Pernah mendengar
istilah plasebo? Ya, plasebo adalah zat yang terlihat menyerupai obat tetapi sebenarnya
tidak memiliki efek apapun. Dalam dunia medis, plasebo lebih sering digunakan dalam
penelitian sebagai pembanding untuk mengetahui potensi suatu obat. Tapi tahukah kamu kalau placebo ternyata berguna untuk membantu mengatasi rasa sakit karena patah hati.
Hal ini dipaparkan
dalam sebuah laporan penelitian di Journal of Neuroscience oleh peneliti dari Univeritas
Colorado Boulder pada Maret 2017 lalu, dimana mereka menemukan adanya dampak neurologis
dan perilaku efek placebo terhadap sekelompok responden yang mengalami patah hati.
Peneliti melibatkan
sekitar 40 responden yang mengalami ‘putus cinta’ dalam enam bulan terakhir. Mereka
lalu diminta untuk membawa foto mantan dan foto teman baik (satu jenis kelamin) ke laboratorium pemeriksaan otak.
Di dalam laboratorium,
para responden diminta memperlihatkan foto mantan pacar mereka dan diminta
untuk mengingat kenangan saat mereka putus. Setelah itu, mereka diminta untuk menunjukkan
foto teman baik mereka. Tak hanya sakit secara emosional, para responden ini juga ditemukan mengalami sakit secara fisik.
Rangsangan ini
diulangi berkali-kali kepada responden, sampai mata mereka menggambarkan perasaan
mereka mulai dari skala 1 sampai skala 5. Sementara mesin penggambar otak melacak
aktivitas otak responden. Hasilnya, baik kondisi fisik dan emosional dalam keadaan yang sama.
Setelah itu
para responden kemudian dibawa keluar dari laboratorium dan diberi semprotan hidung.
Sebagian dari mereka diberi tahu bahwa semprotan itu merupakan analgesik kuat yang
efektif dalam mengurangi rasa sakit secara emosional. Sebagian responden lainnya juga dibertahu bahwa itu hanyalah larutan garam sederhana.
Lalu responden
kembali masuk ke mesin penggambar otak dan meminta mereka menunjukkan foto mantan
pacar mereka. Kelompok yang diberi semprotan placebo ternyata merasa jauh lebih
baik secara emosional dan fisik. Begitu juga dengan respon otak mereka yang berbeda.
Sementara mereka yang diberikan semprotan lainnya tetap mengalami perasaan sakit yang sama sebagaimana dialami saat penelitian pertama.
“Putus cinta
adalah salah satu pengalaman negatif yang paling emosional yang dialami seseorang,
dan ini bisa menjadi pemicu masalah psikologis,” kata penulis penelitian, Leonie Koban.
Dia juga menyampaikan
bahwa rasa sakit patah hati memiliki risiko sekitar 20 kali lipat bisa
menimbulkan depresi. “Dalam penelitian kami, kami menemukan plasebo memiliki efek yang cukup kuat untuk mengurangi intensitas rasa sakit,” lanjutnya.
Melalui studi
ini, Koban menyampaikan bahwa rasa sakit didorong dari bagian otak. Jadi untuk menenangkan
perasaan tersebut, efek plasebo dimanfaatkan untuk meningkatkan harapan positif
bagi para penderita patah hati dan mempengaruhi aktivitas di korteks prefrontal,
yang secara langsung mempengaruhi sistem di otak tengah untuk menghasilkan respon
opiod atau dopamine neurokimia, yang berfungsi meningkatkan rasa tenang atau bahagia.
Selain ampuh
menyembuhkan rasa sakit patah hati, efek placebo juga telah terbukti menjadi obat
untuk mengurangi rasa sakit dari penyakit Parkinson.