan, bukan kode-kode apalagi menggunakan sandi seperti orang Spartan.

Percaya deh, Tuhan pasti akan menjawab lewat caraNya sendiri. Dia itu Tuhan yang paling mendengarkan, kok. Tuhan tahu apa yang terbaik buat kita. Saat kita mau datang kepadaNya, jujur terhadap apa yang kita inginkan dan kondisi kita, saat itulah Tuhan menyadari kalau kita ingin membangun sebuah hubungan denganNya.

Belajar dari Raja Daud, dia pun tahu kalau Tuhan adalah sebuah wadah untuk curahan hatinya. Ini dia tuangkan dalam mazmur 142:2, “Aku mencurahkan keluhanku ke hadapanNya, kesesakanku kuberitahukan ke hadapanNya.”

Sebagai seorang Bapa, tentu Tuhan senanh kalau kita mau datang dan mencurahkan segala kesesakan yang kita alami. Setiap permasalahan yang kita hadapi pun, Tuhan mau ambil bagian di dalamnya. Bahkan, Tuhan menantikan kita untuk datang kepadanya. Jadi, nggak perlu pakai kode atau sandi, cukup buka hati, Tuhan pasti akan memberikan janjiNya yang terbaik buat kita. 

Sumber : jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami