Supaya Anak tidak Mau Berbohong, Ini 2 Cara yang Orangtua Perlu Tahu dan Ajarkan!
Sumber: perfectogift.com

Parenting / 15 May 2017

Kalangan Sendiri

Supaya Anak tidak Mau Berbohong, Ini 2 Cara yang Orangtua Perlu Tahu dan Ajarkan!

Budhi Marpaung Official Writer
9363
Anak usia balita (di bawah lima tahun) adalah makhluk hidup yang bisa diarahkan dan dibentuk. Sebagai orangtua, fase umur tersebut begitu penting karena antara 1-5 tahun, balita justru cepat menyerap yang diajarkan atau ditunjukkan kepadanya. Berjalan dengan waktu, memori anak-anak akan usia-usia tersebut mungkin hilang, tetapi otak alam bawah sadarnya akan tetap memutar hal-hal yang pernah diajarkan atau mungkin menggerakannya kembali untuk bertindak seperti yang dilakukan sendiri olehnya.

Pernahkah anak atau keponakan yang masih kecil berbohong kepadamu? Coba pikirkan baik-baik. Mungkin diantara kamu ada yang berkata, “pernah, tetapi itukan berbohongnya seorang anak kecil. Orang dewasa yang bodoh aja yang bisa diperdaya oleh seorang bocah,”. Penulis kitab Amsal menuliskan tentang pentingnya mengajarkan anak cara hidup yang benar.

“Ajarlah seorang anak cara hidup yang patut baginya, maka sampai masa tuanya ia akan hidup demikian.” (Amsal 22:6)

Membaca ayat di atas, dapat kita sama-sama mengerti bahwa orangtua tidak seharusnya tertawa atau bahkan menyepelekan kebohongan yang dilakukan seorang anak – meskipun anak tersebut masih balita. Namun, bukan berarti orangtua harus menjadi orang yang mengerikan bagi sang anak. Tidak juga begitu.

Biar bagaimana pun anak tetaplah anak yang perlu merasakan kasih dari ayah-ibu. Lalu apa yang dilakukan untuk mendidik anak agar tidak suka berbohong?

1. Jadilah teladan

Orangtua adalah cerminan dari seorang anak. Ketika kita tidak mampu menunjukkan diri sebagai orang yang hidup jujur, lurus maka jangan mengharapkan akan menjadi pribadi yang lebih baik dari diri kita.

Dalam kondisi apapun, berlakulah jujur. Ambillah tindakan sebagai orang yang takut akan Tuhan, yang hidupnya berjalan sesuai dengan Firman Tuhan. Tepati janji yang pernah diucapkan. Jadi, ketika anak justru sedang merencanakan untuk berbohong, ia akan berpikir ribuan kali untuk melakukannya.

2. Jangan reaktif atau bereaksi berlebihan

Tugas kita sebagai orangtua adalah mendidik dan mengajar ketika anak berbuat keliru atau kesalahan, tetapi bukan berarti kita langsung memarahinya atau memukulnya tanpa belas kasihan.

Dengarkan dahulu apa yang membuatnya bertindak seperti itu. Sebagai ayah-ibu, tentu hati kita tidak tega ketika ia mengakui kesalahan sambil berurai air mata. Namun, didikan tetaplah harus dilakukan.

Tidak ada salahnya, kamu membukakan terlebih dahulu tentang salah satu bagian Alkitab sebelum memberikan didikan. Lakukan itu dengan kasih. Ia mungkin merasakan sakit, tetapi berikan pelukan setelahnya. Katakan bahwa ayah-ibu, termasuk Tuhan mengasihi kamu. Apa yang dilakukan olehmu itu keliru dan membuat sedih hati ayah-ibu, termasuk Tuhan. Biar bagaimanapun, berlaku jujur adalah lebih baik daripada berbohong.

 

Dunia mungkin akan menggunakan segala taktik agar anak kita meyakini bahwa berlaku bohong itu bukanlah persoalan. Justru berdusta adalah sebuah yang wajar. Oleh karenanya, selain mempraktikkan dua hal di atas, ayah-ibu justru perlu sama-sama sepakat untuk membangun kebiasaan ilahi bersama anak seperti berdoa, membaca dan memahami Alkitab, serta hidup di dalam persekutuan dengan orang-orang percaya. Hasilnya, buah hati kita akan menjadi buah hati yang seperti Tuhan kehendaki.

Sumber : Jawaban.Com
Halaman :
1

Ikuti Kami