Luar Biasa, Keluarga ini Rela Tampung 50 Orang Korban ISIS di Rumah Mereka
Sumber: Screengrab/YouTube/Rome Reports in Engli

Internasional / 9 April 2017

Kalangan Sendiri

Luar Biasa, Keluarga ini Rela Tampung 50 Orang Korban ISIS di Rumah Mereka

Budhi Marpaung Official Writer
5738

Salah satu keluarga dokter Kristen membuka rumah mereka untuk 50 warga Kristen yang mengungsi dari rumah setelah kelompok teror Negara Islam (IS) mengambil kendali di sejumlah wilayah di Irak.

Dalam sebuah wawancara dengan Rome Reports, keluarga Kristen Irak itu menjelaskan bahwa meskipun ratusan ribu orang Kristen lain di Irak Utara telah melarikan diri dari rumah, mereka memilih untuk tinggal dan melayani.

Bashar Alsaqat, demikian nama dokter, mengatakan mereka ingin tinggal dan membantu sesama warga Irak yang tersisa yang tidak tahu kemana tujuan mereka pergi.

"ISIS tiba pada 2014. Semua orang melarikan diri dari Dataran Niniwe, tapi kami memutuskan untuk tinggal," ujarnya. "Saya seorang dokter dan istri saya adalah seorang guru, dan kami tinggal untuk melayani orang-orang sebangsa kami."

Sementara itu, Nabeela Jahola (istri dari Bashar Alsaqat, red) menyatakan bahwa ia dan seluruh anggota keluarga sudah sepakat memutuskan untuk mengizinkan saudara-saudara/i mereka yang terlantar untuk mencari perlindungan di rumah mereka sendiri.

"Ini sungguh sulit. Alih-alih memasak untuk empat, saya harus memasak untuk 50 (orang)," ujar Jahola. "Kami sudah menyerahkan tempat tidur kami dan memberikan kasur untuk orang lain. Kami harus bangun pagi untuk membeli makanan untuk semua orang-orang ini. Mereka datang di malam hari dan kami merasa perlu untuk membantu mereka, memberi mereka makan dan menyediakan tempat tidur di mana mereka bisa tidur."

Sebenarnya, para pengungsi tersebut bukanlah satu-satunya keluarga yang telah mereka tolong. Alsaqat menjelaskan ia memiliki pengalaman dalam pemulihan berbagai jenis luka akibat pertempuran, tetapi salah satu tantangan yang paling sulit yang ia hadapi kini adalah membujuk para kolega dokter untuk mengobati luka-luka para tentara IS (juga dikenal sebagai ISIL, ISIS, atau Death).

"Mereka melihat para tentara tersebut seperti musuh. Tetapi, saya mencoba untuk meyakinkan mereka bahwa orang ini adalah manusia. Itu sebabnya kita harus membantu mereka, bahkan jika operasi harus dilakukan selama dua atau tiga jam," pungkas Alsaqat.

Sumber : christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami