Setelah rencana Dinas Pendidikan kota Brabumulih akan melakukan tes keperawanan pada saat penerimaan siswa baru di 2014 menjadi pemberitaan dan menimbulkan kontroversi, akhirnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyatakan tidak setuju dan akan intervensi rencana tersebut.
"Kalau ada bukti tentu kami akan membuat edaran. Kita kan punya kewenangan untuk intervensi, tapi kita pelajari dulu,"demikian pernyataan Nuh, Selasa (20/8) yang dikutip JPNN.com.
Walau maksud tes keperawanan yang diwacanakan beberapa disdik itu bermaksud baik, namun menurut nuh ada cara lain yang lebih mulia untuk menghindarkan para siswa dari perbuatan negatif.
"Terus mau diapain kalau sudah tahu bahwa siswi telah melakukan itu. Apakah dia tidak boleh sekolah? atau apa? kalau tujuannya untuk perbaikan, ada cara lain yang lebih mulia," demikian tegas Mendikbud.
Dinas pendidikan dan juga para pejabat serta guru harus mengingat kembali semboyan atau motto pendidikan Indonesia yang diajarkan oleh Bapak Pendidikan Ki Hajar Dewantara yaitu "ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun kars, tut wuri handayani" yang artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan dorongan. Dengan demikian, baik buruknya siswa ditentukan oleh keteladanan hidup si pengajar, dan juga dorongan serta bimbingan yang diberikannya.
Baca juga artikel lainnya :
Tes Keperawanan, Ancam Siswi Kehilangan Hak Untuk Enyam Pendidikan
DPRD Sumsel Tolak Kebijakan Wajib Tes Keperawanan Siswi SMA
64 Persen Remaja Pelajari Seksualitas dari Pornografi
Tulisa Menyesal Sudah Tidak Perawan di Usia 14
Kumpulan Renungan Profesional Bisnis Google, Microsoft, Coca-Cola dll
6 Langkah Merdekakan Diri Dari Label "Pegawai"
Sumber : JPNN.com | Puji Astuti