Keliru, Kalau Orang Kristen Pikir Tuhan Hanya Milik Mereka
Sumber: Alliance-Picture

Internasional / 6 March 2014

Kalangan Sendiri

Keliru, Kalau Orang Kristen Pikir Tuhan Hanya Milik Mereka

Yenny Kartika Official Writer
5960

Bukan kabar baik (Injil) yang ditolak, tetapi kekristenan ataupun gaya dari kekristenan-lah yang tidak disukai. Pasalnya, Injil itu sendiri adalah Yahweh, dan Islam mengakui bahwa itu ada dan memang diturunkan melalui Nabi Isa kepada umat manusia.

Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Pdt. DR Einar Sitompul, penulis buku “NU dan Pancasila” dalam seminar dan bedah buku bertajuk “Mengapa Kristen Ditolak?” di Jakarta, Jumat (28/2).

Menurut Einar, sejatinya tidak perlu ada sektarianisme yang dibalas dengan sektarianisme. “Saya lihat, pemberitaan Kristen juga sangat sektarian, seolah-olah Tuhan itu hanya milik orang Kristen dan yang beragama lain seolah-olah berada di luar wilayah dari Tuhan yang dipercayainya,” katanya.

Einar menganjurkan cara yang lebih baik dalam menyampaikan kabar baik, karena menghentikan penginjilan tentu tak mungkin dilakukan. “Model gerakan penginjilan yang lebih tepat untuk ditawarkan sekarang ini adalah dari Lukas 24, bukan Matius 28,” kata Einar berdasarkan sebuah seminar yang baru-baru ini dia ikuti. “Karena Lukas 24:13 yang bercerita tentang perjalanan ke Emaus itu menawarkan sebuah kemitraan dalam kehidupan ini—sebuah dialog, bukan sebagai sebuah entitas atau kelompok yang benar berhadapan dengan kelompok yang dianggap tidak benar. Sehingga akhirnya berbenturanlah kedua kelompok yang mengklaim dirinya masing-masing paling benar. Cara seperti itu sudah ditinggalkan saat ini.”

Einar menyarankan, orang Kristen seharusnya berdialog dengan konteks yang sedang dihadapi, bukan membawakan sebuah konsep yang dulu pernah berlangsung, misalnya kejadian di Eropa abad ke-19. “Karena sekarang kita berhadapan dengan masyarakat yang multkultural dan pluralisme dimana setiap agama mempunyai klaim kebenaran yang kita tidak berhak menilainya,” tutur Einar.

Di antara kelompok-kelompok Kristen sendiri bahkan banyak yang masih mengklaim dirinyalah yang paling benar. Bibit sektarianisme itu sangat kuat dalam kekristenan. Jika ini yang ditonjolkan, alhasil tidak akan ada perubahan dalam perjalanan bangsa ke depan.

Menurut Einar, kekristenan dan agama-agama lain seharusnya menggelar dialog bersama untuk mencari kebenaran yang membebaskan itu. Selama ini, kekristenan cenderung menawarkan ‘paket’ dan memaksa orang dari agama lain untuk menerima paket itu.

Penginjilan yang terutama itu bukan soal mendirikan gedung gereja atau membangun sebuah kelompok, tetapi mengenai keadilan, solidaritas, dan pembelaan terhadap orang-orang yang lemah dan tidak berdaya.

Dunia sekuler beserta nilai-nilainya kian giat menyerbu agama. Namun ketakutan umat beragama terhadap ‘dunia baru’ itu kadang-kadang dilampiaskan kepada kelompok agama lain, padahal seharusnya kalangan agama itu sendiri yang memperkuat nilai-nilai kristiani atau religius. Einar memperhatikan, konsep kemakmuran saat ini begitu dijunjung sebagai bagian dari keilahian.

“Di sinilah kita perlu introspeksi bagaimana kita (kekristenan) hadir di masyarakat yang pluralistik dengan era kemajuan saat ini, dimana banyak yang mengurusi kepentingan-kepentingan tertentu, baik ekonomi maupun sosial politik,” ungkap Einar.

“Setiap orang berhak menghayati kepercayaan sendiri dan kalaupun kita membawakan berita, bukan lagi dengan cara merendahkan, tetapi dengan cara kemitraan,” pungkasnya.

 

BACA JUGA:

Nus Reimas: Islam dan Kristen Bagaikan Kompetisi Sepakbola

Gara-gara Konflik, Pertandingan Persahabatan Ukraina vs AS Tidak Jelas

Live By The Spirit

Yerry Pattinasarani's Life Was Ruined Due To Drugs

Cabe-cabean, Hasil dari Longgarnya Didikan Keluarga

Superbook Hadir di RCTI Mulai 5 April 2014

Sumber : Jawaban.com/yk
Halaman :
1

Ikuti Kami