Gideon Simanjuntak, suami dari presenter cantik Amanda Zevannya ini bukanlah pria yang berasal dari kehidupan yang sempurna.
Sejak kecil, Gideon atau yang akrab disapa Dion ini harus kehilangan
figur ayah dalam hidupnya. Sebagai anak keenam dari enam bersaudara, Gideon harus
menerima kenyataan pahit bahwa ayahnya memilih menikahi wanita lain dan meninggalkan mereka bersama sang ibu.
Sebagai single parent,
Gideon menyaksikan bagaimana perjuangan sang ibu dalam membesarkan dia dan saudara-saudaranya
seorang diri. Penderitaan besar yang dialami sang ibu membuat hati Gideon begitu hancur.
Dia mulai memendam kebencian yang mendalam terhadap ayahnya.
“Pernah gue maksa nyokap untuk ambil raport. Tapi nyokap
bilang, mama perlu cari duit karena mama besarin enam orang anak. Mama janda
dan kalau mama gak kerja kamu gak makan. Yang bikin sakit dan hancur sehancur-hancurnya
adalah bokap milih untuk pergi sama perempuan itu, tinggalin kita berenam,” ucap Gideon.
Bukan hanya menelan rasa sakit karena kepergian sang ayah.
Tapi kondisi rumah tanpa ayah membuat kakaknya terjerumus dalam dunia narkoba. Di
tengah kekacauan dalam keluarganya, dia malah ikut-ikutan terjerumus dalam kebiasaan buruk seperti dunia malam.
“Kadang gue ngerasa bosan. Bahkan kadang-kadang bertanya-tanya ‘Where are you God?’ dan segala macam. (Gue) Malas sama hidup, gue malas sama keadaan. Gue gak tahu masa depan gue gimana. Karena benar-benar double nih, bokap gak ada, miskin iya, susah iya,” terangnya.
Baca Juga:
Ario Pamungkas: Saat Anakku Divonis Alami Kebocoran Jantung, Mujizat Tuhan Sungguh Nyata!
Axl Manopo, Pecandu Narkoba yang Dikejar-kejar Ketakutan Akan Kematian
Tapi berkat sang ibu, Gideon bisa menemukan jalan kembali.
Dia benar-benar menyaksikan bagaimana sang ibu tak pernah meninggalkan imannya kepada Tuhan. Bahkan setiap hari, dia kerap mendengar sang ibu berdoa untuk anak-anaknya.
“Di jaman-jaman aku nakal, misalnya pulang pagi. Lompat pagar
dan lewat kamar nyokap. Pasti ada lagu, ada doa dan doanya, ‘Tuhan, saya seorang
janda angkat enam orang anak saya.’ Gue dengar nyokap doa, nangis sebut nama
loe, dan dia ngucapin hal-hal yang baik tentang kita, bahkan ngucapin kata-kata
berkat buat masa depan kita, seketika itu kayak gue jadi pede, gue jadi punya kekuatan dan gue jadi yakin bahwa I can be someone (Aku bisa jadi seseorang, red),” lanjutnya.
Berkat doa sang ibu, Gideon bertekad untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
Meski begitu, kebencian terhadap sang ayah masih tinggal di
dalam hatinya. Sampai pada akhirnya, hatinya kembali diluluhkan setelah ibunya berkata kalau kebencian gak akan pernah bisa membawanya kemana-mana.
Di suatu momen, Gideon pun mencoba menantang dirinya. Dia berusaha
membongkar semua kebencian yang masih tertahan terhadap sang ayah. Hingga akhirnya pintu pemulihan terbuka lebar-lebar atas dia dan sang ayah.
“Aku putusin pertama harus ngampunin. Bagaimanapun dia bokap
gue. Gue mau dia juga berubah. Gue telpon dia. Gue minta ketemu. Gue peluk dan
gue bilang, Gue dipanggil Bontot. ‘Bontot ampuni papa. Bontot sayang sama papa.’ Udah gue peluk dan gue nangis. Semenjak hari itu, gue mulai doain bokap gue,” ucapnya.
Gideon mengaku sejak peristiwa itu, semua beban yang seolah melekat
dipundaknya seketika terlepas. Dia merasa ada kelegaan baru dalam hidupnya. “Hati
itu gak bitter (pahit) lagi sama kehidupan. Dan hal ini membuat hidup gue menjadi lebih bahagia,” tandasnya.
Sejak mengalami pemulihan di dalam Tuhan, Gideon pun semakin menemukan
panggilan hidupnya. Dan Tuhan benar-benar membawanya pada perjalanan yang
sepenuhnya baru. Dan saat ini, Gideon dipercayakan sebagai asisten gembala
sidang Gereja Tiberias Indonesia. Menjadi pendeta muda yang menghidupi imannya sepenuhnya.
Seperti diketahui, pernikahan Gideon dan Amanda telah dikarunia
seorang anak. Mereka pun menjalani rumah tangganya dengan bahagia.