Pernah bukan
kita berada dalam posisi dimana kita mengajukan pertanyaan yang jawabannya sebenarnya
kita tahu sendiri. Atau orang lain bertanya ke kita yang dia sebenarnya tahu jawaban
dari pertanyaan itu. Begitulah Tuhan memperlakukan
Adam dan Hawa saat berada di Taman Eden setelah mereka memberontak melanggar perintah Tuhan.
Tuhan bertanya, “Dimanakah engkau?” (Kejadian 3: 9). Sebenarnya kalau kita pikirkan ini Tuhan nggak perlu
menanyakan hal ini karena Dia sendiri maha tahu. Dia menanyakan hal itu bukan karena
tidak tahu posisi Adam dan Hawa. Tuhan sendiri tahu kalau mereka bersembunyi di
balik pepohonan di sana. Tapi lewat pertanyaan semacam itu, Dia ingin mengungkapkan sesuatu kepada mereka dan kepada kita, semacam ungkapan pewahyuan.
Pertanyaan ini
membawa kita ke titik dimana kita harus mengungkapkan, sebagai orang berdosa, telah
bersembunyi dari hadirat-Nya. Dan bahwa karena kasih-Nya yang besar Dia mencari kita supaya kembali dalam hubungan yang benar dengan Dia.
Selain pertanyaan
di atas, Yesus juga pernah menyampaikan pertanyaan bukan untuk mencari
informasi, tapi untuk mengingatkan kita soal sebuah pewahyuan. Dia pernah bertanya: "Maukah engkau sembuh?”
Pertanyaan ini
kendengaran konyol sekali bukan? Kalau kamu membaca ayat ini sesuai dengan konteksnya
kamu akan menemukan bahwa Yesus menyampaikan pertanyaan ini kepada seorang yang
sudah 38 tahun menderita sakit. Selama hampir empat dekade lamanya, dia hanya bisa
berbaring di dekat kolam itu dan kemudian kehadiran Yesus membangkitkan harapannya soal kesembuhan ajaib yang dilakukannya.
Tentu saja pria
itu ingin sembuh. Tanpa ditanyakan pun oleh Yesus, dia pasti berharap bisa
sembuh. Tapi mari kembali pada tujuan Yesus menyampaikan pertanyaan itu. Ini bukanlah sembarang pertanyaan, karena ternyata dibalik pertanyaan yang kita sebut konyol itu Tuhan sedang ingin menyampaikan sebuah pewahyuan penting.
Jadi, apa yang
sebenarnya Yesus inginkan dengan mengajukan pertanyaan itu? Dalam kitab Yohanes,
kita tahu bahwa Yesus selalu berbicara soal wahyu. Itulah alasan Dia melakukan keajaiban
demi keajaiban yang tercatat dalam Alkitab. Keajaiban itu bahkan disebut sebagai
‘tanda-tanda’ untuk menyampaikan soal keilahian Yesus. Jadi saat Yesus bertanya
kepada pria itu, Dia ingin supaya pria itu bisa melihat dengan kedalaman hatinya.
Yesus mungkin berpikir, “Aku tahu kamu pasti akan mengatakan ‘aku ingin sembuh’ tapi cobalah pikirkan soal hal itu. Apakah kamu memang benar-benar ingin sembuh?”
Yesus mungkin
akan memakai pertanyaan ini bagi kita juga, kalau Dia hadir saat ini. Karena Dia
ingin kita sembuh dari segala keberdosaan kita. Kita perlu disembuhkan dari keadaan kita yang sekarat.
Kita perlu
disembuhkan dari kecacatan pandangan kita terhadap Tuhan. Yesus tidak bertanya soal
kebutuhan kita. Dia hanya menanyakan soal sesuatu yang menyangkut keinginan kita.
Kita, sama seperti pria sakit itu, berbaring dalam keadaan sekarat dan Yesus mengajukan pertanyaan: Maukah engkau sembuh?
Dan pada
saat itu juga, kita dipaksa untuk melihat ke kedalam diri kita. Yesus ingin kita menyampaikan sesuatu yang benar-benar kita inginkan terjadi dalam hidup kita.
Saat kita sudah
menerima kesembuhan dari Tuhan, bukan berarti hidup kita akan nyaman dan lebih
baik. Karena berarti saat kita mau sembuh, kita juga harus rela melepaskan kebiasaan
yang membuat kita nyaman. Artinya, kita harus menyerahkan diri kita secara total
kepada Tuhan. Sebab kita percaya bahwa Dia jauh lebih baik dari segala hal yang kita kenakan.
Disembuhkan
berarti harus meninggalkan manusia lama kita dan bergerak maju kepada pribadi yang
baru bersama Yesus. Memang proses pemulihan antara yang satu dengan yang lain memang
berbeda-beda, tapi yakinlah kalau pemulihan itu pasti akan terjadi.
Lewat
artikel ini mari merenungkan kembali tentang siapa kita. Mari memposisikan diri
seperti pria yang sakit selama 38 tahun itu, dan ketika Yesus menanyakan pertanyaan
yang sama kepada kita maka jangan tergesa-gesa menjawab. Lihatlah kembali kepada
kedalaman dirimu dan akui Dia sebagai pribadi yang sanggup memeliharamu. Tuhan ingin
setiap kita sembuh dari segala sakit penyakit dan keberdosaan kita.