Kita semua tahu
kalau berdusta adalah sebuah dosa. Tapi gimana kalau kita mendustai diri
kita sendiri. Apalagi hal ini bicara soal perasaan cinta kepada seseorang yang sedang kita pacari.
Ini adalah
konsep baru yang sering kita lakukan sebagai anak muda yang dimabuk cinta dan menghalalkan
segala cara, termasuk memanipulasi diri demi bisa menjalani hubungan dengan orang
yang disukai. Anak muda yang sedang menjalin hubungan terbukti suka sekali melakukan tiga dusta ini, diantaranya:
Pertama : Mendustai diri sendiri bahwa dia bisa mengubahkan sang kekasih
“….namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi
sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2: 20)
Ayat ini
menyampaikan bahwa siapa saja yang telah menyerahkan hidup mereka kepada Tuhan,
hidupnya sudah diubahkan. Dimana dia sudah hidup dalam Yesus. Setiap orang yang
tengah menjalin hubungan harusnya sudah hidup dengan cara ini. Tapi kita tidak
bisa mendustai diri kalau kadang kala kita tergoda untuk mengubah kekasih kita dan
membawanya kepada Tuhan, tumbuh lebih dekat kepada Tuhan, atau menjadikannya menjadi orang yang lebih baik.
Kebenarannya : Hanya Tuhan yang mampu mengubahkan seseorang.
Tidak ada di dalam Alkitab yang menuliskan bahwa Tuhan menganjurkan kita untuk
berpacaran dengan seseorang untuk mengubahkan hidupnya. Karena itu, jangan pernah
menjadikan pacaran untuk tujuan mengubahkannya. Sebab kamu hanya akan menderita dan mengalami kekecewaan.
Kedua : Aku bisa membantunya mencapai potensinya
Keinginan untuk
melihat pria yang kamu cintai bisa jadi sosok yang lebih baik dari dirinya memang
sesuatu yang wajar. Untuk mencapai hal itu, kamu pun berusaha jadi sumber
inspirasi buat hidupnya. Tapi hampir tidak mungkin bagi siapapun untuk
mempengaruhi seseorang untuk mencapai potensi yang kamu inginkan. Karena seseorang
hanya akan bisa berhasil jika dirinya punya keinginan dan kesadaran pribadi atas apa yang disampaikan oleh firman Tuhan dan Roh Kudus dalam hatinya.
Mempercayai
kebohongan ini hanya akan membuatmu menghadapi semua jenis omong kosong dengan harapan
bisa memiliki pria yang kamu inginkan selamanya. Tapi sebenarnya kamu tidak
yakin kalau dirimu bisa melakukannya. Karena itu kamu berusaha membuatnya terus belajar lebih keras dan lupa dengan apa yang sudah dia miliki.
Kebenarannya Jangan memandang seorang pria lewat
lensa potensinya. Lihatlah seseorang melalui siapa diri mereka dan biarkan dia berubah sesuai dengan apa yang Tuhan mau dalam hidupnya.
Ketiga : Kalau dia nggak mengejarku, aku akan mengejarnya
Di jaman sekarang
ini sudah dianggap lazim jika seorang wanita lebih dulu menyatakan cinta kepada
pria yang dia sukai. Tanpa sungkan, wanita akan lebih agresif dan merencanakan segala sesuatunya hanya demi bisa merebut hati sang pria.
Kebenarannya : Seseorang memang akan cenderung menghabiskan
waktu, tenaga dan uangnya untuk hal-hal yang sangat penting dalam hidupnya. Sebaliknya,
seseorang sama sekali tidak akan tertarik dengan hal-hal yang tidak penting
dalam hidupnya. Sesederhana itu!
Menyadari bahwa
kamu sedang berdusta kepada dirimu sendiri saat berpacaran akan membantumu dalam
hubungan. Ini akan membuatmu tidak percaya pikiran yang hanya akan membuang waktu
dan menyakiti diri sendiri. Pernahkah kamu mempercayai kebohongan ini? Jika ya,
saatnya untuk mengubah pola pikirmu dan membiarkan Tuhan yang bekerja dalam hidup
kekasihmu.