Sebut Kristen dan Yahudi Kafir, Ulama Mesir Ini Jadi Terdakwa Kasus Penodaan Agama
Sumber: Kompas.com

Internasional / 15 May 2017

Kalangan Sendiri

Sebut Kristen dan Yahudi Kafir, Ulama Mesir Ini Jadi Terdakwa Kasus Penodaan Agama

Puji Astuti Official Writer
5291

Bukan hanya Indonesia yang dihebohkan oleh kasus penodaan agama, Mesir pun juga mengalaminya, namun kebalikan dengan apa yang terjadi di negeri ini. Seorang ulama Mesir dilaporkan melakukan penistaan agama karena menyebut umat Kristen dan Yahudi sebagai orang kafir dan tidak akan masuk Surga. 

Anggota Parlemen Mesir mengumumkan telah melakukan tuntutan hukum terhadap Salem Abdel Galil, seorang ulama Islam dan mantan wakil menteri di Kementerian Agama dan Wakaf. Hal tersebut bermula saat Abdel Galil mengatakan hal di atas dalam sebuah siaran acara televisi yang ia bawakan dan  ditayangkan pada 3 Mei 2017 lalu di Al-Mehwar TV. 

Anggota Parlemen Emad Gad menyatakan dalam siaran persnya bahwa pernyataan Abdel Galil tersebut, "Tidak tepat untuk masa pembentukan persatuan nasional di antara semua orang Mesir." Menurutnya apa yang Abdel Galil sebagai seorang ulama juga melambangkan pandangan Kementerian Agama dan tayangan televisi bukanlah tempat yang tepat untuk menyampaikan hal tersebut. 

Selain Emad Gad, ada delapan anggota parlemen lainnya yang melakukan tuntutan hukum terhadap Abdel Galil tersebut. Rencananya persidangan terhadap Galil akan dilaksanakan pada 24 Juni 2017 dengan tuduhan penistan agama dan membahayakan kesatuan negara.  

Selain menghadapi tuntutan hukum, Abdel Galil juga dilarang oleh Kementerian Agama untuk "memimpin sholat Jumat sebelum menarik ucapannya."  Bahkan pemimpin Al-Mehwar TV, Hassan Rateb menyatakan bahwa perusahan tersebut telah memutuskan kontrak penayangan aara Abdel Galil karena mencuatnya kasus tersebut. Stasiun televisi tersebut menyatakan permintaan maaf kepada seluruh "saudara-saudara Kristen" karena apa yang terjadi. 

Setelah berbagai kritik dan kecaman dilontarkan kepadanya, Abdel Galil melalui laman Facebooknya menjelaskan bahwa dia tidak bermaksus menyinggung orang Kristen, hanya menjelaskan pandangan agamanya bahwa orang non muslim adalah "pengikut agama yang rusak", walau demikian hal tersebut bukan sebagai pembenaran untuk membunuh orang non-muslim atau mencuri barang-barang mereka. 

Dia menambahkan bahwa ia meminta maaf "karena sudah menyinggung perasaan orang Kristen" walau demikian dia tidak akan pernah minta maaf karena agamanya.

Banyak negara mengkuatirkan pandangan radikal yang dapat menggoncang kesatuan bangsa. Indonesia dan Mesir adalah salah satunya, namun dengan respon yang berbeda. Jika Mesir pihak pemerintah yang segera mengambil tindakan tegas, di Indonesia, masyarakatnya yang mulai bangkit untuk mempertahankan kesatuan. Sebab sebuah bangsa yang kehilangan persatuan, akan mudah dihancurkan. 

Sumber : Kompas.com | dailynewsegypt.com
Halaman :
1

Ikuti Kami