Panggilan 'Untuk Melakukan Tindakan Berarti' di Korut

Internasional / 26 August 2010

Kalangan Sendiri

Panggilan 'Untuk Melakukan Tindakan Berarti' di Korut

Budhi Marpaung Official Writer
4301

Lembaga hak asasi manusia Kristen mendesak menteri-menteri luar negeri negara anggota Uni Eropa (UE) untuk menambah dukungan ke mereka yang menginginkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menyelidiki kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan di Korea Utara.

Sebagai bentuk keseriusan mereka, Christian Solidarity Worldwide mengaku telah menulis surat kepada para menlu negara-negara anggota UE.

CSW melaporkan minggu lalu ada tiga pemimpin gereja bawah tanah yang dibunuh oleh pihak berwenang di wilayah Pyungsung, provinsi Pyongan. 20 orang Kristen lainnya dilaporkan dikirim ke kamp kerja paksa.

CSW menyatakan ada "kasus kejahatan berat terhadap kemanusiaan" yang dilakukan oleh rezim Korea Utara.

Kejahatan-kejahatan ini, katanya, termasuk pembunuhan, kerja paksa, pemindahan paksa terhadap rakyat, pemenjaraan secara sewenang-wenang, dan penyiksaan.

"Penggunaan eksekusi publik sebagai metode menghasilkan rasa takut dan kepatuhan juga ilegal menurut hukum internasional," kata CSW.

Keadaan tersebut membuat para tahanan menghadapi penyiksaan "sistematis dan berat", kondisi hidup "mengerikan", kekurangan pangan kronis dan "hukuman brutal".

CSW mengatakan kerabat tahanan kerap dipersalahkan oleh asosiasi, yang berarti bahwa sebanyak 200.000 orang bisa dikurung dalam kamp penjara Korea Utara.

"Sistem barbar menyebabkan kelelahan dan sakit yang sangat parah, dan pengungsi telah menyatakan bahwa penjara di kamp-kamp berjumlah tak lebih dari sebuah kalimat, kasar mati berlarut-larut," kata CSW.

"Harapan hidup di kamp-kamp adalah satu sampai dua tahun - sama seperti yang di kamp-kamp konsentrasi Nazi 70 tahun yang lalu."

Korea Utara telah dijuluki sebagai penganiaya Kristen terburuk di dunia oleh Open Doors selama delapan tahun terakhir. Agama dilarang di Korea Utara dimana orang diharapkan untuk hanya menyembah pemimpin tertinggi, Kim Jong-il dan mendiang ayahnya dan pendahulunya, Kim Il-sung.

CSW memperkirakan terdapat 400.000 orang Kristen yang dipaksa untuk menyembah Tuhan Yesus di balik pintu rumah mereka dan penjara.

Direktur Nasional CSW Stuart Windsor berkata, "Rezim Korea Utara melakukan pelanggaran hak asasi manusia paling barbar dan ini adalah waktunya Majelis Umum PBB mengambil tindakan yang berarti untuk mencegah penderitaan berkelanjutan rakyat Korea Utara.”

"Sebuah Komisi Penyelidikan untuk menyelidiki kejahatan terhadap kemanusiaan merupakan langkah penting menuju keadilan dan mengakhiri impunitas, dan kami mendesak Uni Eropa untuk mendukung rekomendasi ini dan bekerja secara proaktif untuk mencapainya."

Sumber : christiantoday
Halaman :
1

Ikuti Kami