Uskup dari beberapa negara Eropa kini secara gencar mengkritik Menteri Hukum dan HAM Saudi, Mohamed el-Eissi, setelah dirinya bersikeras untuk tidak memperbolehkan pendirian tempat ibadah dari agama manapun kecuali agama mayoritas.
Pernyataan ini sekaligus mempertegas adanya larangan bagi agama lain (di luar negara Arab) selain agama mayoritas masuk ke negara tersebut. Keputusan Eissi ini disampaikan ketika dirinya mengadakan pertemuan dengan sejumlah anggota parlemen negara-negara Eropa dan anggota Komite Hubungan Asing minggu kemarin. “Negara kami tidak mengizinkan pendirian tempat ibadah untuk non-Muslim,” katanya dalam pertemuan tersebut.
Arab Saudi telah lama dihujani berbagai kritik menyangkut adanya pembatasan kebebasan beragama di negara tersebut.
Larangan pendirian tempat ibadah dimulai dari tradisi Salafi yang melarang adanya dua agama di Arabian Peninsula. Keuskupan dari beberapa negara seperti Jerman, Rusia, dan Austria secara tegas mengkritik Saudi Mufti Sheikh Abdel Aziz al-Sheikh atas isu fatwa yang mengakibatkan penghancuran gereja-gereja di daerah Arab Peninsula.
Raja Saudi telah menghimpun sejumlah inisiatif untuk mendukung terjadinya dialog antara agama dan budaya, namun dirinya tetap bersikeras agar bangunan gereja atau agama manapun dilarang walaupun banyak kaum ekspatriat minoritas yang memilih untuk bertahan. Vatikan juga telah memanggil sejumlah pejabat Saudi untuk mengganti kebijakan agama tersebut.
Baca juga:
Gadis, 14, Dipaksa Hamil dengan Donor Sperma yang Dibeli Ibunya
Kelompok Ekstrim Fulani Bunuh 18 Umat Kristen Nigeria
Balita Usia 3 Tahun ini Tembak Leher Saudaranya
Wanita Amerika ini Diperkosa 9 Pria Bersenjata Di Papua Nugini
Akibat Pindah Agama, Orang ini Disiksa Kelompok Al-Shabaab Somalia
Tony Mulia : Bedakan Antara Suara Gaib dan Berasal dari Tuhan
Asosiasi Keluarga Amerika : Larang Imigran yang Percaya Quran ke Amerika
Dua Pria Dipaksa Berjalan di Atas Bara Api Karena Ngobrol di Gereja
Sumber : CP / Eva