Ketika sudah
punya anak, setiap orang tua dibebani dengan tanggung jawab yang cukup berat. Akan
ada masa-masa sulit yang dihadapi sebagai orang tua yang selama membesarkan anaknya.
Tapi dengan jelas Alkitab sudah menyampaikan hal ini dengan jelas kalau Tuhan memberikan instruksi untuk mengasuh anak.
Ada banyak ayat Alkitab yang berbicara soal hal ini, berikut 9 ayat diantaranya:
1. Mazmur 127: 3
“Sesungguhnya,
anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”
Dua orang saling
jatuh cinta dan berjanji untuk saling menghormati di hadapan Tuhan dan seluruh keluarga.
Pada waktunya, mereka kemudian dianugerahi anak-anak. Alkitab memberitahu kita bahwa
anak adalah pemberian atau hadiah. Salah satu cara supaya anak-anak tahu siapa
diri mereka adalah dengan menghargai mereka sebagaimana kita menghargai sebuah hadiah.
Sebagai orang tua, kita harusnya bersyukur setiap hari karena masih diberikan anak,
mengingat ada juga pasangan yang tidak kunjung diberkati dengan anak. Sebagaimana kisah Hana yang menangis di hadapan Tuhan supaya dia diberikan keturunan.
2. Mazmur 139: 13
“Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.”
Saat
membaca Mazmur 139: 13-18, kita diingatkan bahwa Tuhanlah yang merajut kehidupan
seorang anak dalam rahim ibunya. Tidak ada yang kebetulan. Setiap detail adalah
desain Tuhan sendiri. Saat anak memahami karya penciptaan ini, akan lebih mudah baginya untuk menerima perbedaan yang ada di sekelilingnya.
3. Ibrani 12: 11
“Memang
tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.”
Tuhan mendisiplinkan
umat-Nya. Begitu pula Dia ingin supaya setiap orang tua juga mengajarkan tentang
kedisiplinan kepada anak-anaknya. Anak perlu diberitahukan bahwa kedisiplinan itu
penting untuk membentuk hidup mereka. Didisiplin bukan berarti dihukum, tapi didisiplin
karena mereka dikasihi. Jadi bagi orang tua penting untuk kembali merangkul anak
yang didisiplin supaya mereka merasa bahwa orang tuanya kejam dan tidak mengasihi mereka.
4. Matius 6: 31
“Sebab itu
janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?”
Lewat ayat
ini, Tuhan menyampaikan kepada setiap orang tua supaya jangan khawatir akan
apapun juga. Dia maha mengetahui bahkan kebutuhan paling mendasar dari hidup
kita. Saat membaca ayat 33, Tuhan juga menyampaikan pesan yang sangat penting yaitu
supaya kita terus mencari-Nya. Semakin kita berpegang teguh kepada Tuhan dan hidup
sesuai dengan kehendak-Nya, anak-anak pun akan semakin menghidupi iman di dalam Tuhan.
Seiring
pertumbuhannya, anak akan mengerti bahwa mereka memang harus bertanggung jawab atas
hidup mereka sendiri. Dan Tuhan adalah sumber penyedia segala kebutuhan kita. Namanya Jehovah Jireh, yang berarti ‘Tuhan menyediakan’.
5. Amsal 3: 5-6
“Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Kita semua tahu
kalau kita perlu bersandar kepada Tuhan. Lewat Amsal 3: 5-6, kita diyakinkan untuk
mempercayai Tuhan sepenuhnya. Tapi terkadang, alih-alih bersandar kepada Tuhan,
kita mencoba memikirkan semuanya sendiri. Akan ada saat-saat dalam hidup kita sebagai
orang tua saat kamu bisa membagikan apa yang terjadi saat mempercayai Tuhan dengan
hanya separuh hati saja. Itu akan selalu mereka ingat. Kalau kita transparan dengan
anak-anak, mereka akan merasa bisa mendatangi kita dan berbagi masalah bersama.
6. Efesus 4: 32
“Tetapi
hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”
Sebagai orang
tua, terkadang kita mudah lelah dan tersinggung. Dan semakin besar tanggung
jawab yang kita emban, semakin mudah kita lelah. Terkadang kita bisa membentak anak-anak. Dan kadang kala ketika situasi baik, kita pun bersikap baik kepada anak.
Firman Tuhan
menyampaikan kepada kita supaya kita berbuat baik, dengan meneladani cara hidup
Yesus sendiri. Membuat keputusan untuk bersikap baik, bahkan saat hal-hal menjadi
menegangkan akan menunjukkan kepada anak bahwa dia bisa membuat pilihan yang
sama. Jadi sebagai orang tua, bersikap lembut lah dan berhati-hati dengan setiap ucapan yang disampaikan kepada anak.
7. Efesus 6: 1
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.”
Tuhan menghormati
ketaatan. Ketaatan bukan Cuma disiapkan untuk orang tua dan anak-anak saja. Dalam
ayat ini, anak diminta untuk memathui orang tua. 1 Samuel 15: 22, Tuhan juga
menjelaskan bertapa pentingnya ketaatan. Ketaatan bahkan dianggap jauh lebih penting
daripada pengorbanan. Ketaatan sangat penting bagi Tuhan. Semakin anak-anak bersikap
taat, semakin mudah mereka untuk hidup taat kepada Tuhan. Dan itulah peran orang tua, membesarkan anak-anak yang akan mengikuti dan menaati Tuhan.
8. Efesus 5: 25
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya”
Di sini kita
belajar tentang isi hati Tuhan, dimana Dia ingin semua orang tua mengajarkan tentang
kasih kepada anak melalui teladan hidup mereka sendiri. Orang tua diberi hak
istimewa untuk mengajarkan anak bagaimana mengasihi pasangan. Tuhan mengatakan bahwa
pernikahan adalah gambaran tentang bagaimana Kristus mengasihi gereja. Kehidupan
suami istri yang dipenuhi cinta akan menjadi gambaran tentang bagaimana kasih sejati
itu. Mereka pastilah akan mengikuti cara hidup orang tuanya. Saat suami
menghormati istri dan sebaliknya, anak juga akan belajar bahwa wanita memang harus
dihormati. Adalah tugas orang tua untuk menunjukkan kepada anak tentang isi hati Tuhan melalui pernikahan.
9. Kolose 3: 13
“Sabarlah
kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila
yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
Cara terbaik
untuk menunjukkan kepada anak tentang pengampunan adalah segera minta ampun sesaat
setelah melakukan kesalahan. Tentu saja kita semua pernah berbuat salah. Alkitab
bahkan menyampaikan bahwa kita harus saling menanggung beban bersama, saling
menerima bahkan atas kesalahan kita.
Karena itulah
pengampunan menjadi sesuatu yang bisa diajarkan orang tua kepada anak, saudara,
teman dan bahkan diri sendiri. Kita adalah pribadi yang harusnya tidak pantas menerima
pengampunan, tapi Tuhan justru mau mengampuni kita. Jadilah teladan soal
pengampunan ini kepada anak-anak kita.